Aku mematahkan beberapa hati demi mempertahankan satu hati,tapi ternyata hati itu mematahkan hatiku sendiri.
~Daffa.
Pagi ini Daffa tak minat mengikuti
Pelajaran emang bukan ngga minat malah hampir setiap hari, guru guru yang mengetahui sifat turun temurun cowok itu sudah sangat lelah mencatat namanya hingga catatan Bk nya udah ful.Merenung,yah itulah sekarang yang Daffa lakukan di rooftop ia sangat lelah memikirkan semua kehidupan yang sesulit ini setelah kejadian kemarin membuatnya terus kepikir dengan Amel yang keberadaannya tak ia tau dan setiap perkataan ayah Amel masih Daffa ingat sehingga membuatnya semalam tak bisa tidur.
Banyak notifikasi dari ponsel Daffa termaksud para sahabatnya itu menanyakan keberadaannya.
"Kenapa Ayah begitu jahat merusak kebahagian aku,apakah tak ada lagi cara menyatuhkan aku dengan Amel dengan menikah sehingga aku harus memutuskan Nayla"itulah kata kata yang Daffa ucapkan.
"Hkhh... BODOH!! "
Daffa yang melihat beberapa pot bunga langsung megambilnya dan melemparnya ia melampiaskan semua masalahnya.
Hingga sebuah orang memanggilnya membuatnya berhenti.
"Jangan buat masalah! "kata Nayla.
"Maaf"
"Daf gue tau semuanya tentang masalah kemarin,gue kesini hanya tanya in loh jangan bolos karena suatu alasan masalah"
"Nay semuanya hancur semuanya jahat kenapa harus gue,semuanya gue terus,capek Nay gue capek"perkataan Daffa membuat Nayla sedikit kaget akibat mendengar nada cowok itu terdengar lemah.
"Gue ngerti Daf tapi ngga selamanya loh marah marah gini bisa nyelesain masalah"
"HKHH..., hiks..."kedua kalinya Nayla melihat seorang Daffa sang cowok terkesan dingin kini sedang menagis dan tanpak rapu.
"Gue mau sendiri dulu"Daffa kini menghapus air matanya cukup didepan Nayla dan sahabatnya ia kelihatan tak baik baik lalu segera pergi menuju kantin karena baru saja bel istirahat berbunyi.
💔
Daffa dan para sahabatnya kini sedang berada di lapangan bukannya main basket tapi para sahabat Daffa diam melihat Daffa yang hanya diam sampai ia tak ingin menatap sahabatnya.
"Daf dari tadi pagi ko diam mulu? "tanya Raja heran.
"Iya ni sih Daffa diem diem baek ngopi bang ngopi"
"Diam Lang malah becanda"
"Iya ni gue jahat dah"
Namun karena kerumuan dan teriak para sebagian murit murit yang lagi berada di lapangan membuat Daffa dan sahabatnya sontak menengok kearah kerumuan itu.
Ihhhh soswit...
Ahhh kak Ravan sama Kak Nayla ihhh soswit yah...
Ishh emang yah sih Nayla murahan banget.
Seperti itu kalimat seorang gadis yang baru barusan melewati Daffa dan sahabatnya.
"HAH!,Jangan jangan....Ihhh noo ngga mungkin"kata Alang memikirkan perkataan gadis tadi.
Terima...
Terimaaa...
Terimma...
"Ravan sama Nayla pacaran"Itulah kalimat yang Raja ucapkan semuanya diam masih tak percaya karena penasaran Raja melihat gadis yang tak jauh darinya segera menghampirinya.
"Hee kak Raja"
"Bener Ravana jadian sama Nayla? "
"Iya kak tu baru saja mereka jadian"
"oohh yah makasih"
****
"Heran gue,masa Nayla gampang gitu terima Ravan pasti ada ngga beres ni"
Daffa yang dari awal mendengar berita bahwa Nayla dan Ravan kini telah berpacaran masih diam tak melakukan sesuatu.
Hingga Daffa mengambil jaketnya meninggal sahabatnya menuju parkiran.
Namun pada saat beberapa langkah tiba tiba Daffa merasakan pusing dan tanpa sadar darah segar mengalir di kedua hidungnya buru buru Daffa membuka jaketnya lalu mengusap darahnya ke jaket.
"Daf"Daffa yang mengetahui suara itu langsung membalikan badanya namun pada saat itu juga Daffa ambruk ke tanah,yah... Daffa pingsan di depan Nayla.
"Daf loh kenapa?Hiks...Daf"Nayla menangis melihat Daffa ,ia terus menepuk nepuk pipinya.
Nayla tak peduli dengan tatapan para murit murit.
"Nay,Daffa kenapa? "Para sahabat Daffa langsung menopang tubuh kekar Daffa dan segera pergi menuju UKS.
😊
Kini Daffa sudah sadar,ia kini sedang duduk di brangkar UKS dapat Daffa liat dari para sahabatnya menatapnya cemas termaksud Nayla yang kini masih menangis.
"Loh ngga papa kan Daf? "tanya Alang.
"Ngga papa"balas Daffa.
Namun pada saat Daffa ingin menuruni berangkar tiba tiba Nayla langsung memeluknya.
"Hiks.. Daf m-aff"Nayla terus menangis di dada Daffa.
"Jangan peluk ntar pacaran loh marah"kata Daffa datar dan langsung melepaskan tangan Nayla dan beranjak pergi.
"Sabar Nay,jangan nangis gue tau kalau Daffa tak mau liat loh nagis"kata Raja.
"T-api Daffa marah"
"Udah ntar dia ngga marah lagi"
Semenjak kejadian tadi Daffa terus merenung di pinggir lapangan melihat para siswa yang sibuk mendekor setiap ruangan karena besok adalah Ulang tahun sekolahnya.
Daffa masih heran dengan akhir akhir ini,ia selalu mimisan tapi Daffa tak ingin mengecetnya di rumah sakit karena menurutnya hanya hal biasa.
Hai pembaca setia my story with him, masih betah ngga ni?, mudah mudahan sih betah yah, oiya jangan lupa klik bintangnya yah..
See you next part, hhh gabut, wkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With Him (REVISI SETELAH TAMAT)
Teen FictionNayla Melani Janson Ia adalah gadis cantik dan pintar, namun seiring berjalan waktu Nayla dapat mencairkan sikap seorang cowok most wanted dia adalah... Daffa Argalansya Alextar seorang cowok yang sikapnya sebelah duabelas dengan kulkas,sikapnya di...