Part 16 Cabang baru

11 2 0
                                    

Perasaan Ira sudah terpenuhi oleh berbagi keindahan bunga yang berwarna warni. Ia telah menghitung penghasilan jualan tapenya selama 4 bulan ini. Ia menghitung secara rinici, bahkan itu telh diluar biaya pembaruan tokonya sekarang.

Dengan wajah penuh senyuman ia berbincang dengan Ibu kesayangannya mengenai hasil yang telah ia dapatkan.

Ia masih bingung, Ibunya menyuruh untuk membuka cabang toko, sedangkan Ira berkeinginan untuk mengganti mata sang Ibu. Namun pilihan Ira juga terhambat oleh pihak rumah sakit. Belum ada mata yang cocok untuk sang Ibunya, karena itu belum bisa melakukan operasi.

Hari ini Ira ingin kembali meminta saran Ibunya, apakah ia harus membuka cabang dulu atau biarkan uang itu ditabung sampai pihak rumah sakit mengabarinya kembali.

"Bukalah cabang baru, biar nanti setelah mendapat hasil dari sana baru niat kamu untuk Ibu kamu laksanakan" ucap Ibu Ira dengan sangat meyakinkan Ira.

Ira sedikit berpikir, omongan Ibunya juga benar. Jika ia pendam uang itu bisa saja nanti akan terpakai, tapi kalau ia buka cabang baru pasti akan menghasilkan kembali.

Saat ini Ira sama Ibunya lebih sering tinggal di toko dari pada di rumah mereka. Karena mereka ingin menghemat ongkos untuk pergi kesana kemari. Dengan tinggal di toko membuat Ira juga cepat membuka dan bisa lebih lama untuk tutup, lagi pula ada salah satu karyawan tokonya yang tinggal di toko karena tidak memiliki uang untuk menyewa kamar kost. Ira sangat tidak keberatan karena dengan itu ia jadi memiliki teman kecuali Ibu.

Kebetulan juga Papa Rio sedang berada di luar kota, jadi ia disuruh untuk libur sementara waktu. Karena itu Ira ingin fokus ke tokonya.

Ira menyetujui saran Ibunya, ia berniat hari ini untuk pergi ke lokasi toko yang akan ia buka. Ia meninggalkan tokonya dengan semua karyawan yang bekerja tidak lupa ia memberitahu untuk selalu menjaga Ibunya saat ia sedang di luar.

Dengan semangatnya Ira pergi mengendarai motor baru miliknya menuju lokasi toko.

Tidak lama ia telah melihat beberapa orang berada di lokasi, iya itu adalah pemilik toko yang akan ia beli dan salah satu karyawan Ira yang sudah ia perintah untuk mengecek keadaan toko.

"Jadi sah ya mbak" ucap orang yang menjual toko itu dengan mengulurkan tangannya tanda terimakasih ke Ira.

Ira langsung mengelilingi toko itu, ia memikirkan bagaimana cara mengubah keadaan toko ini untuk terlihat lebih baru dan lebih menarik perhatian pengunjung.

Toko yang berada di pinggir jalan raya membuat Ira yakin akan mendapat peluang yang cukup ramai pengunjung. Bahkan ia juga berniat di toko ini bukan hanya menjual tape ubi melainkan menjual berbagai makanan yang bahan utamanya adalah ubi.

Dengan memerintahkan beberapa karyawan baru yang sudah melamar di toko barunya ini, ia mengajak salah satu dari mereka untuk menemaninya pergi ke peralatan bangunan serta menemui seorang tukang yang memang ahli di bidang pembaruan sebuah toko.

Selagi menunggu karyawannya, ia berdiri di depan toko itu dengan senyuman tipis.
"Aku akan buktikan lebih dari ini pak. Ucapan terakhir yang Bapak katakan ke aku untuk memberi senyuman ke Ibu akan aku kabulkan perlahan pak"
Ucap Ira yang hanya dapat ia dengar sendiri.

Tidak lama telah terlihat seorang karyawan yang sangat siap menemani Ira. Tanpa menunda waktu mereka pun segera berangkat.

"Terimakasih ya mbak, semoga puas dengan bahan-bahan dari kami"
Ucap pemilok toko tempat Ira membeli bahan-bahan pembaruan tokonya.

Setelah semua selesai, mereka langsung kembali ke toko dan memberi penjelasan pada seorang yang telah siap untuk mengubah menjadi toko yang menarik.

"Baiklah mbak, besok saya akan mulai mengerjakannya"
Ucap tukang itu saat telah mendengarkan penjelasan Ira.

Dengan semua telah terselesaikan Ira mempercayakan pada seorang karyawannya untuk menemani tukang yang akan bekerja besok. Ira bsrpesan dengan penuh kepercayaan oleh nya.

"Bagaimana nak?"
Tanya Ibu Ira saat mengetahui Ira sudah kembali ke tokonya.

Ira langsung mendekati Ibunya, ia tahu pasti dari tadi Ibu menunggunya.

"Alhamdulillah bu"
Ucap Ira yang memeluk Ibunya menandakan bahwa ia sangat bahagia.

"Ibu senangkan?"
Tanya Ira dengan keadaan masih memeluk Ibunya.

"Ibu sangat senang dan bangga sama kamu nak"
Balas sang Ibu dengan sedikit meneteskan air mata.

"Bapak pasti senang juga ya bu"
Ucap Ira kembali
Ibunya hanya diam dan mengelus puncak kepala Ira.

Karyawan yang menyaksikan antara anak dan Ibu itu ikut tersenyum bahagia, mereka sudah tahu bagaimna perjuangan Ira. Saat mengetahui karyawannya memperhatikan, Ira langsung melepaskan pelukannya dari Ibunya.

Ira langsung menuntun Ibunya untuk kebelakang, ia ingin makan siang bersama Ibunya.

"Mau makan juga dong"
Ira langsung menoleh saat mendengar suara itu, iya tidak salah dugaan Ira, itu adalah teman dekatnya yaitu Alina.

"Selamat ya Ra"
Ucap Alina dengan mengulurkan tangannya dan langsung memeluk Ira.

"Rio pasti senang kalau tahu ini Ra, tapi sayang ia masih cukup lama pulang"
Entah kenapa Alina seakan kelihatan bahwa sedang merindukan Rio.

Sebenarnya Ira juga rindu Rio, apalagi saat ia bekerja di rumah Rio beberapa hari yang lalu. Biasanya ia selalu menemui Rio yang sedang asik dengan buku-buku di kamarnya, namun sekarang kamar itu tertutup rapat.

Banyak perbincangan yang mereka lakukan, yang jelas lebih banyak membicarakan Rio.

Ira berniat untuk mencari ubi hari ini, ia harus mencari tempat berlangganan lain lagi. Karena ia harus memvutuhkan banyak ubi untuk mengisi toko barunya.

Mendengar bahwa Ira akan pergi mencari ubi Alina pun dengan semangat meminta untuk ikut. Tidak lupa Alina ingin menyuruh Ira mengajaknya melihat toko baru miliknya.

"Aku bangga Ra sama kamu. Semoga mimpi-mimpi kamu benar tercapai satu per satu ya Ra"
Ucap Alina yang terlihat bangga oleh kerja kerasa Ira.

"Makasih ya Lin kamu salah satu sakso perjalananku, namun ini belum kesuksesan Lin, aku belum memberikan senyum yang sangat baghagia ke Ibu. Ininsemua baru bisa Ibu dengar belum dapat Ibu lihat"
Balas Ira yang belum cukup puas karena niatnya yang ingin mengganti mata Ibunya belum tercapai.

"Tapi kamu harus bersyukur Ra"
Kata Alina menatap Ira.

"Aku sangat bersyukur Lin, tapi maksudku perjalanan dan semangatku tidak boleh hanya sebatas ini"
Balas Ira membenarkan perkataannya sebenarnya.

Ira benar-benar bahagia hari ini. Setelah menyelesaikan masalah keperluan toko. Ia langsung mampir ke makam sang Bapak.

"Semoga Bapak melihat kebahagiaan Ira hari ini ya pak. Semua yang Ira dapat adalah semangat dan dukungan Bapak yang dari dulu dan sampai sekarang masih Ira rasakan saat Ira usai shalat"
Ucap Ira sembari memeluk makam sang Bapak.

Ira benarcbenar bersyukur dan ia harap tidak akan lama Ibunya mampu tersenyum bahagia melihat wajah Ira dan toko baru yang dibangun atas dasar saran Ibunya.

Mimpi Untuk Ibu(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang