Jennie tidak percaya ini sudah akhir pekan, dan lebih dari itu ia tidak percaya sekarang berada di bandara, menunggu Ara yang akan tiba sebentar lagi. Menghela nafas gugup, Jennie melirik ke arah Taehyung yang matanya terfokus pada gerbang kedatangan. Wajahnya melambangkan kegembiraan.
Taehyung menoleh seolah-olah merasakan dirinya diperhatikan. "Apa menurutmu dia akan menyukai kamarnya?"
Jennie tidak yakin bagaimana menjawab pertanyaan itu karena ia tidak tahu banyak tentang seorang anak. Taehyung bilang Ara menyukai warna kuning, jadi ia membuat ruangan dicat dengan warna tertentu dengan lukisan natre yang melapisi dinding. Kamar itu tidak memiliki banyak mainan seperti yang biasanya dimiliki oleh seorang anak, tetapi Taehyung mengatakan bahwa Ara adalah anak yang sangat dewasa yang lebih menyukai buku daripada mainan.
"Aku pikir dia akan menyukainya." Jennie meyakinkan dengan senyum hangat.
Taehyung mengangguk dan dengan lembut melingkarkan lengannya di bahu Jennie sebelum mencium dahi wanita itu. "Terima kasih telah berada disini bersamaku. Ini sangat berarti bagiku, Jane."
"Jangan katakan itu."
"Daddy!" Pasangan suami istri itu lantas menoleh dan menemukan seorang gadis kecil di kejauhan dengan seorang wanita tua berdiri di sampingnya. Ara memasang senyum berseri-seri saat ia berlari ke arah Taehyung yang berjalan cepat menemuinya.
Jennie memperhatikan dengan penuh kekaguman saat Taehyung mengangkatnya dan memeluknya erat. Ara meletakkan kepalanya di leher Taehyung. Anak itu mengenakan sweater berkerudung yang menutupi kepala dan tubuh bagian atasnya.
Jennie sekarang merasa agak canggung dan gugup lebih dari sebelumnya, tetapi tiba-tiba Ara mendongak dan bertemu dengan tatapannya, senyum lebar membentang di wajahnya yang terlihat sedikit pucat.
"Hai," sapanya, melambai pada Jennie yang tidak bisa menahan senyum saat ia balas melambai dan menyapanya dengan jawaban yang sama.
Taehyung berbalik dengan senyum penuh kebahagiaan, menuju ke arah Jennie sementara Ara mengencangkan cengkeraman di lehernya.
"Aku sangat merindukanmu Dad, ada begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu." Ara berseru.
"Daddy jauh lebih merindukanmu, Sayang."
Ara terkikik dan menoleh pada Jennie ketika mereka berdiri di hadapannya. Dari dekat Jennie bisa melihat matanya yang indah dan warna merah muda hangat di pipinya meskipun wajahnya pucat. Mulut mungilnya seperti buah persik cantik.
"Ara, ini Istriku Jennie yang kuceritakan padamu, dan Jennie ini Ara." ucap Taehyung dengan kegembiraan yang nyata pada nadanya.
Ara mengulurkan tangan. "Senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Daddy sering membicarakan tentangmu." Sapanya tersenyum.
Jennie terkekeh dan meraih tangannya. "Ah, senang bertemu denganmu juga." balasnya dengan sedikit malu-malu.
"Dan ini Minjoo," ucap Taehyung, menatap wanita yang sedari tadi diam dengan senyum tipis.
"Senang bertemu denganmu." sapanya dan tersenyum,
"Aku juga," jawab Jennie hangat.
"Nah, sekarang perkenalannya sudah selesai, sudah waktunya pulang. Setuju?" tanya Taehyung, tatapannya beralih dari Jennie ke Ara.
"Kedengarannya bagus. Aku tidak sabar melihat rumah barumu dan tempat tidurku. Aku sangat lelah."
Tatapan khawatir Taehyung beralih ke pengasuhnya. "Tadi ada sedikit jetlag. Dia baik-baik saja." ucap wanita itu meyakinkan, mengetahui arti dari tatapan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bed ✔️
FanfictionPassion. Price. Possession. Hanya ada dua hal yang disukai Jennie Gray selain heels enam inci dan penthouse suite miliknya. Seks dan keluarganya. Ketika Ayahnya mengusulkan pernikahan untuk menyelamatkan bisnis keluarga mereka, Jennie terkejut-terle...