part 2

1.8K 73 2
                                    

Happy reading

Selamat membaca, kalo ada kesalahan bisa komen ya, agar cepat di perbaiki, Terimakasih.



Tringgggg ringgg
(Anggap bunyi bel ya)

"Pelajarannya sampai disini, minggu depan persiapkan diri untuk ulangan" ucap bu Siska.

"Selamat siang" sambung bu Siska.

"Siang bu" ucap mereka serempak.

"Yuk Lan ke kantin, nih cacing yang ada diparut gue udah minta diisi nih" ucap Nana.

"Iya sabar Na, ini gue lagi beres-beres buku" ucap Lana.

"Yuk" ucap Lana.

Lana dan Nana pergi ke kantin, berjalan beriringan sambil bercanda.

_________________________________

Sampai di kantin

"Lan lo cari tempat duduk ya, gue yang beli makan" ucap Nana,

"lo mau apa?" tanya Nana.

"Samain aja kaya lo" ucap Lana.

Lana memilih tempat duduk yang dipinggir jendela, alasan Lana memilih duduk disana adalah satu agar Lana tidak kepanasan, dua karena tempat duduk yang berada di pojok dan langsung mengarah ke lapangan basket.

Lana memikirkan ucapan Raya tadi pagi.

Flasback

"Gue suka iri sama lo Ray, lo enak apa-apa bisa minta papa, sedangkan gue harus kerja dulu" ucap Lana.

"Sori nih ya Lana, gue emang gini, makanya jangan ngelayap terus, siapa suruh lo pergi pergi terus," ucap Raya sinis.

"Lo tuh saudara kembar gue, sifat lo dulu sama gue beda Ray, sekarang lo gak mau ngomong sama gue lagi," tutur Lana.

Udah dari lama gue di perlakuin berbeda dari Raya, keluarga gue lebih sayang ke Raya karena dia punya penyakit, semenjak itu gue dilupakan, sampai-sampai gue harus kerja buat kehidupan gue, miris sih kisah gue tapi gue mau berterimakasih sama almarhum mama gue yang udah melahirkan gue didunia ini.

"Pagi pa" ucap Raya sambil mengecup pipi sang ayah.

"Pagi juga sayang" ucap ayah Agra a.k.a papa Raya dan Lana.

Sekarang mereka semua sedang di meja makan, sarapan sebelum melakukan aktifitas.

Lana, sedari tadi dia memperhatikan kedekatan Raya dan papa nya. Lana juga ingin diperlakukan begitu, tapi...ya begitu.

Bang Alex dan Laxal juga memperhatikan Raya dengan mengambilkan makanan Raya, Lana iri ingin seperti itu.

"Heh Na lo ngapain gelihatin gue terus?" tanya bang Laxal dengan nada membentak.

"Gak usah iri gitu deh Na, lo udah gede harusnya lo juga tau kalo Raya punya penyakit sedangkan lo sehat-sehat aja," ucap bang Laxel masih dengan nada yang sama.

"Bu-bukan be-begitu kak" ucap Lana terbatah-batah karena takut dengan tatapan tajam sang kakak tertua siapa lagi kalau bukan bang Alex.

"Terus apa hah!" ucap bang Laxal.

"Lana kamu cepetan makanya habis itu langsung berangakt sekolah" ucap papa Lana dengan tajam.

"Iya pa," ucap Lana.

Setelah itu Lana memakan makanannya dengan terburu-buru untung saja Lana tidak kesedak.

Flasback off

"LANA,"ucap seseorang dengan suara yang kencang, benar saja semua orang yang ada dikantin lansung menuju kan pandangan mereka ke arah meja Lana dan Nana.

"Eh kenapa Na?" tanya Lana bingung.

"Hehehe maaf ya udah berisik, kalian bisa lanjut aktifitas kalian kok" ucap Nana sambil menahan malu karena dilihat oleh semua orang yang ada di kantin.

"Gara-gara lu Lan, gue malu nih" grutu Nana.

"Salah lo sendiri lan, suruh siapa teriak" ucap Lana dengan santai dan memasukan bakso yang sudah Nana beli.

"Itu juga gara-gara lo juga Lan, kalo lo kaga bengong gue gak bakal kaya tadi" jawab Nana.

"Iya deh iya, gue minta maaf ya Nana" ucap Lana.

"Iya udah gue maafin" jawab Nana.

Begitulah mereka, tidak bisa jika bermusuhan dengan lama. Tetapi itu lah sahabat melengkapi kekurangan sahabatnya, mengingatkan jika sahabatnya sedang dalam kesusahan.

"Lan lo tadi mikirin apa sih, apa gara gara tadi lo pergi ke atap. Ada masalah apa lagi lan, cerita ya sama gue biar lo sedikit lega" ucap Nana dengan sesungguhnya.

"Nanti ya na gue ceritain nya, jangan di sini"ucap Lana dengan memainkan baksonya yang tinggal satu.

"Iya lan" ucap Nana menyetujui.

"Na gue udah selesai nih, langsung ke kelas aja ya, gue males kemana mana" ucap Lana.

"Iya lan, sebentar gue mau minum es teh gue" jawab Nana.

Setelah menunggu nana meminum es nya, Lana sedang menatap lurus ke arah lapangan. Disana ada adiknya, Raya sedang bermesraan dengan gebetan Lana dulu.

Dulu Lana suka sama orang, tapi disaat seseorang itu tau kalo Lana tidak dapat kasih sayang dari orang tua, kekasih lana langsung menjauh dan dekat dengan adiknya yaitu Raya.

Lana pernah berfikir emang ada salahnya jika dia tidak mendapat kasih sayang itu. Tapi setelah dijelaskan oleh bang rana, bahwa lelaki yang begitu itu enggak tulus.

Semakin lama Lana mengiklaskan nya untuk adiknya raya.

"Lo belum move on dari cowo itu" ucap Nana yang membuat Lana kaget.

"Astagfirull na, gue kaget tau" ucap Lana dengan mengelus dada.

"Salah siapa lo bengong terus"ucap Nana, "Yaudah yuk lah lan gak udah dipikirin soal itu, nanti juga lo dept cowo yang lebih baik dati dia"sambung Nana sambil menyemangati sahabatnya untuk bangkit dari keterpurukan.

"Iya na, yaudah yuk pergi aja" ucap Lana sambil menggandeng tangan nana.

"Eh na, lo udah ngerjain pr dari bu siska belum?"tanya Lana.

"Udah dong, nana gitu loh" ucap Nana dengan bangga.

"Hilih, banana lo ke pedean"ucap nana sambil menoyor kepala Nana.

"Yaudah gue gak mau masih lo contekan"ucapan Nana berhasil membuat Lana langsung kebingungan, karena lana belum mengerjakan pr dari bu siska yang galaknya minta ampun.

"Yah jangan gitu dong na, maaf deh" ucap Lana yang sedang membujuk Mana untuk memaafkan dirinya.

"Gak tau ah, gelap" ucap Nana lalu pergi ke dalam kelas.

"Lah perasaan ini masih terang kok dikira gelap ya" ucap Lana bingung.

Lana [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang