Ketika Jennie selesai membuat sepoci kopi, Taehyung masuk dengan sebuah tas jinjing di tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun pria itu bergerak ke arah lemari piring, mengambil gelas dan menuangkan kopi yang tadi dibuat Jennie ke dalam gelasnya dengan mata yang tidak lepas dari wanita itu.
"Bagaimana tidurmu?" Tanya Taehyung dengan hangat.
"Bukan urusanmu." balas Jennie datar.
"Ada rencana untuk hari ini, Jane?"
"Aku yakin kau tidak ingin mendengar tentang kehidupan seksku jadi aku tidak akan memberikanmu detailnya." memaksakan senyum, mengambil dompetnya dan berjalan menuju pintu depan.
Jennie terkesiap ketika menyadari mobilnya tidak ada diluar atau di bagian rumah manapun. Kembali berjalan dengan kecepatan penuh ke dapur dan ia melihat Taehyung yang masih menyesap kopinya dengan tenang.
"Dimana mobilku?" tanya Jennie dengan frustasi.
Taehyung mengangkat bahunya acuh tak acuh.
"Jangan bermain denganku, Kim."
"Kalau saja aku bisa….." ucap Taehyung, menatap tubuh Jennie dengan lapar sebagai indikasi apa yang dia maksudkan.
"Dimana mobilku?" ulangnya.
"Tidak perlu khawatir, mulai sekarang supirmu akan membawamu ke tempat tujuanmu. Tempat-tempat terbatas seperti mal, untuk makan siang, rumah orangtuamu dan saudara laki-lakimu, titik. Jika ada tempat yang ingin kau kunjungi, maka kau harus meminta izin padaku."
Jennie menatapnya dengan tatapan tidak percaya, mulutnya terbuka shock. "Apa kau tidak waras!"
"Aku sudah mengatakan padamu untuk menghormati pernikahan ini dan kau tidak melakukannya. Jadi aku akan melakukan yang terbaik untuk reputasi kita berdua."
"Maksudmu ego dan harga dirimu." Ucap Jennie tajam.
"Itu juga."
"Jadi, apa aku sekarang, tahananmu?"
"Kau yang mengatakannya, bukan aku. Dengar, media sudah tahu tentang pernikahan kita dan mereka akan segera menemukan—"
"Aku tidak peduli dengan media sialan itu. Aku hanya ingin hidupku kembali!" bentaknya, memerah karena marah.
Ada sedikit keheningan ketika Taehyung menatapnya, melihat setiap inci dari raut frustrasinya.
"Kenapa kau tidak tinggal di Kanada saja bersama istrimu, huh? Kau menghancurkan hidupnya dan sekarang kau berbalik untuk kembali menghancurkanku?!" Jennie menggelengkan kepalanya, setelahnya ia segera menuju pintu.
Membanting pintu dengan keras saat ia memasuki mobil, dengan lengan yang bersilang di dadanya sambil menatap sopir yang sudah duduk rapi di depan kemudi. "Akan kemana ma’am?"
"Kerumah orang tuaku." Satu menit lagi di hadapan Taehyung akan membuat dirinya gila.
🌼
"Sayang, senang bertemu denganmu." Ucap Tiffany Gray begitu ia melihat Jennie masuk.
"Where’s Dad?"
Melihat raut wajah putrinya, Tiffany menjadi khawatir. "Di ruang kerjanya, sayang. Ada apa?" tanpa memberikan jawaban, Jennie melangkahkan kakinya ke ruang kerja sang Ayah dan membuka pintu dengan kasar.
"Hei, Jane. Apa yang membawamu ke sini?"
"Aku ingin kau mencari solusi lain, Dad." ucapnya dengan dingin. "Aku tidak bisa hidup dengan pria itu."
"Apa yang terjadi, sayang?" Tanya Tiffany dengan lembut yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
Jennie mencibir. "Apa yang terjadi adalah aku tercekik. Bagaimana bisa dia mengambil mobilku dan memberikan instruksi tegas kepada sopir tentang kemana aku akan pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
FanfictionPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...