Chapter 35

196 40 8
                                    

VOTE KOMEN❤

HAPPY READING^^

Hari ini senin, tepat dimulainya ulangan. Ini bisa menjadi hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Hal menyenangkannya adalah kita pulang lebih awal, tetapi hal menyedihkan adalah kita menghadapi soal-soal yang sangat mengerikan.

Qeyla menjalankan ulangannya dengan santai. Sesekali Yudia dan Maura menyontek secara diam-diam kepada Qeyla, tentu saja diam-diam jika terang-terangan namanya mencari penyakit.

"Makasih Qeyla Queen unch tralala," ujar Yudia dengan nada alay.

"Iya sama-sama"

"Eh gue pulang duluan," pamit Qeyla.

Rey mengerutkan alis bingung, "kenapa?" tanya Rey.

"Gue.. mmm. Ada urusan" jawab Qeyla gugup.

"Hati-hati Qey" ujar Maura.

Kepergian Qeyla tidak diikuti oleh Rey ataupun yang lain. Sikap Qeyla mencurigakan bagi Rey namun Rey tahu Qeyla pasti butuh privasi.

Ya.. Qeyla bertemu Bella di caffe. Bella yang meminta Qeyla untuk bertemu di caffe, walaupun Qeyla sedikit ketakutan namun Qeyla memberanikan diri untuk menemui Bella.

"Ada apa?" tanya Qeyla to the point.

"Gue lepasin Hito buat lo," ujar Bella lirih. "Gue ga mau jadi beban Hito. Gue ga mau bersama-sama dengan orang yang hatinya bukan untuk gue," lanjut Bella.

Qeyla masih menyimak perkataan Bella, ternyata Bella cukup dewasa dengan semua ini. Bella juga terlihat sangat menyayangi Hito, namun Qeyla juga masih menyayangi dan mencintai Hito.

"Qeyla.. gue tau lo masih sayang dan cinta sama Hito, makannya gue mundur untuk lo dan kebahagiaan Hito. Gue sadar. Hito berhak memilih siapapun untuk menjadi pendampingnya. Yang penting Hito bahagia dan tetap jadikan gue sebagai teman, itu udah cukup buat gue."

"Bell,,, gue tau lo pura-pura tegar. Gue tau lo benar-benar mencintai Hito. Kalian pernah menjalin hubungan dan gue yakin Hito juga masih ada rasa sama lo walaupun sedikit, lo bisa coba bikin Hito sayang lagi sama lo," ujar Qeyla.

Qeyla memang terlihat sangat munafik. Di depan, dia berkata seolah-olah sudah tidak menyayangi Hito. Tetapi, di belakang? Ia masih menyayangi Hito dan mengharapkan semuanya kembali seperti dulu.

"Lo terlalu naif untuk mengakui semuanya. Untuk apa gue ngalah? Kalau jawaban lo gini?" pancing Bella.

"Gue emang masih sayang sama Hito. Tapi lo ga tau kan apa yang Hito lakuin ke gue?" ujar Qeyla masih menahan emosinya.

"Ga sampe bikin lo hamil kan?"

"Dia jadiin gue bahan taruhan. Lo pikir lucu? Gue ga murahan," ujar Qeyla.

"Lo denger penjelasan dia ga? Lo tau alesan dia jadiin lo taruhan? Lo tau keadannya? Saran gue. Lo tanya ke dia. Kalian butuh waktu untuk berdua. Mau kalian lanjut atau kalian udahan gue ga peduli tapi gue muak dengan sikap lo dan Hito yang seolah-olah sudah saling melupakan. Padahal nyatanya?"

"Nyatanya lo dan dia sama-sama masih saling sayang namun tertutup gengsi," lanjut Bella lalu pergi dari caffe.

Qeyla merenungkan ucapan Bella. Sebenarnya ucapan Bella tidak salah sepenuhnya. Benar yang diucapkan Bella, mereka saling sayang namun tertutup gengsi.

🌸🌸🌸

Qeyla pulang dengan tidak semangat. Qeyla harus cepat-cepat sampai rumah karena ia belum belajar untuk ulangan besok. Qeyla bisa saja tidak belajar tetpi Qeyla takut ada soal yang ia tidak bisa.

MIQEYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang