Chapter 36

193 36 13
                                    

Terkadang kita layaknya seperti sepasang kekasih, namun nyatanya masih sebatas teman.

HAPPY READING❤

🌸🌸🌸

"Bell" panggil Qeyla tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Bella bingung.

"Kenapa lo tiba-tiba relain Hito buat gue?" tanya Qeyla.

"Gue tau lo sama Hito sama-sama saling sayang. Gue udah bilang, gue ga bisa perjuangin orang yang hatinya untuk orang lain itu endingnya udah ketebak." ujar Bella. "Gue juga dijodohin sama papa gue, karena bisnis. Untungnya cowoknya ganteng hehe," curhat Bella.

Qeyla merasa obrolannya dengan Bella menjadi canggung, "makasih Bell. Tapi gue masih mikirin untuk balik atau nggak sama Hito," ujar Qeyla lalu tersenyum tipis.

Bella mengangguk, "itu keputusan lo, gue ga ikut campur Qey."

"Thanks Bell."

🌸🌸🌸

Benar saja. Saat ulangan tadi, tidak ada yang memberikan Qeyla contekan. Untungnya Qeyla masih ingat apa yang dipelajari, tak jarang juga Qeyla memakai logika agar jawabannya masuk akal.

"Sumpah ya. Kalian jahat ga ada yang bantuin gue," ujar Qeyla kesal.

"Lo ga dibantuin juga udah bisa kan?" tebak Ronald.

"Iyalah. Orang Qeyla ngumpulin paling pertama," jawab Haris.

"Untungnya gue masih inget sama pelajaran," ujar Qeyla.

"Gue semalem belajar tapi kok ga inget apa-apa ya?" tanya Yudia.

"Iya anjir. Qeyla kok bisa inget pelajaran minggu lalu?" ujar Maura.

"Dipahami, dipelajari, diresapi. Bukan dihafal doang jawabannya."

"Terlalu banyak yang harus dipahami. Termasuk sifat cewek," ujar Haris.

"Dasar fakboi!" ujar Yudia.

"Gue setia sama Siti!" geram Haris.

"Emang Siti nya setia?" tanya Yudia memancing.

"Gue setia, walaupun lirik cogan dikit," cengir Siti.

"Tenang. Nanti gue pake skincare, biar Siti mau terus sama gue."

"Kalau bukan jodoh percuma," sahut Ronald.

"Lo kalau nistain temen, paling depan yak?" ujar Yudia.

"Bukan Ronald kalau ga nistain Haris seharian," ujar Qeyla ikut-ikutan.

"Qey bisa ngomong sebentar?" ujar Hito tiba-tiba datang dengan Ardi.

"Kenapa?" ujar Qeyla.

Hito menarik tangan Qeyla menuju taman belakang sekolah, sepertinya tempat itu cocok untuk mereka saat itu.

Ardi tidak ikut dengan Hito dan Qeyla. Ardi memilih untuk bermesra-mesraan bersama Yudia, daripada menjadi kambing conge.

Hito diam sejenak, merangkai kata-kata yang akan ia omongkan. Sebenarnya Hito sudah menyiapkan kata-kata yang akan diucapkan, trtapi Hito sangat gugup, dan semuanya buyar.

"Kenapa To?" tanya Qeyla.

Hito masih diam.

Qeyla menatap Hito bingung, "Hito? Kenapa lo ajak gue kesini?" tanya Qeyla lagi.

MIQEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang