Rintikan gerimis membuat selimut semakin erat di tubuh Ira. Namun semenjak 1 bulan setelah menikah dengan Rio, ia menjadi seseorang yang jauh lebih tanggung jawab. Ira segera melawan rasa kantuk dan dingin itu untuk segera lari ke dapur untuk menyiapkan makanan spesial untuk suami tercinta nya.
Ira bersyukur saat ini ia tidak sendiri lagi di rumah. Ia menemukan sosok seperti Ibunya dakn Bapaknya seperti dulu.
Rio sangat menomor satukan kebahagiaan Ira. Ia sangat mendukung semua kegiatan Ira untuk mencapai semua mimpi yang ia niatkan untu Ibunya.
"Engga usah masak engga apa-apa kok dek, mas juga engga tega lihat kamu dingin gini harus tetap turun masak."
Ucap Rio yang telah melihat sang istri beranjak pergi dari tempat tidur."Aku istri yang berbeda."
Jawab Ira tersenyum jahil dan langsung menghampiri dapur."Hemmm. Kayaknya kamu lupa sesuatu deh."
Ujar Rio yang tengah berdiri di pintu dapur dekat Ira."Engga lupa-lupa."
Balas Ira yang tetap sibuk dengan aktivitasnya."Pascasarjana."
Bisik Rio yang membuat Ira langsung mengubah ekspresi bahwa ia benar-benar lupa."Yaudah jangan ganggu biar cepat selesai dan cepat pergi."
Jawab Ira yang sudah super ngebut mengerjakan masakan yang ia inginkan.Ira telah bersiap-siap untuk menempatkan kakinya ke dunia kampus lagi. Namun saat ini berbeda dengan suasana saat pertama dulu, sekarang ia sudah di tingkat S2.
Ira dengan ramah melewati semua yang berada di kampus dan melaksanakan kewajibannya sebagai si penuntut ilmu.
"Alhamdulillah."
Ujar Ira membuang nafas lega. Ira telah selesai dengan urusan kuliah hari ini, saat ini ia tengah menunggu jemputan Rio untuk mengantarnya memeriksa semua kegiatan karyawan di butik miliknya.Tiittt tiiit tiiit
Suara mobil Rio yang sudah sangat Ira hafal langsung menbuat Ira tersenyum. Rio sangat standbay untuknya, hal itu yang membuat Ira sadar bahwa bahagia itu sederhana.Ira terlihat sedang memeriksa semua barang di butiknya. Sedangkan Rio duduk dengan kegiatan serius di depan laptopnya di meja yang biasa ia dan Ira tempati di butik.
"Pak maaf ganggu waktunya."
Tiba-tiba Rio dikagetkan dengan kehadiran seorang karyawan yang tampak ingin menbicarakan hal yang serius padanya.Ia melirik ke Ira, ternyata istrinya memang tengah serius mengecek semua isi butik.
"Baiklah, sebentar lagi saya dan Ibu akan ke sana. Kamu hubungi karyawan yang menunggu di sana untuk mempersiapkan semua."
Perintah Rio yang langsung di laksanakan oleh si karyawan."Eh iya, ya ampun kok aku bisa lupa kayak gini sih."
Ucap Ira yang seketika mengetuk kepalanya kesal karena hari ini ia kurang fokus."Yaudah ayo berangkat."
Rio langsung memegang tangan Ira untuk memasuki mobil.Mereka akan meresmikan 2 cabang butik hari ini. Bukan hanya itu, setelah urusan butik selesai Rio akan menemani Ira untuk menjalankan niatnya yang sedari dulu ingin membangun sebuh perpustakaan gratis untuk anak-anak di kampung.
"Bismillah."
Ira langsung menggenggam tangan Rio seolah meminta dukungan untuk semua keputusannya dan semua yang akan diresmikan hari ini.Semua tamu yang ada di butik tengah menunggu acara yang akan dilaksanakan. Mereka sangat ingin menikmati semua promo di butik Ira yang baru ia resmikan.
Ira memiliki kepercayaan pada setiap karyawannya. Jadi ia memberikan tanggung jawab pada karyawan untuk mengatur sesuai semua instruksi Ira tentang butik sebaik mungkin. Ira hanya memeriksa 1 minggu sekali, diluar itu ia sangat yakin oleh karyawan yang telah ia pilih.
"Udah siap?"
Tanya Rio meyakini Ira. Karena Rio tahu jika sudah di kampung nanti, Ira pasti akan kembali mengingat kenangan yang telah ia kubur bertahun-tahun lamanya."Insyaallah."
Jawab Ira senyum tipis.Ira sedikit ragu, namun ia berusaha meyakinkan diri karena disamping itu ia juga merindukan kampung kelahirannya.
Rio sangat senang dengan keyakinan Ira. Ia benar-benar bahagia telah memiliki teman hidup seperti Ira.
"Bismillah."
Ucap Ira saat memasuki area kampung halamannya.Detak jantung Ira mulai terasa kencang. Ingatannya mulai berputar kembali. Ia mencoba menutup matanya berulang kali dan tidak disadari air matanya kembali jatuh.
"Stttt. Lihat aku, kita di sini untuk memperbaiki nama Ibu. Jadi kita harus kuat."
Ucap Rio yang menarik wajah Ira untuk memberikan kekuatan bagi Ira.Rio tahu perasaan istrinya, ia juga merasakan hal yang sakit di kampung ini. Namun mereka harus meninggalkan kenangan yang indah setelah ini.
Ira menghapus semua kesedihannya dan mengikuti semua ucapan Rio.
Sebelum mereka datang ke tempat yang akan dijadikan perpustakaan itu, Rio memilih mengajak Ira untuk melihat rumahnya yang sudah bertahun-tahun ditutup.
"Hikkkssssssss"
Tangis Ira mulai terdengar. Semua ia ingat kembali. Rumah yang saat ini kosong, lusuh, dan terasa menyakitkan membuatnya tidak bisa mengatur rasa sedih di dirinya.Rio langsung memeluk istrinya yang tak henti menangis melihat semua tenpat-tempat yang ia lalui bersama kedua orang tuanya.
"Lupakan kepahitan itu. Semangat, kita akan mengubah semua itu."
Ucap Rio pelan dan dibalas anggukan oleh Ira.Semangat anak-anak kampung membuat Ira sangat senang. Anak-anak kecil tengah menanti kehadiran Ira, mereka sudah tidak sabar bisa membaca tanpa mengeluarkan biaya.
Dengan cepat Ira menyapa mereka semua dan tidak lupa memberi amplop ke masing-masing anak.
"Bismillahirahmanirrahim"
Ira langsung memotong pita peresmian perpustakaan miliknya yang ia dirikan untuk tempat gratis."Alhamdulillah. Yeeeeeeeeee"
Semua suara kesenangan anak-anak membuat Ira benarcbenar terpukau. Ira tidak melewatkan momen itu, ia segera mengajak mereka foto sebagai kenang-kenangan yang akan selalu ia ingat.Setelah puas dengan menghabiskan waktu mengajari anak-anak di perpustakaannya. Ira langsung berpamitan ke mereka. Ira belum siap jika harus menginap di kampung ini lagi, Ira tidak ingin ia bertemu oleh orang-orang yang ucapannya masih berasa di jiwa Ira.
"Yaudah, sebelum kita kembali ke rumah. Sekarang ikut akundulu yuk."
Ajak Rio yang langsung dipatuhi oleh Ira.Tidak ada rasa curiga bagi Ira. Ia yakin Rio akan membawanya ke tempat yang tidak mengecewakan.
"Loh kok ke sini?"
Tanya Ira bingung saat mobil Rio mengarahbke pemakaman Ibu dan Bapaknya."Tumpahkan semua di sini. Mereka akan jauh lebih senang kita ke rumah mereka."
Ujar Rio yang telah mendapati Ira kembali menangis.Rio membiarkan Ira meluapkan semua rasa yang selama ini ia pendam. Walau sebelum berangkat Ira meminta belum akan ke sini jika mimpinya belum semua tercapai, namun Rio berkata lain. Rio menginginkan Ira menjenguk dan menghapus semua rindunya selama ini.
"Hikssss. Ira janji akan mewujudkan semuanya dan akan kembali ke sini membawa kabar itu."
Ucap Ira yang berada di tengah-tengah makam kedua orangtuanya."Hapus ya. Sekarang kita berdoa."
Rio menghapus semua air mata di pipi sang istrinya dan menarik untuk duduk bersebelahan dengannya mengirim doa ke Ibu Bapak Ira."Terimakasih. Kamu segalanya."
Ira langsung memeluk Rio. Tidak bisa mengucapkan apa pun, ia benar-benar bersyukur memiliki imam yang sebijak Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Untuk Ibu(Tamat)
Genel KurguTidak peduli seberapa tinggi mimpi yang Qoirah miliki. Yang terpenting baginya adalah apa yang ia lihat dalam mimpi malamnya akan ia dapatkan secara nyata demi sang Ibu. Event_35hari_thebwwhydraksi