"Apa kegiatan kita selanjutnya?" tanya Jennie, dengan mata yang masih tertutup. "Aku sangat suka cat yang bisa dimakan itu, kita harus mencobanya lagi malam ini."
Taehyung tersenyum, kembali mengingat hal-hal 'artistik' yang mereka lakukan dengan cat itu ketika mereka mencobanya lagi dimalam sebelumnya, hanya berdua. Bersama dengan fakta bahwa ia belum melupakan apa yang digambar Jennie pada tubuhnya.
Taehyung tertawa selama beberapa menit setelah mengetahui apa yag ditulis wanita itu 'Temukan harta karun di sini' diikuti oleh panah yang diarahkan ke bawah celana pendeknya.
Taehyung menganggapnya sangat lucu bahkan dihari selanjutnya. "Ya, aku juga menyukainya dan kita akan mencobanya lagi setelah terapi pasangan."
"Setelah apa?" Mata Jennie akhirnya terbuka.
"Terapi," jelas Taehyung. "Kita bisa melakukannya dengan pasangan lainnya atau secara privat, tetapi ku pikir ini akan lebih efektif jika dilakukan hanya dengan kita berdua."
"Apa kita harus ikut? Aku tidak datang kesini untuk mencari psikiater dalam hubungan kita." Serunya Jennie.
"Ini terpisah dari paket, Sayang. Dan ini tidak terlalu buruk." ucap Taehyung dengan percaya diri.
Jennie menghela napas. "Segalanya sudah mulai berjalan dengan baik, aku tidak ingin psikiater mengacaukannya."
Taehyung tersenyum. "Aku tidak berpikir mereka akan mengacaukan hubungan seseorang, Jane. Kupikir mereka bisa membantu mengungkapkan apa yang takut kita ceritakan satu sama lain dan diri kita sendiri."
"Apa ada sesuatu yang takut kau ceritakan padaku?"
"Oh, jangan membalikkan kalimat, Jane."
Dan kemudian keduanya tertawa.
🌼🌼🌼
Memperbaiki duduknya, Jennie berusaha duduk senyaman mungkin meskipun ia meragukan kemungkinan itu. Mengambil bantal dari belakangnya, dan meletakkannya ke samping lalu merapikan penampilannya sebelum berdehem.
Melihat betapa cemasnya Istrinya, Taehyung tidak bisa menahan senyum. "Are you okay, Jane?"
"I'm fine." Jawab Jennie dengan senyum lebar. "Aku belum pernah melihat psikiater yang terlambat."
Dahi Taehyung berkerut. "Apa kau pernah melihatnya sebelumnya?"
"Di film, mereka tidak pernah terlambat."
Taehyung mendengus. "Ini bukan filmnya, Sayang."
Jennie menghela napas. "Aku hanya ingin segera menyelesaikan ini."
Taehyung melirik ke tangan Jennie dan menyadari bahwa tangan wanita itu bergetar. "Jane, apa kau yakin baik-baik saja? Apa kau tidak ingin bertemu psikiater?"
Jennie terdiam sesaat sebelum berbicara. "Um.... ini hanya sedikit trauma. Ketika kau pergi lima tahun lalu, orang tuaku memaksaku untuk bertemu psikiater. Aku melakukan satu sesi dan —Itu hanya membuatku merasa lebih buruk tentang segala hal. Mereka mengangkat semua hal yang ingin ku kubur selama hidupku."
Taehyung memegang tangannya, mengusapnya lembut. "Maafkan aku.....dan bisakah aku memberitahumu sesuatu yang Ara katakan padaku?"
Jennie tersenyum dan mengangguk.
"Dia mengatakan 'beberapa hal terbaik yang kau alami dalam hidup memang memiliki awal yang sulit, tetapi jika kau memutuskan untuk melewatinya, itu bisa membuatmu menjadi orang paling bahagia."
"Dia gadis yang cerdas."
Taehyung mengangguk. "Tapi, kita bisa pergi jika—"
"Tidak, aku ingin menjalaninya." Jennie tersenyum. "Dan sementara kita menunggu, bisakah kita memperjelas beberapa hal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
FanficPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...