Jennie menghela napas dan melihat ke sekeliling ruangan. "Rasanya senang kembali ke rumah, tapi aku lebih menyukai saat kita bepergian." ucapnya sambil melirik Taehyung yang sedang meletakkan koper.
"Aku setuju, dan kita bisa melakukan perjalanan lagi kapanpun kau mau." ucap Taehyung sambil mencium kening Jennie.
"Kuharap begitu. Kita bisa membawa Ara untuk liburan bersama." saran Jennie.
Taehyung tersenyum. "Kedengarannya bagus."
Jennie tertawa. "Tentu saja."
"Berbicara tentang Ara, lebih baik aku menelepon dan memberitahunya bahwa ia akan memiliki perjalanan yang selalu ia nanti-nantikan," ucap Taehyung, menggoyangkan alisnya. "Aku akan meneleponnya dulu."
Melihat Taehyung pergi dengan ponsel di tangannya mengingatkan Jennie bahwa ia bahkan tidak memegang ponselnya selama berhari-hari. Ada banyak hal yang membuat dirinya dan Taehyung sibuk dalam perjalanan mereka.
Beralih untuk meraih dompetnya, Jennie mengeluarkan ponselnya dan mengaitkannya ke pengisi daya sebelum ia menelepon Nayeon.
"Sial, aku hampir saja menyusulmu. Apa yang terjadi?" seru Nayeon.
"Ponsel tidak diizinkan di resort." Ucap Jennie. "Apa kabar?"
"Hampir sama. Semua drama berjalan dengan baik saat kalian berdua hilang dari radar."
Jennie mendengus. "Yah, kuharap drama itu tidak kembali bersama kita. Bagaimana dengan Mino?"
Nayeon menghela nafas. "Great. Akulah yang harus melakukan segala hal tentang pernikahan kami." dia mengerang.
Jennie tersenyum tipis. "Ingin datang kesini dan membicarakannya?"
"Apa kau yakin? Kalian pasti lelah karena perjalanan."
"Satu-satunya yang lelah adalah pinggulku, jika kau mengerti maksudku." ucap Jennie dengan seringai.
Nayeon tertawa. "Dasar pelacur! Oke, aku akan sampai disana dalam lima belas menit. Aku sangat senang kau akhirnya kembali, Sayang!" jeritnya sebelum mengakhiri panggilan.
Jennie terkekeh, meletakkan ponselnya dan pergi ke dapur untuk mengambil air. Saat itulah Taehyung masuk dengan senyum lebar di wajahnya.
"Kurasa percakapanmu dengan Ara berjalan lancar." ucap Jennie sambil meneguk air.
Taehyung mengangguk dan menyilangkan lengannya, senyum lebar menyebar diwajahnya yang mengingatkan Jennie pada seorang remaja yang akan melakukan kencan pertamanya.
Untuk pria yang sangat kuat seperti Taehyung, tampaknya sangat tidak nyata melihatnya sangat berbeda dan terpikat pada sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Jennie berbulan-bulan yang lalu. Seorang anak.
"Dia akan berada disini pada akhir pekan." Ucap Taehyung dengan wajah yang berseri-seri. "Aku harus mengambil beberapa barang sebelum Ara sampai disini, kita harus menyiapkan kamarnya."
"Kau masih punya waktu beberapa hari untuk menyiapkan semuanya. Aku yakin dia tidak akan terlalu peduli dengan tampilan kamarnya saat akhirnya ia kembali bertemu denganmu, Tae." Jennie meyakinkan.
Taehyung mengangguk. "Kau benar. Ara bukan tipe yang cerewet."
"Jadi, siapa umm.... siapa yang mengantarnya?"
Taehyung mengarahkan pandangan padanya, mengetahui asal di balik pertanyaan itu. "Perawatnya alias pengasuhnya. Tidak ada yang melihat Jisoo selama berhari-hari." ucapnya sambil meraih tangan Jennie, membawa tangan itu ke bibirnya dan menciumnya dengan lembut. "Sayang, wanita itu tidak akan mengancam hubungan kita –atau apa pun itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
Fiksi PenggemarPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...