9. Undangan Tak Terduga

705 92 7
                                    

Ada yang baca work ku ?
Cuma mau tes ombak.
Cukup komen atau vote satu kali sebagai tanda.
*Thanks*

****


Semenjak kejadian menemukan Dara di dapur rumahnya kini Dewa benar-benar merealisasikan rencananya untuk kedokter. Pertama dokter syaraf, dan dia dinyatakan baik-baik saja tidak ada kelainan apapun. Kedua, dokter mata dan menyatakan mata Dewa sehat hanya sedikit dikurangi penggunaan layar biru semisal handphone ataupun layar laptop karena membuat matanya sedikit kelelahan. Cukup hanya itu saja. Dan terakhir kini Dewa duduk di hadapan salah satu dokter ahli jantung terbaik kenalan Ayahnya sekaligus dokter kepercayaan mendiang kakeknya semasa hidup.

" gejala apa saja yang kamu rasakan akhir-akhir ini? " Tanya dokter paruh baya tersebut yang bername tag Frans Hadikusuma tersebut.

" berdebar-debar tidak tahu waktu dan kadang rasanya mau pecah saking rasa tidak nyamannya" tutur Dewa yang kini mengekspresikan kenapa jantungnya akhir-akhir ini susah diajak kompromi dan dia lebih baik memeriksakan lebih awal karena dari pihak ayahnya mereka punya riwayat jantung bawaan.

" Seberapa parah? Apa sampai membuatmu kejang-kejang" tanya dokter Frans yang kini khawatir karena sepertinya penyakit pasiennya ternyata lebih parah dari bayangannya.

" Oh tidak separah itu dokter. Hanya kadang-kadang kalau saya lihat apa yang tidak saya kehendaki" Dan kini ekspresi Dewa kembali jengkel mengingat kejadian beberapa waktu terakhir.

Sedangkan dokter Frans kini dibuat heran. Penyakit apa gerangan yang di khawatirkan anak muda dihadapannya. Dan hanya satu kekhawatirannya. Meskipun rasanya itu sedikit menggelikan.

" Apa mungkin ada nama tertentu? " dokter Frans kini membuat pertanyaan untuk membuktikan praduganya.

" Ada dokter. Namanya Dara si kurcaci kecil, pendek, gemuk dan cerewet. Oh iya dia juga cengeng. Kurcil itu sungguh mengganggu dan semakin membuat jengkel luar biasa. Dia itu stalker dimana-mana " Ungkap Dewa dengan mengebu-ngebu dan tidak menyadari ekspresi wajah dokter Frans kini sudah berubah menjadi tersenyum kecil yang menandakan praduganya terbukti.

" Apa mungkin, setiap ketemu Dara kamu akan menunjukkan gejala seperti itu? Atau mungkin meskipun kau rasakan kesakitan karena berdebar-debar tapi tetap saja menyukai sensasi itu. Yah kadang-kadang misalnya"

" Iya dokter persis seperti kata dokter. Itu yang membuat heran. Apa kira-kira penyakit saya berbahaya? Atau mungkin sudah ada gejala gagal jantung seperti mendiang kakek saya?" Kini perasaan Dewa semakin was-was.

" oh tidak sampai separah itu nak. Itu hanya gejala yang sering dialami oleh kaum muda seperti kamu. Dan itu masih wajar, justru tidak akan wajar kalau kamu tidak mengalami hal tersebut" kini dokter Frans mulai membereskan peralatannya karena merasa konsultasinya kali ini sudah diketahui gejala apa yang dihadapi anak muda jaman sekarang dan dokter Frans hanya bisa tersenyum mendengar konsultasi kali ini yang tidak biasanya.

" Jadi kesimpulannya dokter? Saya sehat-sehatkan? Jantung saya? Dan apa yang harus aku lakukan dokter?" Dewa masih merecoki dokter Frans karena belum menemukan jawaban yang dia inginkan.

" gejala tersebut akan kamu alami setiap bersama gadis itu dan wajar kamu akan merasakannya. Tenang saja nak. Jantungmu hebat" tutur dokter Frans sembari memberi jempol.

Sementara itu Dewa yang mendapat jawaban ambigu tersebut hanya bisa termenung. Sembari berpamitan ke dokter Frans kini Dewa berjalan keluar ruangan dan berjalan kearah parkiran menuju pak Budi yang mengantarnya ke Rumah sakit.

SWEET AND SPICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang