[4.] Cry again

3.3K 371 5
                                    

Hyunjin berjalan memasuki sebuah rumah sakit, sudah ia putuskan untuk memeriksa keadaannya yang menurutnya sangat aneh akhir akhir ini.

Ia berangkat saat keadaan asrama masih sepi, semua member masih tidur, karena hari ini mereka libur dan memanfaatkannya sebagai waktu tidur.

Setelah melakukan berbagai pemeriksaan, ia menemui dokter.

"Untuk hasil sementara ini kau mungkin hanya kelelahan. Tapi kita harus menunggu hasil tes lengkapnya. " Kata dokter yang sudah tua namun masih tampan.

"Ahh baiklah terimakasih dokter, kabari aku jika hasilnya keluar" Hyunjin bangkit dari tempat duduknya.

"Aku harap tidak ada yang serius" Kata dokter itu.

"Aku rasa memang benar aku hanya kelelahan. Aku permisi dulu. " Hyunjin dan dokter itu berjabat tangan.

°°°°

Hyunjin sekarang ada di dalam bis saat ponselnya berdering.

"Halo hyung? "

"Hyunjin kau di mana? " Suara Chan terdengar.

"Aku ingin mengunjungi appa. Tadi kalian masih tidur jadi aku langsung berangkat, mianhae hyung" Jawab hyunjin

"Ah tidak usah minta maaf, oh ya untuk apa kau menemui appa mu? " Tanya Chan

"Aku hanya merindukannya hyung" Hyunji menatap jalanan kota seol yang masih sepi pagi ini.

"Baiklah, tapi jangan datang ke asrama dalam keadaan menangis ne? " Suara Chan terdengar sangat lucu karena khawatir.

"Haha, arraseo hyung" Hyunjin sangat senang saat hyungnya ini sangan peduli padanya.

"Yasudah kalau begitu, jangan pulang terlalu larut" Tegas Chan.

"Tentu Hyung, sampai nanti". Setelah menerima jawaban dari Chan, Hyunji mematikan panggilan.

°°°°

Hyunjin memencet bel rumahnya berkali kali, tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan seorang maid yang sudah sangat ia kenal.

" Tuan Hyunjin!! " Pekiknya semangat sambil memeluk majikan kecilnya.

"Ahjumma, " Hyunjin membalas pelukan.

"Akhir akhir ini kau jarang sekali datang"

"Haha, aku sibuk ahjumma. Lagipula appa tidak akan peduli jika aku datang kesini. " Jawab Hyunjin masih menampilkan cengiran khasnya.

"Hey apa yang kau bicarakan, kan ada ahjumma yang merindukanmu. " Ahjumma menuntun Hyunji masuk ke dalam rumah yang lumayan mewah namun tidak terlalu besar.

"Hehe, appa ada dimama? " Tanyanya menatap sekeliling rumah.

"Ada di taman belakang, sedang merapikan tanamannya. "

"Ahhh baiklah, aku kebelakang dulu"

"Ahjumma juga akan membuatkanmu minum" Ahjumma berjalan menuju dapur.

"Jangan bawa minuman ku ke belakang. Aku akan mengambilnya sendiri nanti. " Jawab Hyunjin sambil berjalan ke halaman belakang rumahnya.

Hyunjin melihat ayahnya sedang mencabut beberapa rumput liar di antara tanaman hiasnya. Hyunjin paham betul kebiasaan sang ayah merawat kebunnya saat hari libur.

Hyunji berjalan mendekati sang ayah. Lalu berjongkok di samping nya.

"Appa, apa yang kau lakukan? " Tanya Hyunjin hanya sekedar basa basi, karena sebenarnya Hyunjin pun tau ayahnya sedang mencabut rumput.

"Untuk apa kau kemari? " Tanya sang ayah tanpa menjawab pertanyaan Hyunjin. Hyunjin tersenyum melihat ayahnya, meskipun ayahnya tak melihatnya.

"Appa, bogoshipeo" Jawab Hyunjin sambil tersenyum. Ayahnya hanya tidak menjawab, melainkan sibuk dengan rumput yang ia cabut.

Hyunjin pun tak menyerah membujuk sang ayah agar mau berbicara dengannya.

Hyunjin mengambil sarung tangan yang ada lalu mulai mencabut rumput di samping sang ayah.

"Appa, ingatkah kau dulu, aku sering membantumu mencabut rumput liar" Hyunjin kesusahan mencabut rumput yang cukup panjang, dan mencabutnya secara brutal. :v

"Aku selalu ingin membantu appa mencabut rumput rumput ini, tapi appa selalu marah karena aku bukannya mencabut rumput liar, malahan mencabut tanaman hias ayah" Hyunjin tersenyum membayangkan masa kecilnya dulu.

"Aku mencabut banyak tanaman hias appa, dan appa harus mengulang menanamnya lagi dari awal," Hyunjin tak henti hentinya tersenyum. Sedangkan ayahnya hanya diam seakan tidak mendengarkan ucapan Hyunjin.

"Akhirnya aku membantu appa menanam itu semua, lalu eomma datang membawakan kita air dingin, huhhh sangat menyenangkan" Hyunjin masih giat mencabut rumput liar yang ada di sebelahnya.

"Jangan mengacaukan kegiatanku" Jawaban itu mulus meluncur dari mulut ayahnya. Hyunjin hanya menunjukkan senyumnya, ia tau ayahnya akan mengatakan itu.

"Biarkan aku membantumu appa, setelah ini selesai aku akan balik ke asrama" Jujur Hyunjin hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan ayahnya.

"Aku tidak memberimu ijin untuk membantuku" Jawab tuan Hwang lalu bangkit dan melepaskan sarung tangannya.

Hyunjin juga melakukan hal yang sama, lalu menyusul ayahnya yang masuk ke dalam rumah.

"Appa, apakah sangat sulit bagimu untuk memaafkanku? Bahkan itupun tidak sepenuhnya kesalahanku. " Tuan Hwang menghentikan langkahnya saat mendengar perkataan Hyunjin.

"Bukan salahmu kau bilang, seandainya kau tidak masuk rumah sakit saat itu, istriku tidak akan kecelakaan saat itu! " Ucap Tuan Hwang dengan suara meninggi.

"Appa mengertilah aku, aku juga tidak ingin eomma kecelakaan saat itu" Ucap Hyunjin dengan mata berkaca kaca.

"Appa, aku mohon maafkan aku, aku sangat merindukan appa, aku ingin hidup seperti dulu lagi, mendapatkan kasih sayang appa.. . hiks.... selalu.. . menjadi.. hiks.. . Kebanggaan appa" Pecah sudah tangis Hyunjin.

Tuan Hwang tetap melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, masuk lalu menutup pintu dengan keras. Hyunjin mengejarnya.

"Appa.. hiks.. . Kumohon... " Hyunjin memukul pintu kayu tersebut.

"Appa..... hiks.. . Aku tak sanggup seperti ini..... hiks" Tak peduli tangannya sudah memerah karena memukul pintu begitu keras.

Ahjumma datang dari arah dapur lalu berjalan menghampiri Hyunjin.

"Sudah sudahh.. . Jangan menangis lagi ne? " Ahjumma memeluknya, berusaha memberikan ketenangan kepada Hyunjin yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.

"Ahjumma...hiks....aku.... hiks... tidak sanggup.... seperti ini.... aku merindukan appa....hiks"

Ahjumma menuntun Hyunjin meninggalkan pintu kamar itu.

Tanpa diketahui, appa Hyunjin juga sedang menangis dalam diam.

Hyunjin appa minta maaf



Denpasar,
Senin, 6 April 2020


Something Wrong [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang