:: Bab XLIX ::

464 54 6
                                    

Perputaran roda Sedan hitam mengkilap itu lantas terhenti, tepat di tepi danau yang semakin ramai meski malam sebentar lagi akan datang. Arah pandangan dari dua orang yang berada di dalam mobil mewah tersebut mengembara jauh ke pemandangan yang ada di luar sana. Menembus jendela mobil yang tampak hitam dari luar, meski sesungguhnya, mereka berdua dengan mudah memperhatikan sepasang manusia lain yang tengah duduk tidak jauh dari tempat mereka berada.

Napas yang terasa berat, Lynn lepaskan dari sela-sela bibirnya yang berpoles lipstik berwarna nude. Tidak memperdulikan sesak yang merambat dan mulai meremas kuat hatinya, ia tetap memaku pandangan pada calon suaminya yang dengan santainya menggenggam tangan gadis lain. Tangan dari gadis yang kemunculannya telah berhasil menghancurkan hubungan baik antara dirinya bersama calon suaminya itu.

"Nona tidak perlu repot untuk memantau mereka berdua. Cukup fokus dengan rencana pernikahan kalian, dan biarkan saya yang mengurus gadis itu."

Revan, pria berkacamata di balik kemudi yang telah berbaik hati mengantarnya mengikuti kemana Bagas pergi, akhirnya bersuara. Dari balik bingkai kotak yang tersungging di atas tulang hidungnya, ia melirik ekspresi yang Lynn tunjukkan. Mudah baginya menemukan tatapan tajam dari mata milik wanita cantik itu, pun tangan putihnya yang terkepal di atas pangkuan. Membuat Revan semakin yakin kalau Lynn sedang berjuang melawan sesuatu di dalam hatinya sekarang.

"Aku hanya ingin tahu, seperti apa salam perpisahan yang akan Bagas katakan," jawab Lynn, diiringi senyumnya yang getir. Lalu, dia pun melanjutkan, "Atau mungkin... dia tidak akan pernah mengucapkan salam perpisahan pada gadis itu meskipun rencana pernikahan kita sudah dipercepat."

"Nona... pasti sangat marah."

Tebakan Revan memancing tawa sarkas Lynn untuk keluar. Tanpa mengalihkannya dari jendela, tatapannya justru semakin menajam. Apalagi ketika melihat bagaimana Bagas yang menggenggam erat tangan gadis di hadapannya. Sebuah genggaman yang tidak pernah didapatkan oleh Lynn, walau jelas-jelas, dirinyalah yang berstatus sebagai calon istri sah Bagas.

"Aku tidak marah."

Secara diam-diam, Revan terperangah. Keningnya spontan mengkerut, mendengar jawaban Lynn yang terkesan tidak masuk akal. Yang kemudian dibalas Lynn dengan suara pelannya yang kembali terdengar.

"Aku tidak marah, dan aku memang tidak bisa marah dengan Bagas. Mau sekeras apapun aku mencoba." Lynn menarik napasnya kembali, demi mengisi ulang stock oksigen di dalam tubuhnya yang terbebani rasa sesak. "Mungkin, ini yang orang katakan 'cinta bisa membuatmu bodoh'. Dan aku yang awalnya skeptis terhadap hal itu, sekarang justru sangat menyetujuinya."

"Nona tenang saja. Tuan Bagas memang seharusnya mencintai Nona. Bukan perempuan manapun, apalagi gadis itu."

"Tentu saja. Bagas harusnya mencintai aku, karena aku sudah mengorbankan hatiku demi mencintainya. Dan bagaimanapun, aku harus tetap menikahinya. Papa pasti akan merasa sangat sedih jika setelah kepergiannya pun, aku masih tidak bisa mewujudkan apa yang dia inginkan."

Lynn mengucapkannya dengan datar. Namun, ada ambisi kuat yang seharusnya bisa dirasakan oleh pendengar ucapannya. Contohnya saja Revan, yang sedetik setelah itu, membiarkan napasnya keluar dengan pelan. Sementara tangan pria tersebut telah bergerak, meraih tangan Lynn yang mengepal di atas pangkuan.

Dengan penuh penekanan, Revan berkata, "Saya... akan melakukan apapun agar Tuan Bagas bisa bersama dengan Nona Lyanna. Apapun... caranya."

Kepala yang memberikan anggukan, menjadi respon Lynn atas kalimat penenang dari Revan. Masih dengan tatapannya yang terpaku pada sang calon suami, ia pun mengiyakan.

"Apapun, Revan. Lakukan apapun, agar gadis penghancur itu enyah dari dunia ini. Lakukan apapun, agar Bagas bisa melupakannya dan berbalik mencintaiku. Mencintai aku yang jauh lebih berhak mendapatkan cinta dari dia. Anggap itu sebagai... permintaan maafmu padaku. Aku akan melupakan kesalahanmu, kalau kamu benar-benar bisa membawa Bagas padaku."

Let Me Be Your Sky [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang