Chapter 37

222 34 9
                                    

Terkadang kamu bersikap seolah ingin diperjuangkan, tapi kamu juga bersikap seolah kamu tidak mengharapkan perjuanganku.

Happy Reading!

🌸🌸🌸

"Qey lo balikan lagi sama Hito?" tanya Yudia, saat Qeyla baru sampai sekolah.

"Kata siapa?" Qeyla balik bertanya.

"Kemarin lo pulang bareng sama dia, pasti lo udah balikan ya," ledek Yudia.

"Terkadang yang dilihat dan dirasakan itu berbeda" ujar Qeyla lalu duduk dibangku nya.

"Eh lo kenapa Qey? Lo kok ga cerita sama gue?" tanya Yudia.

"Ga ada yang harus diceritain," ketus Qeyla lalu mulai mengulang pelajaran sebelum ulangan dimulai.

"Lo ga biasanya deh," ujar Yudia.

"Gue mau belajar."

🌸🌸🌸

Hito masuk ke kelas dengan senyum mengembang. Hito sedang memikirkan cara untuk mengajak Qeyla balikan, mungkin Hito harus melakukan hal yang romantis agar Qeyla luluh.

"Datang-datang malah senyum, kesambet lo?" tanya Ardi ngeri.

"Lo bisa kasih tau ga? gimana caranya biar gue romantis," bukannya menjawab pertanyaan Ardi, Hito malah meminta tips menjadi cowok romantis.

"Gini ya boy! Sifat romantis, humoris, penyayang atau yang lain, datang pada diri kita sendiri. Kalau lo mau belajar tapi diri lo sendiri ga bisa romantis ya percuma bego! Lo kalau mau nunjukin sesuatu, harus sesuai sama bakat yang lo punya. Misalnya lo kaku, tiba tiba lo jadi romantis aneh. Jadi terkesan lo kesambet!" ceramah Ardi.

"YEH PALA LO MALAH LEDEKIN GUE!" ketus Hito.

"Lo mau ajak balikan Qeyla?" tanya Ardi penuh dengan selidik.

"Iya lah," jawab Hito.

"Emang lo yakin bakal diterima lagi?" ledek Ardi.

"Jadi temen tuh dukung! Temen apaan yang buat temennya pesimis?" sindir Hito.

"Hehehe. Tapi gue yakin sih, Qeyla pasti mau balikan sama lo," ucapan Ardi mampu membuat Hito menjadi senyum dan semangat.

"Kenapa lo seyakin itu?" tanya Hito bingung.

"Kemarin gue liat lo sama Qeyla udah deket. Gue yakin lo juga udah jelasin semua ke Qeyla kemarin. Qeyla keliatan masih sayang sama lo, masa dia mau nolak?"

Ucapan Ardi ada benarnya juga, tapi Hito tetap pesimis ia takut kemarin Qeyla hanya kasihan atau ingin balas dendam. Pikiran Hito memang jauh dan selalu saja negatif.

Kali ini pengawas kelas Hito saat ulamgan yaitu Bu Wati. Bu Wati, guru matematika yang mengajar di kelas Hito baru saja datang. Bu Wati bisa dibilang guru yang pengertian namun tegas. Bu Wati juga guru yang gampang dekat dengan muridnya, namun jika marah bisa membuat semua orang lupa kebaikannya.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Wati.

"Pagi bu," jawab beberapa anak.

"Kok ga kompak? Perlu tepuk semangat?" ujar Bu Wati, pasalnya Bu Wati adalah guru yang bisa memakai metode pelajaran anak TK.

MIQEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang