31. Misi Terselubung

500 76 18
                                    

Dengan senyum yang tak pernah lepas dari sudut bibirnya, Dewa bergegas naik kekamarnya tapi sebelum langkah kakinya naik ditangga,suara Ayahnya menghentikan langkah itu.

" Ayah lihat akhir-akhir ini, kamu lebih banyak mengalihkan tugasmu ke Asisten kamu itu" dengan duduk tenang melihat anak bujangnya yang kini berjalan ke arahnya.

" Jadi sekarang Ayah sudah jadi detektif? Memata-matai anaknya sendiri?" dengan wajah kembali datar Dewa kini duduk tak jauh dari ayahnya berada.

" Ayah hanya ingin kamu tetap fokus dengan pekerjaanmu dan jangan lupa Bella selalu menanyakanmu tapi selalu kamu abaikan"

" Ini pekerjaanku dan aku tahu apa yang kulakukan tidak akan mempengaruhi apapun itu dan soal Bella, ayah yang memutuskan dan aku tidak pernah setuju semua itu"

" Bella adalah yang terbaik untukmu, dia anak dari sahabat Ayah dan dia dari anak terhormat"

" Itu menurut Ayah tapi tidak denganku"

" Semakin lama kamu sudah tidak bisa diatur"

" Aku sudah dewasa dan bukan lagi anak ingusan yang hanya angguk-angguk kepala saja meskipun itu bukan keinginannya"

" Dan sopan santunmu lama-lama sudah tidak lagi. Begini caramu bicara kepada orang tuamu?"

Dewa menghela nafas lelah karena setiap kali berbicara dengan ayahnya pasti akan seperti ini jadinya. Perang.

" Kalau sopan santunku seperti ini berarti aku belajar dari Ayah sendiri. Apa pernah Ayah mendengarkanku? Selama ini hanya Ayah saja yang mau didengarkan" Untuk menjauhi pembicaraan yang lama-lama akan membuatnya hilang kendali, Dewa bergegas pergi dari depan Ayahnya.

Sementara itu Indra yang melihat Dewa sudah pergi hanya memijit pangkal hidungnya dan menghela nafas, karena setiap kali mereka berbicara maka ujungnya akan seperti ini. Tidak ada titik temunya.

****

Setelah pembicaraan alot antara dia dan Ayahnya, kini Dewa mencoba beberapa kali mengirim pesan tapi sudah dihapus kemudian menulis pesan baru lagi. Itu sudah kesekian kalinya ragu kalimatnya tepat untuk dikirimkan kenomor yang sebenarnya lama sudah dikontaknya namun ragu untuk memulai.

To : ❤ ABJM
Besok kita ke lokasi pembangunan.

Setelah mengirim pesan dan menunggu balasan yang tak kunjung datang, Dewa harap-harap cemas semoga tindakannya kali ini tepat mengingat Ayahnya sudah selangkah lebih cepat mengetahui tindak tanduknya akhir-akhir ini. Apalagi jika bukan mengawasi dari kejauhan dan membuat scenario seperti kebetulan.

Untuk itu demi kelangsungan rencananya maka Dewa harus turun tangan. Sebenarnya pekerjaannya bisa diwakili Purnomo tapi rasanya dia harus bergerak cepat agar Ayahnya tidak terlalu jauh mencampuri urusannya lagi seperti dulu tanpa seizinnya.

Selang berjam kemudian nyatanya pesan miliknya tak kunjung dibalas juga hanya ada tanda bahwa sudah dibaca.

Hmm

*****

Sesuai janji hari ini Dewa dan Dara akan berkunjung kelokasi pembangunan yang meskipun tak mengiyakan nyatanya Dara menyanggupinya terbukti dengan kedatangan Dara dilokasi lima belas menit setelah kedatangan Dewa yang lebih dulu sampai dilokasi.

Setelah melakukan survei kelayakan lokasi pembangunan serta letak strategis yang memungkinkan menarik minat pelanggan lebih mudah.

SWEET AND SPICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang