Taehyung sedang berada di dapur sambil minum kopi dan membaca koran ketika Jennie datang, berpakaian rapi untuk pergi menemani Nayeon yang akan bertemu dengan perusahaan katering dan juga memesan kue untuk pernikahannya.
"Selamat pagi," sapa Taehyung.
Jennie mengitari meja dan menuangkan kopi untuk dirinya sendiri. "Pagi."
Taehyung meletakkan koran itu di atas meja, tidak tertarik lagi. Sekarang ia lebih tertarik untuk memperhatikan wajah sang Istri. "Bagaimana acara mu tadi malam?" Dia bertanya, mengingat bahwa Jennie pergi untuk bertemu teman-temannya tadi malam.
"Lebih baik dari yang kuharapkan. Dimana Ara?" tanya Jennie setelah matanya tidak menangkap presensi bocah kecil itu.
"Dia masih tidur. Kami tidur larut malam." jelas Taehyung.
Jennie mengangkat alis. "Benarkah? Apa yang kalian lakukan?"
"Menonton beberapa film dan kemudian dia bilang dia tidak ingin Jisoo datang kesini." jelasnya, memperhatikan keterkejutan di wajah Jennie.
"Dia mengatakannya?"
"Ya, kurasa dia lelah dikecewakan oleh Jisoo."
"Bagaimana jika Jisoo tetap datang? Apa yang akan kau katakan padanya saat kau berhasil menghubunginya?"
"Aku akan memberitahunya apa adanya. Ara tidak ingin dia datang dan aku juga tidak ingin," ucap Taehyung, menatap Jennie dengan cermat. "Jane, aku tidak ingin Jisoo ada disini dan satu-satunya alasan aku mengizinkannya adalah karena dia Ibu Ara. Aku hanya ingin membuat kalian berdua bahagia dan aku menyadari bahwa karena situasi kita, mungkin akan sedikit sulit. Tapi aku sedang berusaha."
Jennie mengangguk, merapatkan bibirnya. "Aku tahu, dan ada sesuatu yang harus kuberitahukan padamu."
Taehyung menatapnya dengan ragu. "Apa?"
Begitu mulut Jennie terbuka untuk menceritakan rahasia yang telah dia simpan berhari-hari, ponsel Taehyung berdering. Pria itu mengalihkan pandangannya ke ponsel dan menyadari bahwa ID penelepon tidak diketahui, dia menatap Jennie.
"Sebentar."
Jennie mengangguk, melihat ekspresi suaminya yang mengeras setelah mengucapkan 'halo', itu membuat Jennie menjadi penasaran.
"Ini Jisoo." Taehyung berbicara kepada Jennie yang sedang menatapnya penasaran.
"Tunggu," ucap Taehyung, menjauhkan ponsel dari telinganya untuk mengaktifkan mode speaker. Jennie tersenyum tipis saat melihat kepekaan Taehyung padanya.
"Aku sudah mencoba meneleponmu berkali-kali." Taehyung melanjutkan, sedangkan Jennie mendengarkan dengan penuh semangat dan menunggu sebuah suara dari seberang telepon.
"Aku sangat sibuk, Tae." suaranya datang, terdengar lembut, dan jika Jennie tidak salah, terdengar sedikit ceria? "Bagaimana pernikahanmu kali ini, Tae?"
Taehyung mendongak ke arah Jennie, rasa frustrasi terlihat di wajahnya. "Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu, Jisoo." Taehyung menghela napas. "Ara memberitahuku tentang panggilanmu."
"Apa kau merindukan panggilan Sayang dariku?" Tanya Jisoo dengan suara menggodanya. Tidak mengetahui ketegangan yang sedang terjadi diantara Jennie dan Taehyung.
Ketika tak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Jisoo kembali melanjutkan. "Baiklah, maafkan aku, Kim. Apa sampai sekarang masih hanya Jennie yang boleh memanggilmu dengan Tae?" Jisoo menghela napas sebelum melanjutkan, "Tapi bagaimana bisa kau membawa pergi anakku begitu jauh dariku? Aku Ibunya, seharusnya kau memberitahuku." dia menambahkan dengan nada keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
FanfictionPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...