MSWH- 37

31 8 0
                                    

Ketika hancur,sedih dan kehilangan cobalah bangkit memperbaiki semuanya, melangkahlah ke jalan benar percayalah setiap lagkahmu akan merubah perlahan lahan hidupmu.

HappyReading!!

Daffa tak henti henti bolak balik di depan pintu tempat Amel diperikasa oleh dokter, Daffa sangat khawatir denga bbn gadis itu,kebencian,kemarahan pada Amel kini terlepas ia tak bisa melihat seorang yang ia sayang sedang terbaring di rumah sakit, baginya biarkan Daffa saja yang jadi di posisi Amel jangan dia apa lagi Nayla dan keluarganya.

"Keluarga pasien?"dokter tiba tiba keluar dari ruangan.

"Saya dok"ucap Daffa.

"Alhamdulillah pasien baik baik hanya saja ia kecapean dan demam"Ucap dokter.

Daffa langsung bernapas lega,tanpa mendengar lagi perkataan dokter Daffa langsung masuk ke ruangan Amel.

Daffa diam sejenak melihat Amel yang sedang menangis.

"D-affa"Amel kaget dengan kedatangan Daffa.

"Mel,jangan buat gue hawatir"sejak tadi Daffa sudah berpikir untuk memperbaiki semuanya, akibat perkataan Nayla ia sedikit mulai memahaminya.

Amel terus menatap Daffa dengan pandangan yang sulit di artikan tatapan yang Daffa tau bahwa gadis itu sedang tak baik baik.

"Mel,gue mau perbaiki semuanya"baru kali ini Amel mendengar ucapan lembut Daffa biasanya Daffa terus membentaknya,mengangapnya saja tak pernah tapi dari perkataan Daffa,Amel tau ucapan Daffa benar.

"Maafin aku D-af,hiks.."Daffa langsung menarik punggung Amel ke dekapannya mengelus ngelus rambut panjang Amel.

"Mel maafin gue,gue dulu benci loh karena loh cerewet selalu tekan gue dan ancam gue ke bokap gue,semenjak kejadian ternyata kita saudara itu membuat gue semakin banyak Masalah"Amel terus melihat Daffa.

"Daf loh maukan anggap gue adik loh, dan soal status nikah nanti gue suru teman aku, buat urus penceraian"

"Gue ngga bakal mau lagi kehilangan keluarga gue, cukup bunda dan ayah"

"Makasih Daf, berarti kakaknya Rama dan Sani aku"Daffa langsung tersenyum Amel menyebut nama Sani sebagai adiknya walaupun Sani hanyalah adik angkatnya.

"Mel loh istirahat dulu yah, nanti Sani sama Rama bakal kesini"

"Asikkk yeee"ucap Amel girang.

Menurut Daffa sifat Amel inilah membuatnya kangen dengan Nayla.

"Gue cabut d--"

"Iya udah sana sana keburu marah loh si Naylanya, semoga berhasil membujuknya, udah sana Daf,gue kalau jadi Nayla gue bunuh loh"

"siapa yang mau ketemuan gue mau ke warjok dan Nayla bukan pembunuh"

"Heeheheh udah sana"

Daffa langsung mencium puncak kepala Amel dan segera pergi.

***

Sesampainya di warjok,Daffa mengerutkan alisnya perasaan bercampur aduk banyak pikiran negatif yang menghampiri di depannya sekarang Daffa yang dulunya melihat parkiran motor anak buahnya kini ada beberapa motor milik geng varvel.

"Eitss ngga di ajar yah loh sopan santun main masuk masuk aja ke bescamp gue"perkataan Ravan membuat Daffa mematung di tempatnya.

Seketika Daffa baru mengingat perjanjiannya waktu di sekolah, Daffa menatap semua anak buahnya termaksud para sahabatnya kelihatanya anak buahnya begitu marah padanya, Daffa langsung pergi meninggalkan bescamp yang sudah ia anggap sebagai rumahnya, tempat keluh kesahnya, tempat segalanya dengan sahabat sahabatnya namun akhirnya bescamp itu menjadi bescamp anak Varvel.

Disinilah Daffa sedang berada di taman ia merenung atas kejadian tadi namun tanpa aba aba ada seorang yang tiba tiba memukul Daffa dari belakang dan sontak membuat Daffa jatuh tersungkar.

Dheg.

"Kalian"yah orang yang memukul Daffa adalah para sahabatnya,Daffa melihat semua anak anak Agastra yang sedang menatapnya datar.

"Pengecut loh, BANGSAT!! "baru aja Raja ingin memberikan pukulan tangannya langsung dicekal oleh Alang.

"Ngga guna loh,habisin kekuatan loh buat orang pengecut"ucap Alang.

Daffa masih diam di tempatnya ia mengusap hidungnya yang mimisan dan mengusap pelipisnya.

"Gue pergi dulu"Daffa mencoba bangkit namun hasilnya nihil tubuhnya seakan menambah melemas.

Sebenarnya Raja masih ada rasa kasian dengan Daffa yang statusnya mantan ketua Agastra, Raja langsung mengambil ponselnya ia mengirimi pesan pada Nayla.

"Cabut"Semua anak anak Agastra meninggalkan Daffa yang masih diam di tempatnya.

Raja berdoa semoga tak terjadi apa apa dengan Daffa ,dan Nayla cepat datang

Yah... Raja masih kasian pada Daffa.

Kini seluruh tubuh Daffa melemas,entah kenapa bogeman dari Raja dan di tambah sedari pagi Daffa tak makan sehingga Raja begitu kuat memukulnya.

"D-affa"Nayla langsung menopang kepala Daffa ke pahanya.

"N-ayla"Daffa berusaha bangkit ia mendudukan tubuhnya di bawah pohon yang tak jauh darinya.

"D-af, kenapa Raja pukul kamu?"tak ada balasan dari Daffa.

"D-af jawab,loh ada masalah? "tanya Nayla.
"Gue anter balik"Daffa sedikit mengerak gerak kan tubuhnya setelah agak sedikit membaik Daffa langsung menarik tangan Nayla yang masih menunggu jawaban darinya.

Diperjalanan hanya ada hening,Daffa mencoba melirik Nayla dari kaca spion motornya,dan ternyata Nayla tertidur dengan sigap Daffa mengambil tangan Nayla melingkarinya di pinggangnya.

Sesampainya di depan rumah Nayla,Daffa langsung menggendong Nayla ala bridal style dengan mudah, karena tubuh Nayla begitu ringan.

"Assalamualaikum.Tok..Tok.. "

Ckerk

"Waalaikumsalam, ehh.. Nak Daffa,masuk"ucap ibu Nayla.

"Duh Nayla ketiduran yah.. Naik aja Daf ke kamarnya"ucap ibu Nayla.

"Hehehe iya tan"Daffa langsung berjalan menaiki tanggan dengan hati hati menuju kamar Nayla.

Setelah Daffa menaruk Nayla ke kasur,Daffa berjalan ke arah meja belajar Nayla,ia mencari kertas dan pulpen ,setelah menemukannya Daffa langsung menulis sesuatu lalu segera keluar dari kamar Nayla.

Akhirnya bisa update lagi,hehehe maaf yah author lagi banyak tugas,oiya jangan lupa klik bintangannya yah dan coment aku butuh kritik dari kalian.

Kalau votenya banyak insya allah bakal update.

Thanks yang udah coment dan vote.

Follow
@wattpadas567
@asshafina6
@agastra_mswh

See you next part.






My Story With Him (REVISI SETELAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang