part 20

750 32 0
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote ya, Kalo ada kesalahan bisa komen agar cepat di perbaiki.






Karena Lana bosan untuk pulang rumah, Lana memutuskan pergi ke taman.

Disana Lana menemukan banyak keluarga yang sedang menghabiskan waktunya bersama, tertawa, saling mengejek, main bersama.

Akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku dekat pohon besar, disana cukup sejuk. Duduk sambil melihat sekitar.


Hiks... hiks....

Seketika Lana merinding, mendengar suara orang menangis padahal Lana disini sendiri, apa lagi dia lagi duduk di dekat pohon, apa itu penghuni pohon nya?

Pikiran Lana mulai ngawur, Lana mencari tau asal suara itu berjalan kearah pohon, suara nya semakin dekat.

Dibalik pohon ada seorang cowo sedang menangis, apa cowo?,
Iya cowo dia cowo yang sedang menangis sambil melipat lutut nya.

Menghampiri nya dan menepuk pundak nya.

"Hai, kamu kenapa?" tanya Lana.

Bukan nya menjawab cowo itu malah memeluk Lana sambil menangis, tangisan nya semakin kencang, sehingga beberapa orang melihat kearah Lana.

Mengelus, mencoba menenangkan,

"Apa apa?" tanya Lana sekali lagi.

"Hiks... aku cape" ucap cowo itu.

"Kamu siapa?" tanya Lana.

"Dean samudra dafana geladiy, kamu bisa panggil Dafa" ucap Dafa sambil mengeratkan pelukan nya, seolah Dafa tidak ingin Lana pergi.

"Ooo Dafa ya, kenapa nangis?, cowo kok nangis sih" tanya Lana dengan nada lembut.

"Papa Dafa, ta-tadi di bawa kerumah sakit hiks" ucap Dafa.

"Sabar ya, kenapa Dafa gak nemenin aja papa nya, kok malah Dafa kesini" ucap Lana.

"Dafa takut sama papa, papa galak sering marahin Dafa" ucap Dafa.

"Itu berarti papa Dafa sayang dong sama Dafa" ucap Lana, jari- jari lentik nya mengelus kepala Dafa dengan pelan.

"Kamu gak tau sih" ucap Dafa sambil melepas pelukan nya.

"Sekarang kamu perkenalan dong, kamu kan udah kenal Dafa masa Dafa gak kenal kamu" ucap Dafa, Dafa hanya berpura-pura tidak mengenal Lana.

Padahal Lana orang yang selalu dia tunggu, selalu dia perhatikan. Ya Dafa hanya bersandiwara, tetapi soal papa nya itu beneran.

"Eh iya, kenalin aku Anastasya nalaya kalana, kamu bisa panggil aku Lana" ucap Lana.

"Gak mau manggil kamu Lana ah, aku mau manggil kamu..."ucap Dafa menggantung.

Udah kek perasaan ada deh, di gantung-gantung, eh kek jemuran deh wkwkwk.

"Aku mau panggil kamu Syana aja" ucap Dafa sambil menatap manik mata Lana.

"Kok bisa Syana?" tanya Lana.

"Gabungan dari nama kamu, kan Anastasya nalaya, di Anastasya kan ada sya nya, terus na nya itu dari nalaya, paham kan" jelas Dafa.

"Iya, boleh-boleh bagus juga nama nya, aku aja gak kepikiran" ucap Lana.

"Dafa mau pulang gak?, soalnya Lana mau pulang ini udah mau malem" ucap Lana.

"Iya pulang, tapi Lana anterin Dafa pulang ya?" tanya Dafa sambil memegang tangan Lana seolah memohon agar Lana tidak menolak nya.

"Iya" ucap Lana setelah itu bangkit dan berjalan kearah mobil nya sambil meng gandeng Dafa.

Di mobil hening, tidak ada percakapan, Dafa tidak mau tanya soal apa kepada Lana, sedangkan Lana pun sama iya canggung.

Tangan Dafa terulur untuk menghidupkan radio, seolah itu mobil nya, padahal itu mobil Lana.

"Eh" ucap Lana.

"Eh gak boleh ya?" tanya Dafa.

"Gpp kok," ucap Lana.

"Biar rame Lan, Dafa gak suka kalo sepi" ucap Dafa.


Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karena telah terbiasa

Lana dan Dafa kompak menoleh, karena takut sesuatu terjadi Lana memalingkan dan mengembalikan fokus nya ke jalan raya, bahaya jika dirinya tidak fokus, bisa-bisa kecelakaan.

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku

Tidak terasa Lana mengikuti lirik lagunya, mengetahui dan mulai bernyanyi mengikuti radio.

Sedangkan Dafa, melihat kearah Lana, mengagumi nya penantian nya tidak sia-sia, meskipun dia belum menjadikan Lana sebagai milik nya tetapi tahap pendekatan berhasil.

Dafa pun mengikuti Lana bernyanyi, mereka bernyanyi, menghayati lirik Lagu nya, tidak terasa tangan Dafa sudah memegang tangan Lana.

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karena telah terbiasa

Melempar senyum,

"Rumah kamu mana Daf?" tanya Lana.

"Rumah aku dirumah Lan" ucap Dafa sambil menganti musik nya, karena lagu tadi susah selesai.

"Iya tau, maksud aku itu alamat rumah kamu" ucap Lana.

"Ooo, alamat ruma aku di jalan anggrek putih nomer 130," ucap Dafa.

"Oo disitu, eh rumah kita gak jauh ya Daf" ucap Lana.

"Wah, rumah Lana di mana?" tanya Dafa antusias, karena dia bisa bermain bersama Lana.

"Rumah aku di anggrek putih, nomer 126," ucap Lana, rumah keluarga Lana tidak disana, tetapi itu rumah Lana pemberian almarhum ibu nya.

"Wah, kapan-kapan Dafa main ke rumah Lana ya?" tanya Dafa.

"Iya, tapi kalo Lana ada dirumah ya, soal nya itu bukan rumah keluarga Lana" ucap Lana.

"Ya berarti Lana harus pindah kerumah sana aja, biar kita bisa main" ucap Dafa,

Lana nyaman di dekat Dafa meski mereka baru kenal, tetapi Dafa berbeda seolah dia sudah tau Lana tetapi pura pura tidak mengenal nya.

Setelah sampai di rumah Dafa, Dafa turun dari mobil, mengucapkan terimakasih dan pergi masuk kedalam.

Karna Lana tidak ingin mampir dirumah Dafa, Lana langsung pulang ke rumah keluarga nya.













Lana [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang