part 11

831 39 0
                                    

Happy reading

Lana termenung memikirkan kejadian tadi.

Flashback

"Jangan main tangan kalo lo gak suka, diem nih aja udah, ngapain tangepin orang yang lo gak suka" ucap seseorang dengan tajam.

"Apa sih lo, gue gak punya ya urusan sama lo, disini gue sebagai kakak dia, ngasih tau kalo dia itu salah. Hobi kok keluyuran, cewek tuh di rumah, contoh tuh adek nya si Raya dia gak pernah bandel" ucap bang Laxal dengan nada marah dan mata tajam.

"Jangan banding-banding in dia sama Raya, mereka beda meskipun mereka kembaran mereka sifat dan karakter berbeda-beda, lo tau kenapa dia gak betah dirumah?, alasanya dia gak pernah di perduliin sama keluarganya, papa nya, abang-abang nya, adek nya. Emang pernah kalian kumpul bareng-bareng? Enggak kan" ucap seseorang itu.

"Lo tuh cuman sepupu doang gak sudah ikut campur, urusin tuh keluarga lo sendiri gak usah urusin keluarga gue, gue punya cara sendiri buat keluarga gue" ucap bang Laxal.

"Oooo ini ya cara memperlakukan adek dengan cara sendiri, mau menampatnya, menatap dengan dingin, berbicara dengan asal-asalan" ucap orang itu dengan nada sinis dan memperlihatkan senyum sinis nya.

"Enggak kalo dia gak kelewat batas gue gak bakal tampar dia, dia udah kelewat batas Ran" ucap Laxal kenapa seseorang itu yang dipanggil Ran.

"Kelewat batas gimana ha!, dia udah sabar ngehadapi keluarga nya, dia juga gak ganggu lo sama bang Alex, dia berusaha sendiri mendapatkan apa yang dia mau sendiri" ucap kak Rana saudara mereka anak dari om Bim.

"Kalo dia cape mau apa?, mau ninggalin rumah, mau pergi, dia belum punya apa apa jadi dia masih belum bisa pergi se enak jidat dia" ucap bang Laxal dengan senyum.

"Dia bisa pergi, lo gak tau apa-apa tentang Lana, yang lo tau cuman keluyuran dan sifat-sifat jelek nya, lo gak pernah tau apa yang terjadi sebener nya" ujar Rana berbicara sambil menepis tangan Laxal.

"Lo tau apa tentang Lana hah!, lo kaga tau apa apa tentang dia, meskipun dia adek lo tapi gue lebih tau tentang dia dari pada lo" ucap kak Rana sambil memeluk Lana yang sudah menangis.

"Iya emang gue gak tau apa-apa tentang dia, karena gue gak anggap dia ada, gue gak pernah mau dia, terserah mau dia pergi juga gue bodoamat" ucap bang Laxal dengan santai seolah apa yang barusan dia ucapkan adalah lelucon.

"Kalo lo gak mau terima dia kenapa lo mau tampar dia tadi ngapain juga ngurusi kehidupan Lana, kalo gak suka ya udah gak usah komen" ucap kak Rana sambil membawa Lana ke arah kamar nya.

Setelah sampai kamar Lana, bang Rana langsung memberi motivasi untuk Lana, karena Lana sudah tidak kuat membendung sakit hati nya, lana menangis dengan kencang seolah-olah dia sendirian.

"Syut udah Lan, jangan tanggapi ya, jangan masukin hati ucapan nya Laxal, sabar ya inget gak ucapan mama lo, lo harus sabar, tunjukan sama keluarga lo kalo lo bisa sukses, sukses dengan cara lo sendiri"ucap kak Rana sambil mengelus rambut Lana dengan sayang.

"Udah ya, gak takut apa kalo mama lo ikut nangis di surga, kasihan loh kalo mama lo nangis, nanti oma juga ikut nangis loh. Kalo tau cucu nya yang satu ini nangis, berhenti ok, cerita sama kak aja kalo ada sesuatu, kalo butuh bantuan tinggal hubungin kakak ya," ucap kak Rana.

"Sekarang Lana tidur aja, udah gak usah pikirin masalah tadi, biar kakak ngomong sama Laxal" sambung kak Rana sambil membaringkan Lana di kasur.

"Selamat tidur putri cantik nya kakak, mimpi indah ya" ucap kak Rana sambil mencium kening Lana.

Lana tidur dengan nyenyak setelah dia mendapatkan kenyataan yang menyakitkan, bahwa abang nya Laxal tidak menginginkan diri nya dan tidak akan peduli pada dirinya.

flashback off

"Apa dia mempunyai salah dengan bang Laxal?"

"Apa dia benar benar tidak diinginkan bang Laxal"

Meskipun abang-abang nya tidak pernah menganggap Lana ada tetapi Lana tetap sayang sama mereka, Lana bertahan karena Lana yakin bahwa suatu hari nanti keluarga nya akan kembali seperti dulu, ya meskipun Lana tidak tau kapan.

Lana pergi ke arah balkon, menikati angin sore, menikmati langit senja yang begitu indah, menampilkan warna, hati Lana sedikit tenang, melupakan perilaku keluarga nya kepada nya, suka duka telah Lana lewati.

Karena langit  sudah menunjukan warna gelap Lana masuk kedalam kamar, mendudukan diri nya di meja belajar, mengambil bolpoin dan menulis quotes yang telah menjadi hobi nya.

Terimakasih sahabatku telah ada disaat aku sedih.

Quotes itu ia tunjukan kepada Nana, sahabat nya yang selalu ada disaat dia terluka, ada disaat dia membutuhkan sandaran, ada disaat dia merasa kesepian.

Terkadang sahabat lebih tau apa yang aku lakukan dari pada keluarga.

Itu memang benar, keluarga Lana tidak tau apa yang Lana hadapi, lebih banyak yang tau Nana, perjuangan Lana untuk bangkit dari keterpurukan nya, berkerja untuk memenuhi kehidupannya.

Haruskah aku berterimakasih kepada keluarga ku?, karna mereka aku tau apa itu rasa sakit dan berjuang sendiri.


Apa harus berterimakasih?, telah mengajari Lana untuk berkerja sejak dini, apa harus berterimakasih?, untuk semua perkataan mereka kepada Lana yang membuat Lana tangguh.

Ini kisah yang rumit, mungkin papa Lana sudah menyadari nya tapi gengsi untuk meminta maaf, atau mungkin semua keluarga nya juga sudah tau tapi juga mereka gengsi.

mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati Lana. Menorehkan luka didalam hati Lana, mengatakan apa pun yang mereka pikirkan tentang Lana, meskipun itu semua tidak terjadi.




maaf masih berantakan,

Makasih ya udah aku baca jangan lupa vote dan komen, terimakasih.

Lana [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang