Jennie menatap kosong ke langit-langit kamar selama sekitar lima menit, tidak ingin bangun dari tempat tidur, dan tidak ingin melihat Taehyung.
Ini hampir satu minggu; satu minggu tanpa seks dan dia mulai putus asa. Melihat Taehyung setiap hari tidak cukup membantu kepuasan hasrat seksualnya.
Menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal, mengeluarkan erangan kesal hingga telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya dari luar kamar.
Itu adalah suara Taehyung —suara yang sangat tidak ingin wanita itu dengar untuk saat ini.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Jennie setelah pria itu masuk dengan hanya mengenakan handuk untuk menutupi pinggulnya.
Dengan dada telanjang, rambut yang masih basah dan jidatnya yang on point, Jennie tidak bisa melakukan apa-apa selain menahan rengekan yang mulai naik ke bibirnya. Dia tahu Taehyung melakukannya dengan sengaja —itu adalah sesuatu yang sering pria itu lakukan beberapa tahun yang lalu saat dia menggoda Jennie.
Berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan pandangannya dari otot-otot yang sepertinya ia jaga selama bertahun-tahun, kulit kecokelatannya yang menawan, dan lebar bahunya yang terlihat nyaman.
"Waktunya bangun, sayang."
Dengan suara husky-nya yang lembut serta senyuman kecil yang terpatri diwajah tampannya, membuat Jennie bersusah payah menelan ludah sebelum menjawab. "Jadi, sekarang kau ingin mengatur kebiasaan tidurku?"
Taehyung mendengus. "Daddy-mu ingin bertemu kita hari ini." Melangkahkan kakinya mendekat pada Jennie.
"Ada apa?"
Taehyung mengangkat bahu, mengambil tempat duduk di tepi tempat tidur. "Dia bilang ini mendesak."
Jennie memutar matanya. "Semuanya selalu mendesak bagi Daddy."
"Mmm, dan kau sebaiknya bangun, tuan putri."
Jennie memutar matanya malas dan turun dari tempat tidur dengan selimut yang membungkusnya, bergerak menuju kamar mandi.
"Tidak perlu menyembunyikan tubuhmu. Aku sudah tahu seperti apa bentuknya!"
"Tidak selama lima tahun terakhir." balasnya, menutup pintu dengan kencang.
Taehyung terkekeh. "Dan aku sangat ingin melihat perubahan bentuk tubuhmu dalam lima tahun, Jane." Gumamnya pelan.
🌼
Pasangan suami istri itu duduk di bangku belakang dengan jarak yang membentang seluas samudera diantara mereka. Taehyung berpura-pura fokus pada ponselnya sementara matanya mencuri pandang pada kaki jenjang Jennie yang terbuka setiap kali wanita itu bergerak.
Sedangkan Jennie tidak sabar untuk segera tiba agar dia bisa membebaskan dirinya dari ketegangan seksual yang mulai melambung.
Ketika ponselnya berdering, Jennie diam-diam berterima kasih atas penelepon itu. Itu adalah Jackson, tentu saja.
"Hei, sayang. Ada apa?"
"Jane, kau baik-baik saja? Kau tidak mengangkat panggilanku belakangan ini dan itu membuatku khawatir."
Jennie melirik Taehyung dan melihat bahwa pria itu menatapnya dengan tatapan mematikan. "Maaf, aku sedikit sibuk."
"Kapan kita bisa bertemu? Aku merindukanmu."
Jennie mengisap bibir bawahnya. "Aku akan mengirimimu pesan nanti."
"Baiklah."
"Oke, sampai jumpa sayang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
FanficPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...