Hyunjin perlahan membuka matanya, dahinya mengernyit kala rasa sakit itu hilang timbul di dadanya. Benar benar tidak nyaman.
"Shhh..." Hyunjin mengurut pelan dadanya dengan tangan kirinya, tangan satunya ia gunakan untuk mengeluarkan obat dari dalam tabung kecil itu, lalu meminumnya begitu saja. Entah ini obat ke berapa yang ia konsumsi hari ini.
Hyunjin melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam. Astaga... bahkan mereka tidak memberi Hyunjin makanan.
"Jahat sekali sihh... shhh.. lapar.." Ucapnya kesal.
Bayangkan saja ia hanya makan saat sarapan pagi tadi, selain dadanya yang nyeri, sekarang perutnya juga ikut terasa tidak nyaman, mual dan lapar.
Cklek
Hyunjin menatap pintu yang terbuka, Wonwoo masuk lalu mengunci lagi pintu itu sebelum berjalan mendekati Hyunjin.
Wonwoo duduk di sofa sebelah Hyunjin lalu meletakkan kantung plastik yang dibawanya sejak tadi.
"Makan." Ucap Wonwoo datar.
"Ck. Kenapa baru sekarang! Kau mau membuatku debut di agensi ini atau mau membunuhku oeh?!" Bentak Hyunjin, sungguh kesal sekali rasanya dengan melihat wajah Wonwoo yang datar, tidak ada ekspresi bersalahnya sama sekali.
Wonwoo diam tidak menjawab pertanyaan Hyunjin, ia meraih surat kontrak yang sejak tadi siang ada di meja.
"Kau belum tanda tangan." Ucap Wonwoo pelan saat melihat surat kontrak itu belum ditandatangani.
"Aku bahkan tidak menyentuhnya." Jawab Hyunjin cepat.
"Tidak apa apa." Ucap Wonwoo lagi dengan menyunggingkan senyum tipis. Hyunjin mengernyit alisnya, tidak mengerti dengan ucapan Wonwoo.
"Hah.. tidak apa jika tidak ingin tanda tangan, tapi kau juga tidak bisa keluar dari sini." Ucap Wonwoo memperjelas.
"Kemarikan kuncinya!" Bentak Hyunjin.
"Hei, santai saja, kami akan menunggu sampai kau mau tanda tangan, sebelum kau setuju, kau akan tetap berada disini." Wonwoo membuka bungkus plastik itu dan mengeluarkan satu kotak styrofoam.
"Makanlah!" Ucap Wonwoo lembut sambil menggeser kotak yang sudah terbuka itu ke hadapan Hyunjin. Asap masih mengepul di atas toppoki itu. Sedangkan Hyunjin hanya diam menatap Wonwoo dengan sorot tajamnya.
Tring tring
Ponsel di saku Wonwoo berbunyi, dengan cepat pria itu mengangkatnya.
"Yeoboseyo .."
"Ada apa sayang?"
Hyunjin ingin muntah saja rasanya mendengar ucapan Wonwoo yang sok manis, perutnya yang mual jadi tambah mual.
"Sekarang?"
"Baiklah...annyeong" Ucap Wonwoo lalu menutup panggilan.
"Ya! Kenapa belum kau makan juga?" Wonwoo menatap ke arah Hyunjin.
"Aku bilang TIDAK MAU!" teriak Hyunjin sambil menepis toppoki itu hingga terjatuh tercecer di lantai dan saosnya sedikit mengenai baju Wonwoo.
"YAKK!!" Teriak Wonwoo tak kalah keras ketika saos itu mengotori bajunya, dengan cepat ia menaruh ponselnya ke atas meja.
"Kau mengotori bajuku sialan!" Bentak Wonwoo.
"AKU TIDAK PEDULI!" Hyunjin benar benar seperti monster yang sedang mengamuk, suaranya benar benar keras, mengalahkan suara Jeongin.
Bruk
Wonwoo mendorong tubuh Hyunjin hingga jatuh ke sofa.
"Terserah, berarti malam ini kau tidur tanpa mengisi perutmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [ ✓ ]
Fanfiction"Kau pasti bisa debut dengan kami Hyunjin-ah..." Aku nggak mau tanggung jawab kalau kalian nangis yaa🤣🤣🤣