:: Bab XXXIII ::

595 66 2
                                    

Sudah sekitar satu jam, pesta itu berlangsung. Atmosfer di dalam ballroom pun semakin ramai karena hiburan dari para bintang tamu yang dibayar mahal oleh Dion untuk mengisi acara ulang tahunnya. Ada orang-orang yang menari di dekat panggung, namun ada juga orang-orang yang memilih berbincang bersama teman atau kolega bisnisnya tentu untuk membicarakan berbagai hal yang menyangkut cuan. Termasuk juga si pemilik hajat, Dion, yang sedang menghampiri satu persatu teman dan koleganya yang lain untuk mengucapkan terima kasih karena telah datang ke pestanya malam ini.

Sementara itu, ketiga sahabatnya yang lain pun sudah menyebar kemana-mana. Gibran yang setia menggandeng Agnes kemana pun dia pergi, Marvel yang terlihat lebih memilih untuk berdiam seraya menikmati segelas wine di tangannya, dan Bagas yang harus terpaksa terus berjalan bersama Lynn untuk menemui beberapa kolega bisnisnya yang juga ada di sana.

Datar.

Itulah ekspresi Bagas saat ini. Sesekali ia memang tersenyum. Sekedar berpura-pura sumringah ketika menemui kolega bisnisnya, walau hanya sebagai formalitas saja. Bahkan, ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang menjadikan dirinya dan Lynn pusat perhatian. Terlebih bisik-bisik yang terdengar membicarakan kabar pernikahannya bersama Lynn yang akan terselenggara dalam waktu dua bulan. Entah dari mana mereka mendapatkan kabar itu, padahal jelas-jelas ia sudah menyuruh Revan mengurus masalah ini agar berita pernikahannya jangan sampai tersebar kemana-mana.

"Selamat malam, Pak Bagas."

"Selamat malam, Pak David," sapa Bagas, menyalami seorang pria yang tidak kalah tampan di hadapannya saat ini. Senyum kepalsuannya pun terbentuk lebar, "Lama tidak bertemu. Bagaimana Jepang? Di sana pasti sedang musim semi sekarang."

David Brawijaya, mantan dosen yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur di perusahaan ayahnya, Brawijaya Corporation itu lantas tertawa. Seketika menambah kadar ketampanannya yang sudah semenjak tadi mencuri perhatian banyak orang, terlebih untuk para kaum hawa yang menatap penampilannya tanpa berkedip sedikit pun.

"Ya... cukup baik. Lain kali, berkunjunglah lagi ke Jepang. Sepertinya, prospek untuk perusahaan stasiun televisi milik anda akan mendapat keuntungan besar di sana."

Bagas ikut-ikutan tertawa, "Itu terdengar menarik. Akan saya pikirkan." lantas teralihkan oleh satu hal lain yang sekiranya bisa ia tanyakan, "Bagaimana kabar Tuan Brawijaya? Apakah kondisinya semakin membaik?"

"Syukurlah, sedikit-sedikit mulai membaik. Walaupun tetap harus menjalani terapi."

"Semoga beliau bisa lekas sembuh, Pak David."

"Terima kasih untuk doa-nya." Sesaat, David mengalihkan pandangannya. Beralih pada Lynn yang langsung mengulas senyum ramah begitu tatapan mereka bertemu satu sama lain. Sedangkan sebelah tangannya yang bebas tanpa memegang gelas wine, terulur ke arah wanita cantik itu, "Perkenalkan, saya David Brawijaya."

"Salam kenal, saya Lyanna Danita."

"Kalau tidak salah, anda putri dari Tuan Yudha. Apa benar?"

"Betul, Pak David. Dan dia akan menjadi putri menantu di keluarga kami, keluarga Bagaskara."

Sebuah suara lantang sarat akan kebanggan muncul dari belakang punggung David. Dari sana, muncul Tuan Bagaskara yang tengah berjalan santai dengan setelan jas mahalnya bersama sang asisten yang setia mengekori. Wajah penuh keriputnya terlihat cerah, menyapa David yang merupakan salah satu kolega bisnis yang cukup dekat dengannya, "Lama tidak bertemu, Pak David."

"Selamat malam, Tuan Bagaskara."

"Pernikahan mereka sekitar dua bulan lagi, dan saya harap anda bisa datang nanti," gumam Tuan Bagaskara kemudian, menatap David dengan sorot matanya yang ramah. Jauh berbeda dengan Bagas yang ingin sekali pergi dari sana, demi menghindari topik yang memuakkan untuknya. Namun, begitu sang Papa mengalihkan pandangan ke arahnya, Bagas tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali memasang topeng palsunya sementara di satu sisi, ia terus mempertanyakan, bagaimana Papanya itu bisa turut hadir di sana.

Let Me Be Your Sky [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang