6. D-Day

713 100 4
                                    

Sengaja tidak pasang main cast. Karena memang membuat story ini tanpa membayangkan siapa-siapa juga. Takutnya setelah pasang foto akhirnya kehilangan mood karena karakternya tidak sama.
Jadi karakter semuanya disini pure fiktif silahkan saja mau membayangkan siapa.

***
Hari pertama

Hari ini adalah hari yang dinantikan bagi Tim basket sekolah Dewa. Karena sesuai jadwal, tuan rumah yang akan bertanding lebih awal dengan SMA dari sekolah lain.

Maka disinilah sang kapten basket, Dewa yang sedang melakukan pemanasan sebelum pertandingan dimulai dan dari tadi matanya melihat kearah bangku penonton mengabaikan riuh cheerleaders sekolahnya riuh menyemangati. Karena sedari tadi matanya mencari kesana-kemari si Dara kurcil. Bukannya karena Rindu. Cih, bukan itu. Tapi hari ini dia ingin membuktikan ucapan si kurcil yang akan tetap duduk diam tanpa bawel meneriakkan namanya. Tapi nyatanya sampai pertandingan akan dimulai yang di cari tidak nampak juga.

Ah,syukurlah.

Setelah peluit tanda pertandingan dimulai kini bola yang kebetulan ada ditangan Dewa dioper ke Tama. Setelah melalui banyak dribble dan mengelabui lawan. Akhirnya sekolahnya mencetak 5 shoot dan itu dari Dewa. Awal yang bagus.

Setelah sesi awal selesai dan pemain di isyaratkan untuk rehat sejenak. Kini tim Dewa mulai berkumpul menyusun strategi sambil meminum air yang disediakan panitia.

Tama yang sejak tadi turut melihat kearah penonton dan mencari keberadaan Dara kini tampak heran. Karena ini adalah hal yang tak seperti biasanya. Dara tidak muncul di barisan pendukung sekolah dan tidak mendengar suara teriakan yang biasanya tidak pernah absen menyebut nama Dewa. Kalah menang tetap saja nama Dewa yang diteriakkan. Ajaibnya Dara yah seperti itu, dan orang- orang satu sekolah pun tahu.

Tapi kini ketika melihat ketidakhadiran Dara satu-satunya biang yang harus dipertanyakan ialah sosok disampingnya kini, yang sejak tadi melihat kearah bangku penonton meskipun tangannya tetap sibuk membagi siasat ke satu timnya tapi Tama melihat sesekali Dewa akan melihat kearah bangku penonton.

Tama jadi curiga.

" Dara kok tumben tidak kelihatan? Dia sakit yah? " Tanya Tama mencoba mencari tahu.

" Hah? Dara. Gak tahu kemana, barengan kok tadi pagi kesekolah. Sibuk kali dianya. Kenapa? Gak usah difikirinlah mendingan dengerin arahan dari kaptenmu dan matanya jangan jelalatan kemana-mana" Dewa mencoba berdalih, padahal sepertinya dia juga keheranan Dara tidak muncul kali ini. Tumben bener.

Sedangkan Tama yang sejak tadi curiga ke Dewa terpaksa harus menunda pertanyaannya karena tidak berselang lama. Sesi selanjutnya akan dimulai.

Hari kedua

Setelah kemarin tidak melihat Dara selama pertandingan. Dewa merasa ada saja yang berbeda dan dia tidak tahu apa.

Hari ini pun Dewa kira Dara akan datang, ternyata sama seperti kemarin. Hingga pertandingan selesai Dara tak memunculkan batang hidungnya sekalipun.

Kalau kemarin Dewa gengsi menanyakan kenapa Dara tidak hadir. Maka hari ini sepulang sekolah, saat mereka sama-sama menuju halte sekolah. Kini sudah tak tahan. Mulutnya gatal ingin bertanya dan mengganggu Dara.

Setelah berdehem beberapa kali untuk menarik perhatian Dara yang sejak tadi banyak diam.

Suara Dewa rasanya sudah seret akibat kebanyakan berdehem tapi tak digubris akhirnya memulai percakapan daripada dia mati kebosanan kan. Siapa yang rugi. Yah,Banyak pokoknya yang rugi. Anggap saja begitu.

SWEET AND SPICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang