Ketika sebuah rasa tak berdefinisikan, ibarat bicara tanpa makna.
QueenMiqeyla_
🌸🌸🌸
Malam ini qeyla memakai dress yang dipilihkan oleh hito, qeyla make up senatural mungkin. Qeyla nampak anggun dengan dress hitam, tas putih, dan sepatu hitamnya.
Hito sudah sampai di rumah qeyla untuk menjemputnya. Hito memakai celana hitam, jaket hitam, dan baju dalam berwarna abu.
"Assalamualaikum," ucap hito dibalik pintu.
"Waalaikumsalam. Eh hito. Silahkan masuk," ucap maria.
"Iya tante. Qeyla nya ada?" Tanya hito.
"Ada kok, dia lagi di kamar bentar tante panggil dulu ya," ucap maria.
"Qeyla udah siap ko bun. Qeyla berangkat ya," ucap qeyla berjalan dari kamarnya.
"Oh yaudah. Hati-hati ya," ucap maria.
"Tante. Pamit ya," pamit hito lalu meninggalkan rumah qeyla.
"Lo cantik," ucap hito tiba tiba. Baru kali ini hito mengucapkan kata itu secara langsung di depan qeyla.
"Ma...ma..makasih," balas qeyla gugup.
Keadaan di mobil hito sangat sepi. Tidak ada yang membuka pembicaraan, hito fokus menyetir dan qeyla fokus melihat jalan lewat jendela.
Qeyla dan hito masuk kedalam rumah yudia yang sudah terlihat ramai. Qeyla dan hito menghampiri yudia yang sedang berbicara dengan ardi.
"Happy birthday ya yud," ucap qeyla lalu memberi kadonya.
"Makasih qey." balas yudia lalu memeluk qeyla.
"Iya sama-sama," ucap qeyla membalas pelukan yudia.
"Happy birthday yud," ucap hito lalu memberi kado.
"Makasih to," ucap yudia lalu dibalas anggukan oleh hito.
Acara pun dimulai dengan seramai mungkin. Mulai dari tiup lilin dan potong kue, lalu makan dan minum bebas. Dan sekarang adalah dansa. Namun sebelum dansa, semua orang tampak melihat ke arah hito.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIQEYLA
Teen FictionAda rasa yang harus dihilangkan. _QueenMiqeyla Ada kata yang sebaiknya tak diucapkan. _AndhitoMahendra