Sudah hampir 6 bulan Ira hidup sebatang kara di kota. Suka duka dirasa sendiri. Ia pun telah merasakan bagaimana kelaparan sendiri, bagaimana kebingungan saat kehabisan uang, dan merasakan kebaikan orang kota yang memahami keadaannya.
Ia sudah bekerja di pabrik bahan pakaian. Ia bekerja sebagai desain pakaian wanita. Walaupun sebelum ia menjadi pegawai pabrik ia harus bekerja dulu di warung makan pinggir jalan, namun pelanggan yang baik memberikannya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di pabrik.
"Lagi senang ya Ra?"
Tanya salah satu pegawai pabrik yang memecahkan lamunan Ira yang terlihat tersenyum sendiri."Eh mbak, alhamdulillah mbak"
Jawab Ira sangat ramah pada teman kerjanya."Yaudah kerja lagi yuk. Semangat"
Balasnya sambil pergi meninggalkan Ira ke lantai bawah.Ira senang di kota ia menemukan orang-orang baik, walaupun orang tidak mengetahui latar belakangnya namun Ira tetap berusaha mengubur rasa sakitnya dimasa lalu, ia akan mengumgkapkan kepahitan itu saat mampu membuktikan semua keberhasilannya.
"Semua akan ku raih secara perlahan bu"
Ucap Ira langsung mengambil kertas yang akan ia lukis sebagai desainnya hari ini.Waktu makan siang tiba, namun Ira memilih untuk memakan bekal miliknya sendiri dari pada harus keluar ke kantin. Ia harus berhemat agar nanti ia bisa menyiapkan untuk biaya kontrakan dan biaya hidupnya.
"Ra sini aja, aku juga bawa bekal"
Ajak pegawai yang tadi pagi menghampirinya.Tanpa berpikir lama Ira langsung mendekatinya dan mengeluarkan makannan untuk saling berbagi.
"Ra aku mau ngomong sesuatu ke kamu"
Mendengar ucapan temannya yang cukup terlihat serius Ira langsung menatapnya menandakan ia mau tahu apa yang akan dibicarakannya ke Ira.
"Kamu benaran engga mengenali aku ra?"
Tanya pegawai itu ke Ira.Mendengar ucapannya Ira sedikit berpikir maksudnya apa ngomong seperti itu dan semakin memberi ekspresi bingung ke arahnya.
"Aku Nia Ra"
Sambungnya kembali."Hmm iya, kan kamu kemarin sudah kenalan ke aku. Aku tahu nama kamu Nia"
Jawab Ira yang tambah bingung maksud dari semuanya."Maaf ya ra, dulu aku yang menyakiti kamu saat Karin merusak sapu tangan milik kamu"
Jelasnya mengingatkan Ira.Ira langsung mengingat semua kejadian yang ia bicarakan. Kepala Ira terasa sakit dan air matanya tanpa aba-aba seketika mengalir.
"Maaf ya Ra"
Ucap Nia yang langsung meraih tangan Ira.Nia terlihat sangat merasa bersalah akan semua perbuatannya dulu ke Ira.
Ira memang tahu namanya Nia, namun Ira benar tidak mengenalinya. Karena Nia yang Ira temui sekarang sudah sangat berubah drastis. Yang lebih baiknya lagi Nia yang ada di dekat Ira saat ini telah berjilbab sesuai syariat.
"Kamu benaran? Tapi sama sekali engga mirip"
Jawab Ira jujur."Iya ra, dulu aku mengalami musibah. Rumahku kebakaran, lalu aku tidak bisa keluar dari kamar, jadi wajahku ikut rusak ra akibat api. Bahkan aku sempat koma"
Jelas Nia yang suda dibanjiri air mata di pipinya."Maaf ya Nia aku engga tahu"
Ucap Ira sedikit merasa bersalah karena membuat Nia ingat kembali musibahnya."Tidak apa ra, karena musibah itu sekarang aku bisa lebih baik dari masalalu ku. Alhamdulillah sekarang kamu lihat sendiri yang aku kenakan"
Balas Nia yang berusaha menghapus semua kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Untuk Ibu(Tamat)
General FictionTidak peduli seberapa tinggi mimpi yang Qoirah miliki. Yang terpenting baginya adalah apa yang ia lihat dalam mimpi malamnya akan ia dapatkan secara nyata demi sang Ibu. Event_35hari_thebwwhydraksi