20. The Call

3.8K 467 20
                                    

“Ya, ambil alih semua pekerjaanku sampai aku kembali. Aku sedang ada keperluan pribadi.” Ucap Taehyung melalui telepon yang diselipkan diantara kepala dan bahunya sedangkan tangannya membawa sebuah nampan.

Memutuskan panggilan, Taehyung berbalik dan menemukan Jennie yang saat ini berdiri di pintu kamarnya dengan tangan disilangkan, menatapnya dengan skeptic. “Apa yang kau lakukan?” tanyanya.

“Kau seharusnya ditempat tidur.” Ujar Taehyung, melangkah mendekat.

“Itu tidak menjawab pertanyaanku, Kim.”

Taehyung berhenti di depannya. “Aku mengambil cuti beberapa hari.”

“Kenapa?” Tanya Jennie dengan tajam.

“Untuk merawatmu.”

Jennie tersenyum mengejek. “Kupikir aku telah menjelaskan bahwa aku tidak membutuhkan perawatan apapun. Aku baik-baik saja.”

Taehyung menatap mata Jennie yang berapi-api, kebencian terlihat jelas di setiap iris cokelatnya. “Kau tidak baik-baik saja, Jane.”

Jennie menggelengkan kepalanya tak percaya, menggertakkan gigi. :Seberapa cepat pernikahan ini bisa diakhiri?” tanyanya, rasa frustrasi menggerogotinya bersamaan dengan denyutan di kepalanya

Taehyung menghela napas pelan. “Kita bisa mendiskusikan ini ketika kondisimu membaik, dan sekarang kau butuh istirahat.”

“Berhentilah bertingkah seolah-olah kau peduli padaku, Kim. Aku lebih tahu tentang diriku.” Desisnya sebelum kembali berjalan masuk ke kamarnya, meninggalkan Taehyung yang berdiri disana dengan nampan ditangannya.

Jennie menjatuhkan diri di tempat tidur dan menghela napas, menutup matanya sambil memijit pelipisnya. Dia bahkan tidak dapat mengingat dimana ia meletakkan ponselnya, ia perlu menghubungi Nayeon dan menanyakan langkah selanjutnya. Terlalu malas untuk bergerak mencari ponselnya, Jenniie lebih memilih untuk menutup mata dan kembali mengingat percakapannya dengan Nayeon.

“Nay, aku tidak tertarik berpacaran dengan Suga. Dia benar-benar brengsek.”

Nayeon mendengus. “Tapi dia sangat menyukaimu.”

“Well, aku bosan dengan hubungan yang tidak berarti. Mereka tidak benar-benar melihatku, Nay. Mereka hanya melihat tanda dolar dikeningku. Aku lelah menggunakan diriku sebagai hiburan untuk mereka.” Ujar Jennie, kembali menyeruput jus nya.

Nayeon tersenyum penuh empati. “Dengar, pria yang tepat akan masuk dalam hidupmu dan membuatmu tersingkir saat waktunya tiba, percayalah.”

“Berbicara memang mudah, Nay. Kau dan Mino bahkan seperti sepasang kekasih.” Ujarnya, sambil memperhatikan wajah Nayeon yang tampak berbinar saat ia menyebut nama kakaknya.

“Come on, Jane. Kita akan mulai kuliah dalam beberapa minggu lagi, dan pria hanyalah kekhawatiran terkecilmu.”

“Ya, kurasa kau benar. Aku akan pergi memesan satu minuman lagi, kau mau?”

Saat Nayeon menggelengkan kepalanya, Jennie bangkit dan berjalan menuju counter. Tentu saja ia mendengar bisikan-bisikan manis yang berisikan betapa senangnya mereka bisa melihat Jennie Gray di hadapan mereka. Jennie bertaruh bahwa mungkin bagian samping atau belakang tubuhny sudah ada di halaman sosial media seseorang dengan caption ‘Lihat siapa yang baru saja kutemui’.

Jennie menghela napas, dengan cepat kembali memesan minuman.

“Lemonnya benar-benar enak. Walaupun terkadang sedikit encer, tapi tetap terasa enak.” Sebuah suara menyela ditengah-tengah pikirannya,

Wedding Bed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang