Passion. Price. Possession.
Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya.
Seks dan keluarganya.
Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌼🌼🌼
Ingatan pahit tentang kejadian semalam membuat Jennie merasa puas serta takut.
Dia tahu ini sudah pagi, tetapi wanita itu terlalu takut untuk membuka mata dan melihat Taehyung —takut untuk menghadapi kenyataan.
Mereka telah tidur bersama tidak hanya sekali tetapi sangat sering, dan kejadian semalam telah membawa kembali rasa nostalgia.
Diam-diam mengutuk dirinya sendiri, Jennie tahu bahwa jauh di lubuk hatinya, dia tidak bisa menukar malam yang ia miliki untuk hal lain.
Jennie merasa benar-benar puas— bahkan merasa lega— dan Taehyung adalah satu-satunya orang yang mampu melakukan itu.
Berusaha untuk bergerak, tetapi berhenti ketika ia merasakan sesuatu yang berat dipinggangnya, membuatnya tetap berbaring.
Kepalanya terasa pusing saat menyadari bahwa itu adalah tangan Taehyung. Jennie mengerang dan menutup matanya.
Jennie bahkan sangat berhati-hati saat akan memindahkan lengan itu, tapi terhenti ketika ia mendengar dering ponsel. Itu bukanlah dering ponselnya melainkan ponsel milik pria Kim yang masih berlabuh di alam mimpinya. Jennie memilih untuk kembali menutup matanya saat ia merasakan pergerakan dari pria itu.
Kasur sedikit bergoyang saat Taehyung menggulingkan badan untuk menggapai ponselnya.
"Halo sayang, bagaimana kabarmu hari ini?" tanyanya, suaranya terdengar sangat manis, fakta yang menyebabkan perut Jennie bergejolak.
Itu pasti wanita misterius itu lagi, pikir Jennie. Memilih untuk tetap pada posisinya dan mendengarkan dengan kesedihan yang perlahan merobek hatinya.
"Ya sayang, aku berjanji akan segera menemuimu .... Aku juga merindukanmu .... Aku tidak yakin tapi ya aku baik-baik saja..." Taehyung tertawa setelah itu, tawa tulus yang muncul dari lubang perutnya— tidak seperti apa yang pernah didengar Jennie, "Ya, aku juga mencintaimu...."
Tidak tahan lagi oleh kemanisan Taehyung pada wanita lain, Jennie memilih untuk bangkit, turun dari tempat tidur, mengepalkan rahang dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.
"Dengar sayang, aku akan kembali meneleponmu nanti, oke." ujar Taehyung, memutus panggilan dan meraih lengan Jennie tepat saat wanita itu akan melarikan diri dari kamar.
"Hei, hei, ada apa?" tanya Taehyung, memperhatikan wajah sang istri dengan seksama.
"Jangan sentuh aku!" teriak Jennie, menarik diri agar terbebas dari cengkeraman pria itu.
