28. In Sickness And In Health

3.7K 442 18
                                    

🔊 IN LOVE AGAIN - Colbie Caillat

🌼
🌼
🌼

Ponsel terlepas dari tangan Jennie. Nayeon segera mendekat dan memegang bahu sahabatnya itu, menatap mata kucing itu yang sekarang sudah dipenuhi oleh air.

"Jane, Taehyung akan baik-baik saja. Kau harus percaya bahwa dia akan baik-baik saja." Ucap Nayeon menenangkan Jennie.

Seolah dipaksa, Jennie mengangguk dengan bibir bergetar. "Tapi lihat mobilnya, Nay." Ucapnya, air mata mengalir deras di wajahnya.

Nayeon tidak tahu harus berkata apa lagi, dia hanya bisa memeluk Jennie, berusaha menenangkan. "Kita bisa pergi kerumah sakit jika kau mau, Jane."

"Sekarang." Isak Jennie, menarik diri dari pelukan Nayeon dan berjalan menuju pintu.

Perjalanan ke rumah sakit dihabiskan dengan Nayeon yang selalu mencoba meyakinkan Jennie bahwa semuanya baik-baik saja. Tapi itu tidak mengurangis kekhawatiran Jennie. Ia sangat gelisah dan yang bisa ia pikirkan hanyalah keadaan Taehyung.

Jennie tidak ingin memikirkan tentang scenario terburuk yang akan terjadi, tapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkannya.

Jennie tidak tahu apa yang akan ia lakukan jika terjadi sesuatu yang buruk pada Taehyung. jennie tidak tahu apakah ia bisa memaafkan dirinya sendiri karena bertingkah kekanakan dan memilih untuk pergi bersama Jackson.

"Kenapa aku tidak memaafkannya saja?" serunya dengan nada yang bergetar. "Jika aku memaafkannya, maka semua ini tidak akan terjadi."

"Hei, kau tidak bias menyalahkan dirimu sendiri untuk semua ini, Jane. Kau punya alasan yang cukup bagus untuk membutuhkan waktu sendiri-"

Jennie menggelengkan kepalanya. "Aku juga egois. Taehyung pergi untuk menyelamatkan nyawa seorang anak. Dia tidak pergi untuk sesuatu yang buruk. Aku...."

"Jane-"

"Apa yang terjadi dalam kehidupanku bukan kesalahannya, Nay. Aku mempunyai pilihan, dan aku memilih untuk menjadi gadis kaya yang liar. Tapi, gadis kecil itu tidak punya pilihan ketika penyakit mengancam nyawanya. Taehyung -dia membuat pengorbanan terbesar yang pernah ada, dia mengorbankan hidupnya dan mengambil peran sebagai seorang Ayah tunggal untuk seorang anak yang bahkan tidak ada hubungan dengannya secara biologis. Bagaimana -bagaimana mungkin aku tidak bisa melihat betapa baiknya dia sebagai seorang pria? Aku terlalu egois, Nay." Ucap Jennie, menatap Nayeon dengan air mata yang berlinang.

"Jane, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Faktanya masih tetap bahwa Taehyung menyakitimu dan menyembunyikan sesuatu darimu yang seharusnya tidak ia lakukan." Ucap Nayeon dengan lembut.

"Tapi aku juga seharusnya tidak terlalu keras kepadanya, dan sekarang ia bisa saja terbaring tanpa sadar di ranjang rumah sakit. Dan aku tidak tahu.... Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika terjadi sesuatu yang sangat buruk padanya."

"Kau juga harus percaya bahwa dia akan baik-baik saja, Jane. Keyakinan itu akan membawamu pada hal yang lebih baik."

Mendengus. Jennie kembali memalingkan wajahnya keluar jendela. "Aku hanya takut."

🌼🌼

"Astaga, tidakkah orang-orang ini mempunyai kehidupan?" ucap Nayeon setelah melihat awak media memenuhi pintu rumah sakit.

"Pergilah, aku akan menyusulmu." Ucap Nayeon setelah memarkir mobil.

Jennie mengangguk dan berlari ke pintu rumah sakit. Sesaat setelah Jennie keluar, para reporter mulai berlarian kearahnya.

Wedding Bed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang