[29.] Memantapkan hati

2.6K 310 54
                                    

Ini 1600 kata

Happy Reading!
.
.
.
Woojin hendak meminjam sapu di kamar Hyunjin, karena tiba tiba saja sapu dikamarnya tidak ada, ia melangkahkan kakinya menuju kamar Hyunjin, pintu kamar itu terbuka, Woojin hendak masuk tapi ia urungkan karena mendengar percakapan Hyunjin dengan seseorang di panggilan.

"Obat yang aku butuhkan saat kambuh."

Woojin membulatkan matanya terkejut. "Obat kambuh?" Gumam Woojin pelan.


"Hyung... bicaranya pelan pelang bisa tidak?"

"Obatnya belum habis, tapi tertinggal di rumahku."

"Hyung... Jebal, kirimkan saja obatnya, uangku banyak."

"A-ah itu... untuk obat rutin, aku masih ada." Woojin semakin mengernyitkan dahinya, tadi obat kambuh, sekarang obat rutin, ia benar benar bingung.

"Baik hyung... nanti aku transfer."

"Iya hyung, nanti aku minum obatnya, hwaiting!"

"Hahahaha.. " Hyunjin mematikan teleponnya.

"Obat apa yang kau maksud?" Woojin tidak tahan lagi, ia benar benar penasaran. Woojin masuk ke kamar Hyunjin dengan tatapan penuh selidik.

"W-woojin hyung?" Hyunjin yang terkejut karena ucapan Woojin, hampir saja ia menjatuhkan ponselnya ke lantai.

"Aku tanya sekali lagi Hwang Hyunjin, obat apa yang kau maksud?" Tanya Woojin menuntut jawaban.

"S-sejak kapan Hyung ada di sana?" Bukannya menjawab, Hyunjin malah bertanya dengan gugup.

"Hah... Hyunjin-ah, kau menganggapku sebagai hyung mu bukan?" Hyunjin menganggukkan kepalanya mantap saat mendengar pertanyaan dari hyungnya itu, tentu saja, Woojin sudah seperti hyung kandungnya, begitu juga member lainnya.

"Kalau begitu beritahu aku, obat apa yang kau maksud? d-dan obat kambuh, obat rutin, aku tidak mengerti." Kini raut wajah Woojin berubah khawatir, apa dongsaengnya ini sakit?
Lalu Woojin mendudukan tubuhnya di sebelah Hyunjin.

"H-hyung... aku... a-aku..." Hyunjin mentap ponsel yang ada di genggamannya.

"Hyunjin-ah jangan menyembunyikan sesuatupun dari ku, kalau ada masalah kau harus cerita, jangan memendamnya sendiri." Woojin membawa Hyunjin ke dalam pelukannya, Woojin percaya, Hyunjin sedang memiliki masalah, namun Woojin tidak tau itu apa, Woojin hanya ingin membantu sebagai seorang Hyung.

"H-hyung... mian...hiks aku tidak bisa memberitahumu..hiks.." Tangisan Hyunjin pecah begitu saja, ia meremat dengan keras baju bagian belakang Woojin.

"Hyung....hiks... kenapa takdir mempermainkanku, kenapa Tuhan memberiku cobaan yang begitu berat?" Ucap Hyunjin dengan suara bergetar.

"Hyunjin, dengarkan hyung, Tuhan memberi kita cobaan karena Tuhan percaya kita bisa melewatinya." Woojin mengusap punggung Hyunjin yang bergetar, sungguh hatinya sakit melihat dongsaeng nya seperti ini.

"Hyung...hiks.." Hyunjin mengeratkan pelukannya pada Woojin, yang ingin Hyunjin lakukan adalah, menumpahkan seluruh bebannya dalam bentuk tangisan dan Woojin lah orang yang ia pilih untuk menumpahkan bebannya.

"Kau ingin menceritakannya padaku?" Tanya Woojin, tangannya masih tetap menepuk dan mengusap punggung Hyunjin, ia berusaha menyalurkan hangatnya ketenangan.

Something Wrong [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang