Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku membuka blokir untuk nama Ares di whatsapp, sejujurnya aku masih belum memaafkan perlakuan Ares waktu itu, tapi aku juga tak sanggup kalau harus tanpa Ares. Entahlah ke depannya bagaimana jika hidupku tanpa Ares di sekitarku.
Ares Biadab
Tengkiyu kalungnya
Gue suka bangetAku mengirimkan pesan itu, dan belum ada tanda-tanda Ares akan membalas pesanku. Untuk sementara biarkan aku memandangi kalung pemberian Ares ini. Tak berapa lama, ponselku bergetar sebuah panggilan masuk. Kulihat ada nama Ares tertulis di layar ponsel.
Seperti remaja labil yang baru jatuh cinta, hatiku berdetak tak karuan, sialan memang hati ini. Sebelum kuangkat aku berdehem dulu supaya suaraku tak serak.
"Assalamualaikum," ucapku setelah aku menggeser ikon berwarna hijau.
"Waalaikumsalam," jawabnya lembut.
Duh, kurang ajar sekali hati ini berteriak kegirangan setelah mendengar suara Ares.
"Makasih kalungnya." Aku tersenyum kecil memandangi kalung itu.
"Maaf cuma bisa ngasih itu, itupun gue belinya di Shopee, harganya tujuh puluh lima ribu, Nay."
"Harus banget lo sebutin harganya?" Aku mendengar suara kekehan di ujung sana.
"Kan gue udah bilang, buat lo segitu udah kemahalan."
"Hmm iya deh, yang penting niatnya baek."
Salahkah kalau aku memaafkan Ares yang sudah lancang dan berani memukulku? Apakah ia akan seperti itu kalau aku melakukan suatu kesalahan besar? Aku terlalu naif semudah itu memaafkan Ares, kejamkah kalau aku tak memaafkannya?
Aku meminta maaf pada semua orang jika seandainya aku memilih untuk memaafkan Ares dan perlahan mencoba melupakan kejadian tempo hari.
"Hellow, Aurora Kanaya?"
Aku tersentak dengan panggilan dari orang di ujung sana.
"Lo kenapa?" Ada nada khawatir dari yang kudengar.
"Ehm, nggak apa-apa," jawabku bohong. Sebenarnya aku mau bertanya pada Ares bagaimana tanggapannya kalau ia mendengar bahwa aku tadi sempat dilamar mas Orion. Bukankah selama ini kami selalu bertukar cerita?
"Nay?" panggilnya.
"Ini serius, Kalung ini tujuh puluh lima ribu, Res?"
"Iya, emang kenapa?"
"Yaudah mau gue buang aja," ancamku.
"Buang aja kalau lo nggak suka, dasar Matre!" teriaknya, aku bisa membayangkan bagaimana wajah Ares sekarang.
"Haha, yaudah gue buang ni."
"Serah lo!"
"Res, kalau semisal gue dilamar cowok lo bakal sedih nggak?"
Tiba-tiba pertanyaan itu keluar dengan lancar dari mulutku tanpa bisa kuhentikan. Kami terdiam sejenak, tak ada jawaban dari Ares, yang ada hanya helaan napas yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In 29th
ChickLitAku perempuan dua puluh sembilan tahun yang memiliki impian tapi hobi rebahan. Perempuan dengan segala kelemahannya dan berusaha untuk bangkit dari segala macam kegagalan yang pernah ia alami. -Nay-