Pagi telah berganti siang ketika Bagas dan Claudia kembali mendaratkan kakinya di atas pulau yang menjadi tempat acara. Kebahagiaan tampak melingkupi keduanya, dibumbui dengan penuh cinta. Dan harusnya, semua itu masih bertahan paling tidak sampai mereka berpencar agar tidak dicurigai oleh orang-orang.
Namun, kehadiran seseorang yang sama sekali terduga oleh keduanya, menyebabkan baik Claudia ataupun Bagas seketika membeku di tempat. Napas Claudia tertahan, pun dengan Bagas yang hanya bisa diam sambil menahan perasaan tidak enak yang tiba-tiba menggelayuti hatinya. Menatap orang yang berdiri di hadapan mereka dengan penuh tanda tanya.
“Akhirnya ketemu juga.”
Sontak, Claudia menyentak tautan tangan antara dirinya dan Bagas. Dengan gugup dan gelagapan, ia langsung menjauh dari pria tampan itu, sejurus kemudian menundukkan kepala dalam-dalam. Bola matanya tampak bergerak cepat. Bagaikan orang yang baru saja tertangkap basah, ia bahkan kesulitan untuk sekedar menelan air liurnya. Kedua tangan yang Claudia sembunyikan di belakang tubuhnya pun bergetar, sedangkan jari jemari yang saling memainkan satu sama lain terlihat begitu gelisah.
Sementara itu, Bagas melirik pergerakannya yang tiba-tiba tersebut disertai napas yang berhembus kasar. Berusaha untuk tidak diketahui seseorang di hadapannya, ia mendecak sebal. Namun, semuanya lantas ia tutupi dengan ekspresi datar yang membuatnya terlihat tidak segugup Claudia. Pria tampan itu justru membalas senyum keramahan yang dilayangkan untuknya dengan kening yang mengkerut cukup dalam.
“Bagaimana kamu bisa ada di sini, Lynn?”
Diiringi langkahnya yang terurai untuk mendekati Bagas, Lynn pun mengawali jawabannya dengan tawa renyah. Gadis yang mengenakan hotpants putih dan cardigan bermotif bunga tersebut terlihat malu-malu, sebelum akhirnya meraih tangan Bagas lalu menggenggamnya erat.
“Hm, tadi aku diantar sama Papa kamu. Katanya aku harus sering-sering mengikuti acara seperti ini bersama kamu.”
Untuk sesaat, Lynn mengalihkan pandangan pada gadis di samping Bagas, yang tertunduk dalam seakan menghindari kontak mata dengan dirinya. Suasana yang tiba-tiba menghening membuatnya berinisiatif untuk menyapa gadis gempal itu, menggunakan tepukan lembut di atas pundak milik dia.
“Hai, Claudia. Aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini.”
Terhenyak kaget, Claudia sontak mengangkat wajah dan terpaksa menatap dua bola mata jernih punyanya Lynn yang begitu berbinar. Senyum sumringah wanita itu sempat mencuri perhatiannya, memikirkan betapa cantiknya dia meski dalam balutan pakaian yang teramat sederhana. Akan tetapi, Claudia jauh lebih fokus ke arah genggaman tangan Lynn pada tangan Bagas, setelahnya, yang sesekali mengantarkan usapan lembut secara perlahan. Kecemburuan pun akhirnya mengakar kuat di dalam dada, sehingga Claudia terburu-buru membuang atensi dari sana demi keselamatan hatinya.
“Hm… i-iya, Kak. Aku dapat tugas untuk ngeliput acara ini.”
“Oh, begitu? Aku baru tahu kalau mahasiswa jadi sering diperbolehkan meliput acara perusahaan? Bukannya dulu, kamu jarang mengundang institusi pendidikan untuk ikut serta dalam acara perusahaan, ya, Bagas?” tanya Lynn, menatap wajah Bagas yang masih saja mengacuhkannya. Pria yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya tersebut pun berhasil menarik tangannya untuk tergerak, mencoba meraih wajah tampan Bagas agar bisa membalas tatapan yang ia berikan. Namun, Bagas jauh lebih cepat untuk menghindar, dengan melengoskan wajahnya ke arah lain.
Tidak hanya dengan sekedar melengoskan pandangan, Bagas yang menyadari sentuhan Lynn yang menurutnya kelewat batas, bergegas menarik tangannya dari genggaman gadis cantik tersebut. Pandangannya terbuang ke arah pesisir pantai, mencoba mengabaikan Lynn beserta senyumnya yang selalu terpancar tulus dan hangat meski ia selalu bersikap acuh. Kekesalan langsung mendera hatinya usai mendengar bahwa kedatangan Lynn yang tiba-tiba dan tidak terduga ini, ternyata rencana dari sang Papa, yang lantas membuat moodnya seketika menjadi kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Sky [ C O M P L E T E ]
De Todo"Hai, Langit? Apa kabarmu hari ini?" Langit adalah salah satu hal favorit untuk seorang Claudia Issaura. Bagi gadis gempal itu, langit sangat menenangkan, indah, sekaligus mampu memberi kekuatan, untuk segala sesuatu yang sudah dilewatinya dan pasti...