Setelah mendengar bahwa supirnya akan baik-baik saja, Taehyung dan Jennie memutuskan untuk pulang. Untungnya, mereka berhasil lolos dari perhatian media. Nayeon mengemudi, Taehyung dan Jennie di belakang, duduk berdekatan.
"Jadi, Kim...." Nayeon mulai angkat suara, menatap Taehyung melalui kaca spion. "Seperti apa hubunganmu dengan Jisoo?"
Terkejut, Taehyung mengatupkan giginya. "Kurasa itu bukan urusanmu, Nay." Jawab Taehyung, suaranya tegas.
Jennie bergeser di kursinya. "Aku ingin tahu," ucapnya, menyebabkan Taehyung mengarahkan pandangan ke arahnya, memperhatikan wajah Jennie, ingin melihat apakah itu hanya sebuah lelucon. Tapi, yang Taehyung temukan hanyalah raut serius.
Taehyung menghela nafas. "Tidak ada apa-apa diantara kami. Jisoo adalah sahabatku dan dia terus-menerus keluar masuk pusat rehabilitasi, membuat kami tidak punya kesempatan bahkan untuk mempertahankan persahabatan." Jelasnya.
"Lalu, apa kau tetap sendiri selama lima tahun?" Tanya Nayeon lagi.
"A-" Taehyung hendak kembali memprotes, tetapi ekspresi Jennie menyuruhnya untuk menjawab.
Membersihkan tenggorokannya, Taehyung menjawab. "Tidak," menundukkan kepala dan menghindari tatapan Jennie. "Aku punya beberapa teman kencan disana."
"Jadi, kau berselingkuh?"
"Ak -apa maksudmu?" Bentak Taehyung, melirik Nayeon dan beralih pada Jennie yang sekarang telah memalingkan kepalanya ke jendela. Hati Taehyung berdebar karena memikirkan kemungkinan jika Jennie kembali membencinya, maka ia dengan cepat menjelaskan.....
"Hubungan yang aku miliki dengan Jisoo, tidak nyata. Itu hanya di atas kertas dan pernikahan itu hanya sebuah pertunjukan besar untuk meyakinkan media."
"Tidakkah menurutmu akan lebih mudah untuk memberitahu Jennie saja daripada menghilang selama bertahun-tahun?"
Taehyung menarik napas panjang. "Aku melakukannya sekarang, tapi aku takut dengan hubunganku dengan Jennie, aku takut pada Jisoo dan aku takut pada Ara. Aku bertindak secara impulsif dan itu akan selalu menjadi sesuatu yang akan aku sesali."
"Jika kalian berdua berencana untuk kembali bersama, lalu bagaimana dengan Ara?" tanya Nayeon dengan nada sedikit jahat.
"Aku-"
"Kita sampai." Potong Jennie, menghentikan percakapan saat Nayeon menghentikan mobil di depan rumahnya. "Terima kasih untuk semuanya, Nay. Sampai jumpa besok."
"Oke, sampai jumpa besok." balas Nayeon, mengirimkan tatapan tajam pada Taehyung sebelum ia melaju pergi.
Jennie mulai melangkah menuju rumah, dan Taehyung yang mengira wanita itu sedang kesal, langsung berlari di belakangnya untuk mengklarifikasi segala hal yang ia bisa.
"Jane......" panggilnya.
Jennie berhenti dan berbalik menghadapnya, semilir angin malam menari liar dengan helai rambutnya. Ketika ia tersenyum tipis, hati Taehyung langsung melonjak dengan kegembiraan yang luar biasa.
"Aku bersumpah padamu, hubungan itu tidak berarti apa-apa." jelasnya, memperhatikan saat Jennie menyelipkan seuntai rambut ke belakang telinganya.
"Aku juga melakukannya," ucap Jennie. "Aku tidak marah tentang itu, Kim."
Taehyung menelan ludah. "Dan apa yang Nayeon katakan tentang Ara, aku-"
"Aku menginginkanmu," ucap Jennie lembut, mengunci mata Taehyung dengan miliknya. "Dan itu termasuk kekuranganmu, kesalahanmu, dan Putrimu, aku akan tetap menginginkanmu. Aku telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk melihat ke belakang dan memperbaiki kesalahanku sehingga aku kehilangan pandangan tentang betapa indahnya masa depan. Aku tidak ingin melakukannya lagi, aku ingin memiliki sesuatu untuk dinantikan dan aku ingin menjadi seseorang yang bahagia. Aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
FanficPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...