Hyunjin menghabiskan waktunya sore ini dengan berkebun di halaman belakang rumahnya. Sinar matahari sore dengan hangat menemaninya berkebun. Dengan semangat ia mencabut rumput rumput liar yang mengganggu penampilan tanaman hias ayahnya.
Keringat di pelipisnya menandakan bahwa sudah bekerja dengan keras. Akan lebih menyenangkan jika melakukan ini dengan ayahnya. Oh ngomong ngomong ayahnya sudah kembali bekerja sejak kemarin, begitu juga dengan Minhyun. Namun, ayahnya masih saja tidak menganggap presensi nya, Hyunjin bertekat, saat ia kembali trainee, hubungannya dengan sang ayah membaik agar ia tenang saat latihan.
"Karena gagal debut, kau jadi beralih profesi menjadi tukang kebun ya?" Ucap seseorang di belakangnya. Hyunjin sangat kenal suara ini, suara dari orang yang akhir akhir ini menjadi sangat menjengkelkan di hadapan Hyunjin.
"Hei, kau tuli ya?" Minhyun berjongkok di samping Hyunjin.
"Huh, padahal aku baru saja ingin membagi kebahagiaanku denganmu." Ucap Minhyun lagi dengan wajah yang dibuat buat seolah sedih.
"35 persen saham dari perusahaan ayahmu sudah jatuh ke tanganku." Ucapan Minhyun kali ini mampu menarik atensi Hyunjin. Hyunjin berhenti mencabut rumput itu dan menolehkan kepalanya menghadap Minhyun.
"Bagaimana bisa?" Hyunjin memicingkan matanya.
"Tentu saja bisa, aku memang pantas mendapatkannya, ayahmu lebih sayang padaku daripada anaknya sendiri. " Ucap Minhyun dengan senyum lebarnya.
"Itu tidak mungkin."
"Hahaha, Hwang Hyunjin, lihat saja permainanku,ah benar.......akan lebih baik lagi jika aku memegang perusahaan ayahmu seutuhnya, bukan hanya perusahaan ayahmu, tapi semua asetnya bahkan warisan atas namamu juga akan jatuh ketanganku."
Buagh
"Brengsek!" Hyunjin memukul rahang Minhyun, membuat Minhyun yang semula berjongkok menjadi jatuh ke tanah.
"Berani beraninya kau bocah!"
Bruk
Minhyun mendorong dada Hyunjin sampai Hyunjin terjatuh. Nyeri menjalar dari dada hingga punggung nya.
"Kau! Kau hanya bocah 18 tahun yang bodoh!" Bentak Minhyun.
Buagh
"Kau...tidak tau terimakasih!" Bentak Hyunjin seraya memukul rahang Minhyun lagi.
"Haha....aku tidak peduli....bocah 18 tahun yang lemah sepertimu tidak akan berguna untuk ayahmu, apalagi dengan penyakit sialan mu itu!" Minhyun mendorong kembali dada Hyunjin, kenapa ia tidak memukul wajah Hyunjin saja? Kenapa malah dadanya? Apakah itu tujuannya?
Benar, Hyunjin mengerang kesakitan sambil memegang dadanya.
Buagh
"Hhh... kau yang tidak berguna." Meskipun dadanya sangat sakit, namun Hyunjin tetap memukul Minhyun lebih keras bahkan kini bisa terlihat sudut bibir Minhyun berdarah.
Buagh
Hyunjin memukul Minhyun lagi, namun Minhyun tidak melawan dan malah mengerang. Hyunjin yang pemalu dan berkepribadian ceria ternyata memiliki sisi gelapnya, dilihat betapa seramnya wajah Hyunjin saat memukul Minhyun dengan membabi buta.
"Berhenti... hyunjin-ah..." Minhyun meringkuk sembari kesakitan.
"HWANG HYUNJIN!" teriak tuan Hwang sembari mendorong Hyunjin menjauhi Minhyun.
"Apa yang kau lakukan sialan? Dia kakak sepupumu!" Bentak nya lagi seraya membantu Minhyun berdiri.
"A-appa..." Lirih Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [ ✓ ]
Fiksi Penggemar"Kau pasti bisa debut dengan kami Hyunjin-ah..." Aku nggak mau tanggung jawab kalau kalian nangis yaa🤣🤣🤣