Chapter 31

439 52 33
                                    

Akhirnya aku merasakan mimpi yang menjadi nyata, walaupun mimpi buruk.

QueenMiqeyla_

🌸🌸🌸

"Bangke. Temenin Qey ke caffe yu" ajak Qeyla.

"Males. Udah malem," jawab Kelvin.

"BARU JAM 7!" kesal Qeyla.

"Sendiri aja sana," usir Kelvin.

"Lo tega ngebiarin adek sendirian? Kalau diculik gimana?" ucap Qeyla asal.

"Gue males. Besok aja dah," ucap Kelvin.

"Yaudah gue sendiri!" pasrah Qeyla.

"Temenin sama Hito aja," ucap Kelvin.

"Hito lagi bantuin mama nya," ucap Qeyla.

Mau tidak mau, Qeyla harus pergi sendirian. Dari pada bosan di rumah lebih baik keluar sendirian. Qeyla mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata, menikmati jalanan malam di kota Bandung.

Qeyla duduk di kursi ujung, dan memesan kopi yang diinginkan. Tidak membutuhkan waktu lama, pelayan datang membawa pesanan Qeyla.

Dari kejauhan Qeyla melihat Hito dan teman-temannya yang sedang duduk di kursi pojok kiri. Qeyla mulai bertanya-tanya mengapa Hito berbohong, Hito bilang ia sedang membantu Mama nya. Qeyla mulai berjalan menghampiri Hito dengan langkah pelan.

"Eh bentar... kok ini kaya mimpi gue?!" Batin Qeyla.

"Gue tinggal ikutin mimpi gue, dan gue tau semuanya." Batin Qeyla.

Jarak Qeyla dan Mereka tidak jauh, dan mereka tidak menyadari kehadiran Qeyla. Ini benar-benar sama seperti yang ada di mimpi Qeyla.

"Kemarin gimana To?" tanya Ardi.

Qeyla bisa mendengar pertanyaan yang di lontarkan Ardi. Pertanyaan Ardi sekarang beda dengan pertanyaan Ardi di mimpi Qeyla, tetapi suasana tempat waktu sama seperti mimpi Qeyla.

"Bagus. Qey suka," ucap Hito seadanya.

"Lo ga lupa kan?" tanya Reno.

"Mampus bagian disini kenapa sama persis kaya di mimpi gue?" Batin Qeyla.

"Apa?" tanya Hito.

"Taruhan."

Qeyla diam, menyimak semua ucapan mereka. Perkataan mereka semua sama seperti di mimpi Qeyla mungkin hanya ada beberapa yang berbeda. Qeyla akan mendengarkan semuanya agar tidak salah paham.

"Oh iya, gue sampe lupa kalau lo sama Qeyla bisa deket karena taruhan," ucap Ardi.

"Ini mimpi lagi kan?" Batin Qeyla.

"Jadi kapan lo putusin Qey?" tanya Marcel.

Air mata Qeyla menetes dengan sendirinya. Ini benar-benar nyata, berulang-ulang Qeyla menepuk pipinya untuk menyadarkan bahwa ini mimpi atau tidak tetapi nihil. Ini adalah nyata.

"Gue bukan cewek murahan yang bisa lo jadiin taruhan," ucap Qeyla tiba-tiba.

Hito kaget melihat keberadaan Qeyla. "Qey gue jelasin ya sama lo."

"Sebelumnya gue mimpi kaya gini To, gue kira itu hanya sekedar mimpi aja ternyata nggak ya. Ternyata mimpi kemarin itu petunjuk dari semua kebohongan. Taruhan lo udah selesai, sekarang gue mau kita putus."

MIQEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang