Awas typo...
Mohon dikoreksi kalau menemukan tulisan yang salah...
Shangkyuuu readersku 💕💕💕💕
****
Seperti biasa setiap kali kumpul keluarga aku selalu menjadi topik utama. Kadang aku mikir apakah aku harus menjadi seorang artis karena sering dighibahin keluarga sendiri. Sassy menatapku prihatin setelah mendengarkan aku mendapatkan pertanyaan yang mematikan dari kedua tanteku. Hanya dia sepupu yang terbaik di dunia ini yang menjadi tempat curhatku dari zaman kami masih dalam kandungan. Bahkan dia rela memutuskan Ares karena tahu aku nangis semalaman pasca ditolak Ares. Sialan memang si Ares.
Sassy sekarang sudah punya satu anak perempuan, sayangnya hari ini anaknya yang bernama Putri itu tidak diajak. Putri yang sudah berumur tiga tahun itu lebih memilih untuk tinggal bersama neneknya saja.
"Udah si, Nay. Lo nikahnya sama Ares aja. Dia juga jomblo kan?" Sassy memberikan solusi yang sama sekali tidak aku setujui.
Mengapa semua orang suka sekali kalau aku bersama Ares. Mereka tidak tahu penindasan-penindasan yang telah dilakukan Ares ke aku itu sangat kejam. Lebih-lebih seperti para Kompeni yang menjajah Indonesia zaman perang dulu.
"Bentar, gue tanya Ares dulu."
Aku menelpon Ares sengaja ku loud speaker biar Sassy bisa dengar sendiri kalau Ares itu menyebalkan.
"Apa?" ketusnya.
"Res, mau jadi suami gue nggak?"
Aku langsung to the point saja. Untuk berbasa-basi sama orang yang udah basi.
"Cuma cowok stupid yang mau jadi suami lo, Nay. Rugi banget gue sunat kalau nikahnya sama lo," ucapannya itu membuatku ingin membunuhnya sekarang juga.
"Eh, Ares. Kalau ngomong mulut dijaga ya, udah kayak saringan soek mulut lo!" teriak Sassy yang tak terima aku dihina oleh Ares.
Aku melihat Sassy ngeri, sekarang ia berkacak pinggang, napasnya naik turun menahan emosi. Aku tertawa senang ada yang membelaku kali ini. Ah, Sassy lebih cocok jadi mamaku. Ia tak kejam seperti mama yang selalu sekongkol dengan Ares.
"Eh, ada Sassy. Maaf ya, Sas, tapi beneran sepupu lo itu dilihat dari sudut manapun tetap gue nggak ketemu kelebihannya itu apa." Aku bisa membayangkan wajah Ares sekarang. Ia pasti tertawa senang melihat aku tersudutkan oleh kata-katanya.
"Bodo, Res. Mati aja lo mati sana nyeburin diri ke sungai sana!" Aku langsung memutuskan sambungan telpon.
Aku dan Sassy benar-benar berhasil dibuat naik darah olehnya.
Aku mendengar namaku disebut-sebut di ruang keluarga. Aku dan sepupuku yang tadi ada di ruang tamu langsung melipir mendekati perkumpulan yang kalau menurutku selain silaturahmi sudah pasti ngeghibah.
"Nay, sini tante kenalin anak teman tante, dia tentara lo masih jomblo cakep lagi, sesuai pesanan kamu." Tante Mala, ibunya Sassy tersenyum senang.
Aku yang mendengarnya tak senang. Ajang jodoh-jodohan terus berlanjut Tante Mala dan Tante Nisa sibuk menunjukkan calon kandidat yang akan menjadi suamiku kelak.
Sabar ya, Nay. Kadang dunia memang kejam kalau lo nggak laku.
Aku mengasihani diriku sendiri yang sudah hampir tiga puluh tahun ini malah tak ada tanda-tanda akan segera menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In 29th
ChickLitAku perempuan dua puluh sembilan tahun yang memiliki impian tapi hobi rebahan. Perempuan dengan segala kelemahannya dan berusaha untuk bangkit dari segala macam kegagalan yang pernah ia alami. -Nay-