[35.] Terungkap

3.8K 341 50
                                    

Tidak ada yang baik baik saja, semua hanya duduk diam dengan menundukkan kepala, mulut mereka seakan terkunci sehingga tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.

Tidak, mereka tidak menangis, hati mereka sangat sakit, hingga menangis pun rasanya tak mampu untuk mengurangi rasa sakitnya.

"H-hyung...." Yang paling muda memberanikan diri untuk bicara.

Sepi, tidak ada yang menyahuti, hanya itu yang mereka lakukan hingga salah satu staff datang bersama dengan Park Jin-young.

Mereka menyadari itu, berniat untuk bangun dan sekedar memberi salam, namun Park Jin-young memberi tanda dengan tangannya untuk duduk saja.

"Chan... ajak adik adikmu kembali ke asrama." Ucapnya sambil menepuk bahu Chan.

"Nde, pd-nim." Chan mengiyakan ucapan Jin-young, lagi pula, tidak ada satu di antara mereka yang siap untuk menemui Hyunjin.

Saat semua sudah pergi, Park Jin-young masuk ke dalam ruang rawat Hyunjin, Hyunjin masih setia memejamkan matanya.

Ia tidak menyangka Hyunjin yang periang dan selalu bertingkah ajaib, kini terbaring lemah di brankar rumah sakit, ditambah dengan nasal cannula yang bertengger di hidungnya.

Park Jin-young menaruh harapan besar pada Hyunjin, Hyunjin adalah salah satu trainee kebanggaannya, ini bukan hanya masalah visualnya, Hyunjin lebih dari itu, kemampuan dance nya tidak bisa diragukan, ia juga memiliki suara yang indah, meski posisinya di grup tidak sebagai unit vocal, namun suaranya memiliki warna tersendiri.

Untuk masalah rap, dia memang baru belajar, tapi semangatnya membuat seorang Park Jin-young kagum dengan Hwang Hyunjin, Hyunjin itu orang yang mau belajar.

Poin tambahannya adalah, kepribadian Hyunjin yang menarik, Hyunjin mampu membuat suasana disekitarnya menjadi hangat karena tingkahnya yang bisa dibilang berlebihan, dan terkadang sikap malu malunya mampu membuat semua orang memekik gemas. Hyunjin adalah orang yang istimewa.

"Cepat sembuh." Orang utama JYP itu mengusap lembut surai hitam milik Hyunjin.
.
.
.
Keadaan mobil van yang dikendarai oleh salah satu staff itu tampak sepi, penumpangnya sibuk bergelut dengan pikirannya masing masing, mereka masih belum ingin menerima kenyataan.

8 namja itu memerhatikan aktivitas jalanan kota Seol pagi hari, pagi yang seharusnya mereka lalui dengan memperbaiki hubungan dengan Hyunjin dan memperbaiki keutuhan grup nyatanya tidak bisa mereka wujudkan.

Pagi ini mereka tertampar akan kenyataan, kenyataan tentang kondisi Hyunjin yang tidak baik baik saja. Kenyataan bahwa selama ini Hyunjin menyembunyikan penyakitnya.

Jeongin memperhatikan satu persatu hyung nya, yang ia lihat hanyalah raut sendu. Jeongin menghela nafas untuk kesekian kalinya, sedikit lega karena akhirnya semua tau tentang keadaan Hyunjin yang sebenarnya, namun hatinya juga dilanda kecemasan saat mendengar ucapan dokter pagi tadi.
.
.
.
"Keadaan jantungnya sudah tidak memungkinkan untuk Hyunjin melakukan aktivitas berat, saya sarankan agar Hyunjin berhenti dari aktivitas pelatihannya."

"Hyunjin....jantungnya rusak..., kini hanya berfungsi sekitar 40 persen, dan itu bukan keadaan yang bagus, Hyunjin butuh donor secepatnya. Namun tenang saja, ia masih mampu menunggu donor itu ada, yang perlu kalian lakukan adalah menjaganya."
.
.
.
Mereka sampai di asrama, duduk di ruang utama dengan wajah yang ditekuk.

"Jadi kau sudah mengetahui kondisi Hyunjin sejak lama?" Tanya Changbin sambil menatap Jeongin. Jeongin hanya menganggukkan kepala singkat.

"Sejak kapan?"  Tanya Chan menatap lantai dengan pandangan kosong.

Something Wrong [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang