26. Berganti Peran

697 83 8
                                    

Flashback 6 tahun yang lalu...

Beberapa hari tak bertemu Dara membuat fikiran Dewa tak karuan, minta maafnya belum tersampaikan.

Ditambah rencana ayahnya yang sangat diluar nalarnya, dengan tanpa persetujuannya ternyata telah melakukan kesepakatan untuk menjalin silaturahmi agar lebih erat dengan melalui pernikahan.

Pernikahan?

Klise sekali, semudah itu Ayahnya telah memutuskan jodoh untuknya dimasa depan.

Meskipun calon tunangannya cukup cantik dan memenuhi kriterianya selama ini tapi entah mengapa sesempurna apapun tetap meninggalkan resah yang tak tahu darimana asalnya.

Seperti halnya sekarang dimalam pertunangannya dan untungnya hanya mengundang kerabat dekat dan kolega bisnis ayahnya saja tanpa melakukan pesta yang memuakkan bagi Dewa.

Dewa ingin menolak, ingin meninggalkan acara singkat ini namun ayahnya telah mewanti-wantinya dengan mengirimkan banyak bodyguard disekeliling acara.

Menyebalkan.

Dia bebas tapi tidak bisa kemana pun yang dikehendakinya.

Untungnya itu hanya berlangsung beberapa jam saja.

Ternyata tak cukup dari itu saja besoknya justru ayahnya memberi titah untuk menjemput tunangannya untuk makan siang dirumahnya.

Ck, tunangan?

Dari sekian banyak hal yang membuatnya muak tiba-tiba leher Dewa bersemangat menoleh ketika sang pembuat resah terlihat didepan rumahnya dan sedang membuka pintu mobil.

Mobil?

" Kurcil mau kemana?" Gumam Dewa ketika melihat mobil terparkir didepan rumah Dara.

" Hah? Kenapa?" ternyata Sang tunangan mendengar gumamannya.

Dewa menoleh kearah sampingnya dan menjawab pertanyaan sang tunangan.

Bertepatan mobil yang membawa Dewa lewat didepan pagar rumah Dara.

*****

Dipagi hari entah keberapa kali Dewa menyibakkan gorden jendela kamarnya.

Penasaran yang membuat Dewa berbuat demikian.

Mengapa penghuni balkon samping yang biasanya sepagi ini akan keluar sekedar menyiram tanaman ataupun menyapu halaman kini tak nampak juga. Padahal ini adalah hari minggu.
Selain karena mereka sudah lulus, jika dihari-hari biasanya mungkin saja sedang kesekolah untuk mengurus berkas tapi inikan minggu jadi agak mengherankan jendela balkon samping tak memunculkan pemiliknya.

Dengan tak sabar akhirnya Dewa turun untuk mencari tahu,mungkin saja mamanya sedikit lebih tahu mengenai kabar tetangga sebelah.

Dan benar saja ketika baru menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir, sedikit Dewa mendengar nama tante Meira.

Dengan jumawa Dewa melangkah ke meja makan untuk sarapan meskipun setengah mati dongkol karena setelah beberapa hari ini bisa mengelak jika ada ayahnya dimeja makan maka Dewa akan menghilang.

Tapi untuk kali ini, Dewa harus menahan itu semua demi informasi yang ingin dikoreknya.

" Tante meira kenapa mah?" Dengan mencomot roti yang sudah diolesi ibunya.

SWEET AND SPICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang