" Hmm, iya ini mau ketemu calon arsitek dulu nanti pulang baru ke supermarket. Ibu mau nitip apa?
" Oh.. Itu saja bu?"
" Dara matiin teleponnya dulu yah bu, soalnya Dara sudah sampai di Caffe tempat janjian"
Setelah mematikan sambungan telepon dengan ibunya kini Dara memasuki Caffe dan langsung mengedarkan pandangannya untuk menemui calon arsiteknya.
Tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat di meja dekat jendela, sosok lelaki yang membelakanginya.
Dengan perasaan tak enak karena sedikit terlambat dari jam janjian akhirnya Dara menyambangi meja tersebut.
" Selamat siang pak? Maaf saya terlambat dari waktu janjian. Saya Andara Bintang Jelita perwakilan dari sweet and spicy" setelah berdiri dihadapan calon arsiteknya dan kemudian disambut dengan gelengan tak apa-apa.
" Oh tidak terlalu terlambat Bu, kami juga baru tiba beberapa menit yang lalu. Saya Purnowo assisten Bapak Langit. Sementara ini Pak Boss sedang menerima telepon"
"Syukurlah" batin Dara.
Sementara itu tak jauh dari meja tersebut atau lebih tepatnya dibalik dinding penghubung ruang bebas rokok berdirilah sosok tinggi yang mengapit rokok dibalik jari jemarinya dan kepulan asap tersebar sembari mendengarkan lawan bicaranya di balik saluran telepon.
Dari sekian banyaknya ucapan lawan bicaranya yang terdengar hanya satu kalimat atau lebih tepatnya menarik konsentrasinya yang sejak tadi terbang kemana-mana.
" Apa? Andara Bintang Jelita?"
" Iya. Nama klien yang saya mintai tolong untuk kamu handle yah namanya Bu Dara teman keponakan saya" Sahut diseberang.
Seketika itu juga Dewa mematikan asap rokoknya dengan ujung sepatu dan bergegas menuju ruang janjian dengan klien barunya.
Setelah berjalan cukup cepat dan terlihat apa yang sejak tadi diperbincangkannya ditelepon sedang berbincang serius dengan assistennya terlihat dari beberapa kali gadis disana mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti atau entahlah.
Sejenak dunia Dewa berhenti, bagaimana tidak dunianya yang selama ini hilang dari netranya kini berada 2 meter darinya.
Dunianya yang baru disadari Dewa setelah kehilangannya bertahun-tahun, setelah penyangkalan dan kebodohannya sendiri.
" Halo.. Nak Langit. Bagaimana? Om bisa minta tolong kan? " sayup-sayup masih terdengar suara Om Gede yang menelfonnya.
" Pasti Om. Selamat siang" seketika itu juga Dewa mematikan telepon dan berjalan kearah pusat perhatiannya saat ini. Berjalan perlahan seperti halnya mengintai mangsa.
" Oh.. Jadi posisi yang pas kira-kira menghadap kemana? Yang strategis dan parkiran yang luas"
" Dilihat dari posisi keramaian dan jalan yang melingkar cocoknya menghadap dua arah. Artinya kita bisa menarik perhatian pengunjung untuk datang dari lokasi yang mudah terlihat tapi kita bisa menyediakan parkiran yang luas"
" Nah itu cocok. Saya setuju ide itu"
" Kalau begitu.. Eh pak Boss, ini klien kita bu Dara" ucapan Purnomo terputus setelah melihat kedatangan Bossnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET AND SPICY
ChickLitE N D🌼1/7/2020 -- 30/6/2021 Dewa yang Arogan, Sinis, dan bermulut pedas. Tidak terima ketika Dara si pendek, gemuk, dan Cengeng, menjadi Tetangga sekaligus stalker nomor satunya. Dimana ada Dewa maka Dara akan menyertai, kayak gula dan semut. seper...