Kini pelajaran pertama telah usai sedari tadi dan kini siswa dan siswi berhamburan keluar kelas.
Raja yang melihat Daffa langsung keluar kelas segera mencekalnya.
"Eit. Mau kemana?"tanyak Raja.
"Rooftop"jawab Daffa.
"Yaudah deh gue dengan Geral dan Alang ke Kantin dulu. Mau isi perut"ucap Raja.
"Hmm.. "Dehem Daffa.
Daffa segera berjalan melewati koridor menuju rooftop namun ketika perjalanan Menuju rooftop tiba tiba ada seseorang yang mencekal tangan Daffa.
"Daf. Temani gue kekantin"pinta Amel.
"Gue ngga bisa! "balas Daffa namun cepat cepat meninggalkan Amel ia sangat tidak suka kalau dirinya terus selalu di pantau,apalagi di ancam,Daffa sangat tidak menyukainya.
Sesampainya di rooftop Daffa segera duduk,Daffa dapat melihat murid murid yang sedang bermain bola ada juga yang membaca buku di taman, dan hanya berbicara saja entah itu urusan pribadi atau mengosipkan orang lain.
Pikiran Daffa tertuju pada Nayla, Daffa masih menyimpan perasaan sayang.
Daffa ingin menemui Nayla tapi jika Ravan melihatnya mendekati Nayla nanti dia akan di kata i pengecut.
"khhh.. Sial"teriak Daffa sangat marah pada dirinya.Daffa yang melihat Ada batu disampingnya segera melempar batu itu ke bawah namun.....
AWWW....
Terdengar ringisan dari arah bawah,Daffa yang melihat ada seorang gadis yang sedang memegang pelipisnya,Yah....Akibat Daffa yang melempar batu itu sehingga mengenai gadis yang kini kesakitan.
Dapat Daffa lihat gadis itu megeluarkan darah di bagian pelipisnya buru buru Daffa segera bangkit dan berlari menghampirinya.
"Sini gue bantu"pintah Daffa sambil merangkul gadis yang ia kena leparan tadi akibat ulahnya.
"Maaf gue ngga sengaja tadi"ucap Daffa.
"e-n-gga papa ko kak"jawab Gadis itu.
"tunggu gue ambil obat dulu"kata Daffa.
Kini Daffa berjalan menuju UKS untuk mengambil obat merah.
Setibahnya di UKS sunggu sangat kagetnya Daffa melihat Nayla dan Ravan di Sana.Nayla yang sedang duduk di brangkar dengan Ravan yang menyuapinya.
Nayla yang melihat Daffa tiba tiba masuk hanya menunduk.
"Eit... duhh ada perusak ni"sindir Ravan.
Daffa mati matian menahan amarahnya untuk tidak meladeni banci di depannya ini.
Daffa tak ingin berlama lama disini ia langsung segera mengambil obat merah yang berada di rak dan segera bergegas keluar.
Nayla yang melihat Daffa keluar dari UKS menatapnya dengan senduh.
Ravan yang melihat raut wajah Nayla berubah senduh langsung terseyum miring.
Diperjalanan Daffa terus memikirkan kejadian tadi kenapa bisa Nayla sangat kenal dengan Ravan, Mereka kenalan kapan?,gue harus tetap sabar liat aja kalau sampai Ravan menyakiti Nayla Daffa tak akan diam,karena orang yang ia sayang tengah terluka.***
"Maaf lama"kata Daffa.
"ngga papa"jawab gadis itu.
"gue obatin"kata Daffa sambil membuka obat merah itu dan menuangkannya di kapas lalu mengusapnya di pelipis gadis itu.
"Nama loh siapa?"tanyak Daffa.
"Sani Alifa Zakiya panggil aja Saniy,kelas 11bahasa 4"balas Sani.
"ouh.. Udah"kata Daffa sambil membereskan peralatan tadi.
"Hai kak Daffa. Aku hanya mau bilang jangan deket deket dengan cewek itu"kata seorang murid sambil menunjuk sani. "dia itu ngga disukai satu sekolah, cari yang lain aja kak Daffa"kata cewek itu sambil berjalan meninggalkan Daffa dan Sani.
Sani. yang diperlakukan seperti itu hanya diam menunduk.
"Loh ada masalah? "tanyak Daffa.
Hiks..
"N-gg-a ada y-ang mau ber-teman sa-ma aku,ka-tanya a-ku ngga c-ocok sekolah disini karena hanya orang orang kaya sedangkan gue hanya orang miskin"ucap sani tersenduh senduh.
"Jangan nagis.Ngga ada ko kata kata harus anak orang kaya yang sekolah disini"ucap Daffa menenagkan sani.
Daffa memang orangnya dingin pada cewek dan cowok jika cara perilaku atau karakter orang itu, Daffa memang jarang berbincang pada cewek tapi jika cewek itu tingkahnya baik maka Daffa akan baik, dan bahkan menemaninya jika sedih.
"Makasih masuk yuk ntar lagi bel bunyi"kata Sani.
Daffa yang melihat Sani berusaha tegar didepan orang orang langsung mengigat Nayla.yah..Nayla juga adalah gadis yang pandai menyembunyikan rasa sakitnya.
"Yaudah gue anter"kata Daffa.
"Ngga papa kak?"Tanyak Sani.
"iya ngga papa"jawab Daffa.
Kini keduanya berjalan melewati koridor.
***
"Makasih kak"kata Sani.
"iya. San jangan sedih. Kalau ada macam macam sama loh tanyak gue aja"ucap Daffa.
"i-ya k-ak"balas Sani terbata bata.
"pulang bareng gue"pintah Daffa.
"n-g"kata Sani terpotong.
"Ngga nerima penolakan"ketus Daffa lalu meniggalkan kelas Sani.
***
Setelah pelajaran terakhir selesai kini para murid meberes bereskan alat tulisnya dan bergegas pulang.
"Daf. Cewek tadi siapa? "tanyak Alang.
"Temen"kata Daffa.
"Jangan bilang loh punya istri baru Daf"kata Alang.
"trus.. Loh pdkt Daf"kata Raja.
"Loh.. Apain anak orang Daf? "tanyak Geral.
"Atau loh seligkuh?"tanyak Alang"Yallah Daf sadar kaliii yaelahhh"kata Alang.
"Bodohh!"ketus Daffa.
"yaelahh luhhh udahh udahh yuk pulang"kata Geral.
***
"Gue balik dulu, ntar kumpul ke warjok"kata Daffa.
"yoi"balas Raja.
Daffa yang melihat Sani yang duduk di pos segera menghampirinya.
"Ayuk pulang"ajak Daffa.
"i-yya kak"balas Sani.
Diperjalanan Hanya keheningan terdengar sehingga Daffa memutuskan untuk bertanyak.
"Rumah loh di mana? "tanyak Daffa.
Sani yang mendengar kata Rumah langsung berubah senduh ia tak mempunyai rumah.
"eh-D-i ehhh"kata Sani terbata bata ia sangat takut jika Daffa megetahuinya ia tak mempunyai tempat tinggal.
"N-g-ga tau"kata Sani terbata bata.
"Hah! Jangan canda"kata Daffa.
"Ak-u n-gga p-unya te-mpat tinggal"kata Sani terbata bata.
"Trus loh tidur dimana?"tanyak Daffa.
"G-ue ti-dur d-i w-a-rung yang udah tutup"kata Sani terbata bata.
"udah loh tidur aja yah di apartemen gue ngga papa ko, ntar loh cerita ke gue"pintah Daffa.
"ng-"kata Sani terpotong.
"udah ayuk"kata Daffa.
Kini keduanya menuju apartemen Daffa.
Heheheh wkwkwk.
Jangan lupa vote yahh biar makin semangat updatenya. lopyuuu😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With Him (REVISI SETELAH TAMAT)
Teen FictionNayla Melani Janson Ia adalah gadis cantik dan pintar, namun seiring berjalan waktu Nayla dapat mencairkan sikap seorang cowok most wanted dia adalah... Daffa Argalansya Alextar seorang cowok yang sikapnya sebelah duabelas dengan kulkas,sikapnya di...