Dara adalah paduan antara kekesalan dan tidak tahu malu menurut Dewa. Yang pantang menyerah walaupun ditolak berulang kali dan berbagai cara. Dengan kalimat pedas dan penolakan dengan cara paling kasar pun tidak diindahkan oleh Dara. Jiwa optimis yang dimiliki oleh Dara membuat Dewa kewalahan.
Seperti saat ini, di siang hari setelah bel istirahat bergema.
"Dewaku, mau kekantin yah? Gak usah yah. Nih Andara bintang Jelita milik Dewa sudah membawakan bekal yang dibuat sepenuh hati. Nasi goreng cumi pedas. Kebetulan tadi malam ada tetangga rumah yang baik hati yang mau berbagi" dengan gaya andalan jurus mautnya Dara menyambangi kelas Dewa. Dan itu adalah pekerjaanya setiap hari sebelum bekerja. Untuk menjajakan kue buatan ibunya keteman-temannya. Jiwa dagangnya bergejolak. Tapi sebelum itu dilaksanakan. Menghampiri sang pujaan hati terlebih dahulu.
Dewa yang mendengar komat kamit ala Dara hanya memutar bola matanya karena dia tau siapa yang dimaksud dengan Tetangga baik hati oleh Dara. Tidak lain dan tidak bukan ialah dia sendiri. Karena tadi malam Ibunya memaksa untuk membawakan cumi segar dan ikan segar hasil tangkapan pak Budi sopir keluarga yang kadang-kadang diizinkan untuk bernelayan sejenak. Karena pada dasarnya pak Budi dulunya nelayan dan kemudian dijadikan sopir oleh ayahnya. Dan dia tidak tahu lagi cerita dibalik itu semuanya. Dan kemarin kebetulan pak Budi baru saja menemani Ayahnya memancing selingan dari hobi ayahnya.
Dan sekarang dengan tak tahu malunya lagi, Dara menawari cumi pemberiannya untuk ia makan kembali. Bah, memangnya Dewa pengemis apa." Bawa jauh-jauh nasi goreng itu. Baunya nyengat sekali. Memangnya aku pengemis makan makanan sisa, mana rasanya gak enak pasti" sambil berlalu menuju kantin. Lebih baik makan dikantin yang terjamin higienis dibanding makan makanan sampah. Itu pemikiran Dewa.
Dara dengan senyum berserinya, menampik ocehan manis Dewa dengan semangat.
"ini bukan makanan sisa, Dewaku. Ini masih baru kok. Baru tadi pagi aku buat khusus untuk Dewa. Dimakan yah. Nih" Dengan semangat memberikan kotak makanan biru itu kehadapan Dewa disertai senyum berserinya.
Dewa dengan tidak tahu terima kasihnya, menampik makanan yang dijulurkan Dara dengan keras hingga semuanya berhamburan dilantai depan kelas Dewa. Kemudian meninggalkan Dara begitu saja dengan mata shock melihat kotak makanan kesukaannya terhempas jauh dan isinya berserakan dimana-mana.
"Cih, makan tuh makanan sampah. Memangnya dia pikir Dewa Langit mahendra butuh nasi pemberian apa. Sampai kapan pun Dara dan Dewa itu tidak akan cocok bersanding. Dewa tidak semudah itu tercapai" dengan menggerutu menuju kantin untuk mengisi perutnya dengan makan siang bergizi.
Sedangkan Dara yang semula yakin, makan siang yang dipersiapkan khusus untuk Dewa kali ini akan diterima baik oleh Dewa karena hari ini menunya luar biasa special. Cumi pedas. Yang kata ibunya Dewa adalah makanan kesukaannya Dewa kini berkakhir dilantai dan menjadi kotor. Padahal selama ini Dara mengira Nasi goreng yang selama ini dibuatkan untuk Dewa tidak diterima dikarenakan bau ikan asin. Seperti yang selalu Dewa keluhkan selama ini. Nyatanya makanan super spesial sekalipun tidak akan dipandang oleh Dewa jika itu adalah darinya.
Dia tersenyum miris, betapa jarak dia dan Dewa sungguh Jauh. Bagaikan Bumi dan langit. Yang tak bisa ia raih. Padahal nama tengah mereka sama-sama bagian dari tata surya. Bintang dan Langit. Tapi mengapa dia dan Dewa sungguh tidak bisa disatukan. Dia yang selangkah mendekat dan Dewa seribu langkah menjauh.
Tapi tak mengapa, selama Dewa masih sendiri. Dara akan terus berjuang. Dia yakin suatu saat Dewa akan melihatnya dan akan berdampingan dengannya. Laksana Bintang yang ada dilangit.
Dengan mengumpulkan kembali semangatnya yang sempat Down karena perlakuan Dewa kini memungut kembali makanan itu. Yang kini dibantu oleh teman sekelas Dewa. Yaitu Tama Dirgantara yang sekaligus cowok populer lainnya disekolahnya setelah Dewa tapi dalam versi ramah dan manly.
"Tuhkan, bekalnya ditolak lagi. Besok-besok kasihnya jangan ke Dewa terus. Sekali-kali nengok ke belakang bangkunya Dewa dong. Ada cowok cakep disana yang kelaparan loh" Dengan kalimat jenakanya mulai menggoda Dara. Dan itu hampir setiap hari jika Tama melihat Dara ditolak kesekian kalinya oleh Dewa.
"Ck, bapak sehat? Perasaan duit bapak bejibun deh masa buat beli makan siang saja tidak sanggup sampai kelaparan pula" Dara dengan kalimat usilnya kembali menimpali Tama yang semakin hari semakin takjub dengan mulut manis Dara yang pandai bersilat lidah itu.
Kini setelah membereskan kekacauan yang dibuat Dewa. Dara akan berlalu dari kelas Dewa untuk misi selanjutnya sebelum waktu istirahat habis. Yakni, memanfaatkan waktu untuk jiwa dagangnya.
Tapi sebelum itu Dara lebih dulu menawari dagangannya ke objek didepannya." eh kebetulan, hari ini aku bawa kue menu baru buatan ibuku. Sekalian deh beli aja. Supaya jiwa kelaparanmu tidak kalap"
" eh, dasar pedangang. Giliran Dewa aja limited edition nasi goreng gratis pula. Lah kok aku yang hampir tiap bantuin bantuin kamu tidak dapat bonus. Itu namanya pilih kasih. Dan yang kamu lakukan itu jahat ani" Tama yang memang rada usil kembali berulah.Tapi jangan salah. Dara tidak akan semudah itu kalah.
" eh, Roma. Kau banyak uang setidaknya bantulah rakyat jelata inilah" dengan gaya menaik turunkan alisnya. Dara melancarkan jurus merayu costumer.
" Ck, baiklah. Sultan baik hati ini akan memborongnya khusus hari ini" dengan gaya songongnya Tama mengeluarkan uang lembaran dari saku seragamnya.
Dara yang dibuat takjub langsung kicep.
" Tama, baneran nih ? " dan Tama pun mengangguk mengiyakan.
" iya. Cepetan nih. Soalnya mau dibagi-bagikan ke anak OSIS nantinya"Dara yang akan mengambil uang yang dijulurkan Tama langsung terdiam.
" Oh iya Tam, kuenya kan masih ada dikelas. Kesana deh sekalian. Tunggu dikelas yah. Daaah " Dengan gembiranya Dara menuju ruang kelasnya. Karena Tama dan Dewa sekelas dan Dara beda kelas. Otomatis Tama yang akan menuju ruang kelas Dara. Dengan menggerutu." Ck, katanya pembeli adalah raja. Kok kesannya disini. Aku yang Pembeli bukan jadi rajanya yah. Malah kesannya jadi budak pula" Tapi dengan begitu langkah kakinya pun tetap mengikuti Dara.
***
Dara yang mengetahui dari Tama kalau Osis akan melakukan Rapat evaluasi bulanan. Yang kebetulan tadi memborong kue jualannya. Otomatis tahu kalau Dewa juga akan ikut rapat yang sebagai mana menjabat sebagai Wakil ketua OSIS yang Ketuanya Tama Dirgantara.Kini dibawah gazebo dekat ruang OSIS, Dara dengan terkantuk-kantuk menunggu Dewa selesai Rapat. Setelah jam menunjukkan pukul 3 siang. Akhirnya yang ditunggu datang juga.
" Akhirnya, Dewaku tiba juga. Yuk pulang" Dara dengan semangat Berteriak melupakan Kantuknya setelah melihat Dewa kini berjalan berdampingan dengan Tama menuju kearahnya.
" Ngapain tuh bocah, nungguin segala" Dewa berdecak bosan melihat Dara dihadapannya beberapa meter lagi. Padahal sebelumnya Dewa yakin hari ini sepulang sekolahnya dia akan terbebas dari yang namanya Dara karena waktu rapat kali ini Lumayan lama. Dan dia harap Dara akan pulang duluan. Dan Dewa akan bahagia.
Tama yang melihat Dara menunggui Dewa selesai rapat kini hanya tersenyum geli.
"Enaknya, capek-capek keluar rapat ada yang nungguin dihadiahi senyum seindah itu lagi" kini menimpali gerutuan Dewa yang berada disampingnya.
Sedangkan Dewa yang mendengar Tama mengeluarkan petuah yang menurutnya kekanakan itu kini hanya memutar kedua bola matanya tanda bosan.
" kamu yang enak, aku mah ogah. Kalau mau ambil aja sana" Dengan sambil lalu meninggalkan Tama yang kini berhenti sejenak kemudian meneriaki Dewa.
" Beneran Wa, bisa buat aku aja? Serius" Dengan mata berbinar Tama menegaskan.Sedangkan Dewa yang yang mendengar teriakan Tama kini berhenti melangkah dan berfikir sejenak dan menoleh.
" Tahu ah"
Dewa yang merasa terganggu dengan ujaran Tama kini mulai berfikir.
Dara ?
Tama naksir Dara?Tbc
Typo detected please !!
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET AND SPICY
ChickLitE N D🌼1/7/2020 -- 30/6/2021 Dewa yang Arogan, Sinis, dan bermulut pedas. Tidak terima ketika Dara si pendek, gemuk, dan Cengeng, menjadi Tetangga sekaligus stalker nomor satunya. Dimana ada Dewa maka Dara akan menyertai, kayak gula dan semut. seper...