Part 24 Tidak Sesuai

10 2 0
                                    

Keringat yang membasahi pelipis wajah Ira telah bercucuran tanpa henti. Ira benar-benar lelah setelah jalan kaki dari kontrakannya menuju perusahaan yang ingin ia datangi. Sebenarnya Ira bisa untuk naik ojek, tapi Ira sayang sama uangnya. Ia takut jika nanti belum dapat kerja uangnya habis.

Ira berusaha merapikan kembali pakaiannya dan jilbab yang ia kenakan, serta tidak lupa mengelap semua keringatnya menggunakan tisu yang ada di tas miliknya.

Cemas, takut, gemetar, semua merasuki Ira. Ia belum pernah sekalipun memasuki perusahaan sebesar yang ada di hadapannya sekarang. Ia pun belum yakin sama surat lamaran yang ia bawa.

Ira mulai memasuki kawasan perusahaan, terlihat ada seorang satpam yang standbay di pintu kaca perusahaan itu. Ira mendekat ke satpam, ia menetralkan rasa gemetarnya dengan cara menganggap satpam itu adalah satpam waktu di sekolah dulu.

"Ada yang bisa saya bantu?"
Ujar satpam saat mendapatkan Ira yang mendekatinya.

Ira langsung menanyakan semua tentang tata cara melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. Tanpa memikirkan dirinya dianggap bodoh atau apa yang penting Ira bertanya karena memang ia belum mengerti.

Satpam pun memaklumi Ira, bahkan ia mengatakan bahwa tidak cuman Ira yang seperti ini. Lagian tugasnya juga sebagai pengarah setiap tamu.

Setelah memberi sedikit penjelasan ke Ira, satpam itu pun mengarahkan Ira untuk masuk menemui salah satu pegawai perusahaan tersebut.

"Terimakasih pak"
Ucap Ira sambil menandakan tangannya untuk ucapan terimakasih ke satpam itu.

"Sama-sama. Semoga sukses"
Balas satpam dengan senyum begitu ramah.

Ira pun disambut dengan sopan oleh pegawai perusahaan itu, Ira langsung duduk di kursi yang telah disediakan.

"Coba saya lihat berkasnya"
Ucap pegawai secara ramah ke Ira.

Dengan cepat Ira memberi berkas yang ia bawa.

Ira benar-benar takut saat ia membaca semua berkas Ira, tidak ada yang bisa Ira lakukan kecuali doa.

"Baiklah, saya sudah membaca semua berkas milik kamu. Tapi maaf ya, di sini kami mengutamakan orang yang sudah berpengalaman dahulu. Terimakasih ya"
Ujar pegawai setelah membaca semua berkas milik Ira, dan sudah begitu jelas bahwa ia belum bisa menerima Ira.

Dengan lapang dada Ira menerima apa yang dikatakan pegawai itu.

"Ow iya mbak tidak apa. Terimakasih mbak"
Balas Ira dengan langsung berdiri bersalaman dengan pegawai itu dan langsung meninggalkan ruangan perusahaan.

"Bu Ira ditolak"
Gumam Ira sambil berjalan menuju depan perusahaan.

"Tidak. Ini baru satu, semangat"
Ucap Ira menyemangati dirinya sendiri.

Ira mencari kertas alamat perusahaan yang juga akan ia coba datangi hari ini.

Berbagai sudut mata melihat Ira dengan sedikit keanehan. Ira sangat tahu kenapa semua orang melihatnya begitu. Bagaimana tidak, penampilan Ira begitu rapi, namun diterik matahari yang semakin memancar ia tetap memilih berjalan kaki.

"Wah, ini jauh lebih bagus dari yang tadi"
Ucap Ira yang sangat terpesona oleh kemegahan perusahaan yang akan ia datangi.

Ira kembali memperbaiki penampilannnya, ia harus tampil fresh di depan semua orang biar orang lain tidak kembali melihat dengan keanehan.

"Permisi"
Ucap Ira mendatangi satpam yang tengah duduk di pos dekat parkir semua pegawai perusahaan.

"Iya ada apa"
Balas satpam dengan wajah yang cukup menakutkan. Raut wajah yang menyeramkan, serta dengan postur tubuh yang sangat berlipat ganda dari Ira.

Ira menarik nafasnya seketika dan mencoba mengeluarkan suara dengan menghilangkan rasa takutnya.

"Langsung saja ke sana"
Jawaban singkat dari si satpam yang membuat Ira sedikit kesal. Satpam yang kali ini sama sekali tidak bisa ia samakan dengan satpam sekolah nya.

"Baiklah, terimakasih"
Balas Ira yang sedikit memberi senyuman sopan dan langsung berlalu pergi meninggalkan pos satpam itu.

Saat memasuki ruangan perusahaan yang sangat megah itu Ira bingung mau ke arah mana. Saat masuk belum ia temui satu meja pun.

"Awww"
Ringis Ira saat tubuhnya hampir jatuh, sedangkan berkas yang ia pegang telah berantakan di lantai.

Ira dan orang yang menabraknya pun langsung mengambil semua berkas yang jatuh itu.

"Maaf ya, saya tadi buru-buru"
Ucap wanita yang terlihat seperti pegawai perusahaan yang sedang Ira datangi.

"Tidak apa-apa mbak"
Balas Ira yang membalas dengan senyumnya.

"Kamu mau kemana?"
Tanya wanita itu yang melihat penampilan Ira dan semua yang Ira pegang.

Ira menjelaskan maksud kedatangannya ke perusahaan tersebut.

Mengerti dengan semua penjelasan Ira, wanita itu langsung mengajak Ira mengikutinya. Ia mengantarkan Ira ke pegawai yang mengurus semua tentang penerimaan pegawai baru.

"Terimakasih mbak"
Ucap Ira ke wanita yang mengantarnya untuk tiba di meja pegawai yang akan melihat semua berkas miliknya.

Pegawai yang ada di hadapan Ira saat ini sangat ramah. Ia menanyakan terlebih dahulu asal Ira dan semua tentang Ira yang masih terbilang umum.

Setelah semua pertanyaan yang seperti perkenalan itu telah Ira jawab. Ia meminta semua berkas Ira untuk ia periksa.

"Berkas yang kamu siapkan sudah bagus. Boleh saya simpan dulu?"
Ucap pegawai itu yang masih belum sepenuhnya Ira pahami.

"Terimakasih mbak. Tapi maksudnya itu gimana?"
Balas Ira yang sedikit malu dengan pertanyaannya yang sangat terlihat bodoh.

Pegawai itu langsung menjelaskan ke Ira maksud semua ucapannya tadi dan langsung dapat Ira pahami.

"Baiklah mbak. Saya sangat berharap bisa diterima di sini"
Ucap Ira saat tahu bahwa berkasnya ingin diproses dulu dan jika beruntung ia akan di hubungi lagi untuk kembali datang ke perusahaan itu.

Ira melepaskan nafasnya yang sedikit sesak karena rasa takutnya saat di dala ruangan. Ia memilih pergi ke warung yang di sebrang untuk istirahat sebentar dan membeli minum karena ia rasa tubuhnya sudah kekurangan energi.

"Apa aku emang engga coco ya kerja di perusahaan?"
Tanya Ira pada dirinya sendiri. Ia sedikit sedih, sudah dua perusahaan namun ia belum diterima.

Ia kembali mengambil kertas dan membaca alamat perusahaan yang lain. Tidak lama ia kembali berusaha untuk melamarkan berkas yang telah ia siapkan.

Tidak tahu lagi keringat yang ia keluarkan hari ini sudah berapa banyak. Begitupun dengan kakinya, Ira rasa saat sepatu yang ia kenakan dilepas nanti kakinya akan sedikit bengkak.

Lima perusahaan yang telah ia masukkan berkas satu pun belum ia dapatkan keputusan.

Waktu terus berjalan, tanpa berpikir untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain lagi Ira lebih memutuskan untuk pulang ke kontrakannya kembali.

Ia hanya berharap semoga ada yang menghubunginya untuk mengatakan bahwa ia diterima.

Ira senyum-senyum sendiri memikirkan hal yang telah ia lakukan hari ini. Bahkan di perjalanan pulang ia sudah tidak menggunakan sepatu yang ia kenakan tadi, ia lebih memilih untuk tanpa alas kaki, baginya itu akan lebih mempercepat untuk ia tiba di kontrakan.

Ternyata mencari pekerjaan yang ia inginkan di kota ini tidak semudah apa yang ada di angan-angannya.
Namun Ira menepis semua pemikiran kecewanya.

"Semoga ada kabar baik"
Ucap Ira ditengah perjalanan yang menyusuri pinggiran jalan perkotaan sembari untuk menghilangkan rasa prustasi atas semua harapan yang sangat tidak sesuai hari ini.

Mimpi Untuk Ibu(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang