“Sini! Pak Bagas mau ngomong sama kamu!”
“Well, kayaknya lu harus cepet-cepet samperin ‘Tuan’ lu itu sebelum dia ngasih hukuman buat lu, deh. Anyway, think about my suggestion. You can call me, if you really really really need the testpack. I will buy it for you. Bye, cewek bayaran.”
Agnes menyempatkan diri untuk berbisik tepat di telinganya. Gadis cantik itu bahkan tidak merasa takut sedikit pun meski Bagas sudah menatapnya dengan tajam. Ia justru menunjukkan sikapnya yang baik, menepuk pundak Claudia beberapa kali serta merangkulnya seakan-akan mereka adalah teman yang sangat dekat. Lalu, ia membawa gadis gempal itu untuk mendekati posisi Pak Budi sambil memamerkan topeng keramahan yang ia punya.
“Saya mau kasih sedikit saran sama Pak Budi. Sekarang, Claudia lagi banyak pikiran, Pak. Kasihan banget dia. Tolong, jangan ditambah lagi, ya, Pak. Bisa-bisa, dia nge-drop nantinya,” ucap Agnes, terdengar sungguh-sungguh untuk meminta Pak Budi agar memperlakukan Claudia dengan baik. Mengenyahkan fakta bahwa dirinyalah yang sudah membuat perasaan dan pikiran Claudia semakin kacau, bahkan tanpa terlihat bersalah sama sekali.
Beralih dari Pak Budi, ia membalas tatapan tajam yang dilayangkan Bagas untuknya. Tubuhnya membungkuk hormat, begitu pula kedua sahabatnya yang melakukan hal yang sama. Senyum cantiknya terulas di antara kedua sudut bibir, berhasil membuat Bagas merasa muak untuk sekedar menatapnya. “Selamat siang, Pak Bagas. Senang bertemu dengan anda.”
“Ya, udah. Kamu kalau gak ada kelas lagi sekarang, mending ke perpustakaan aja sana, Agnes, Lova, dan Yesha.”
“Siap, Pak Budi!”
“Mari, Pak Bagas kita ke ruangan saya.” Lantas, Pak Budi mengajak Bagas untuk mengikuti kemana tangannya mengarah. Membiarkan pria tampan itu untuk mengambil langkah lebih dulu, sementara ia mencoba mensejajarkan diri serta Claudia yang mengekori di belakang. Meninggalkan Agnes beserta kedua sahabatnya yang menatap kepergian mereka bertiga, dengan seringai sinis yang kembali terulas.
“Just wait, Claudia. I will use my lucky key to destroy your life, so, you can know how is my revenge for what you did to me first.”
...
“Seandainya saja... Bagas bisa ikut bersama kita sekarang. Dia harus memberikan pilihannya juga, kan?”
Nyonya Yudha meletakkan cangkir tehnya kembali di atas meja. Sementara Nyonya Bagaskara sekedar mengangguk untuk menyahuti ucapannya barusan, “Hm, dia selalu menyibukkan diri untuk segala hal yang sebenarnya masih bisa diatasi oleh orang lain. Itulah buruknya dia, dan saya harap, Lyanna bisa mengerti itu jika mereka sudah menikah nanti.”
Tawa Nyonya Yudha pun mengudara, bertepatan dengan kedatangan Lynn usai melihat beberapa miniatur dari dekorasi pelaminan yang disediakan oleh pihak Wedding Organizer pilihannya. Tangan keriput milik wanita setengah baya itu lantas menggapai tangan Lynn, menariknya untuk duduk tepat di ruang kosong yang ada di sebelahnya. Dan tentu saja Lynn menurut, bahkan tidak ragu memamerkan senyuman merekahnya meski ia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Mamanya bersama Calon Mama Mertuanya.
“Bagaimana, sayang? Ada yang kamu suka?” tanya Nyonya Bagaskara kemudian, seraya memaku tatapan kepada Lynn yang baru saja selesai menyeruput sedikit teh hijau tanpa gula pesanannya. Tampak wanita cantik itu menganggukkan kepala, “Ada, Tante. Overall, semuanya bagus. Tapi, ada satu yang paling aku suka.”
Jari lentik Lynn memberi kode kepada salah satu staff yang tadi menemaninya melihat-lihat serta dengan baik hati mencekokinya berbagai rekomendasi. Sebuah buku album ditenteng oleh staff tersebut, yang diletakkannya di atas meja setelah membuka satu halaman berisi dekorasi yang dimaksud oleh Lynn. Otomatis, sepasang mata milik Nyonya Yudha dan Nyonya Bagaskara pun menilik pada gambar itu secar bergantian, sebelum akhirnya ikut menganggukkan kepala dengan senyum yang diulas cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sky [ C O M P L E T E ]
Casuale"Hai, Langit? Apa kabarmu hari ini?" Langit adalah salah satu hal favorit untuk seorang Claudia Issaura. Bagi gadis gempal itu, langit sangat menenangkan, indah, sekaligus mampu memberi kekuatan, untuk segala sesuatu yang sudah dilewatinya dan pasti...