30. This Is What A Broken Heart Feels Like

1K 130 109
                                    

nungguin, gak?

yang ternyata masih nungguin, ayo coba sini rep biar aku tau uname mana aja yang alhamdulillah masih nemenin panasea sampe sini, hahah. makasih banget, ya?

btw, ayo tinggalkan banyak jejak di chapter ini biar aku semangat lanjutin ceritanya~

oh! jangan lupa buat terus jaga kesehatan dan bahagia selalu ya, kalian semua ♡

...

ㅤㅤㅤMENGGENGGAM SEBUAH BUKU, membuka lembaran demi lembarannya secara perlahan, Seilhwan memandang suasana halaman di sore hari yang hangat dengan jantung yang berdegup begitu cepat. Pandangannya tertentang kosong. Manalagi keringat dingin pada telapak tangan serta kening masih mengucur bebas secara perlahan, tidak lupa bersama kecemasan dan rasa putus asa yang masih menyelimuti dada. Mendongakkan kepala dan menghirup udara dalam-dalam, wanita tersebut dapat merasakan air matanya serta-merta jatuh tatkala ruang ingatannya kembali mengenang perkataan Yoongi yang sempat dilemparkan dengan begitu lugas pada siang tadi, perlahan tertelan oleh kebisingan yang menyelubungi situasi, "Kau masih mencintai Taehyung?"

Menangkap interogasi memuakkan tersebut, Seilhwan arkian sanggup merasakan jantungnya serupa tengah digenggam terlampau kuat. Well, ini agaknya akan menjadi episode yang memenangkan kategori bagian dalam hidup dia benci setengah mati. Saat di mana rasa bersalah, kekecewaan, serta fakta absolut bersatu menjadi kumpulan awan hitam yang berisi banyak kilatan petir. Terbongkarlah sudah. Bidikan yang Yoongi lontarkan tadi jelas telah menggapai arah yang tepat—membuat dia sungguhan tak mengelak. Seilhwan juga tidak sanggup menjelaskan semuanya begitu saja sebab barangkali hal tersebut merupakan kebenaran yang kelewat buruk hingga rasanya tak pantas untuk diceritakan.

Roman ceria nan hangat yang sempat Yoongi jumpai pada permukaan wajah sang lawan bicara pun sontak menghilang. Seilhwan langsung memandang canggung, seolah bersikap pasrah jika ada yang ingin mengoyak tubuhnya menjadi serpihan tak bermakna. Namun seketika menyadari bahwa ada yang tengah menunggu jawaban pasti dari mulutnya sendiri, si perempuan cuma menggeleng tanpa semangat. "Aku ... tidak tahu," tanggapnya. "Rasanya aneh, Yoong. Kini aku seperti masih mencintainya tapi di satu sisi aku juga sangat membencinya."

Hah? Yang benar saja. Yoongi hampir saja membenturkan kepalanya pada permukaan meja.

"Itu berarti kau masih mempunyai ketertarikan terhadap laki-laki? Ck. Tadinya kupikir mungkin kau sudah tidak tertarik sama sekali." Si pemuda menatap muak. Sejumput rasa simpati sontak mengalir sejemang—nyaris menelan amarahnya, kalakian dia pun meneruskan, "Seil, kalau saja Taehyung bertekad mengubah sikapnya menjadi jauh lebih baik hanya untuk menarikmu kembali, apa kau akan menerima genggamannya lagi?"

"Yoongi, apa yang kau—"

"Jawab saja pertanyaanku dulu, apa susahnya?"

Menelan salivanya gugup, Seilhwan seketika membatu. Mukanya berubah masam. Rasa kebingungan kini sepenuhnya mengisi ekspresi wajah. Shit, pertanyaan sialan macam apa lagi ini. Lagipula si wanita juga tak tahu kiranya preferensi mana yang lebih baik dia ambil untuk menjadi balasan singkat dari pertanyaan Yoongi tadi: apakah Seilhwan harus menjawab iya karena diam-diam dia masih belum bisa mengikhlaskan Taehyung hingga kini dan tentu akan menjadi hal yang sulit jika Seilhwan harus menerima sosok baru untuk menggantikan posisi cinta pertamanya di hati, atau apakah dia harus mengatakan tidak lantaran Seilhwan jelas takut untuk kembali disakiti?

Arkian, kembali meminum es kopinya yang perlahan mulai mencair, si wanita akhirnya tersenyum pahit. "Taehyung berubah? Well, itu jelas terdengar seperti hal yang mustahil untuk terjadi, Yoong." Dia sejenak melirik kondisi luar restoran melalui kaca jendela di belakang Yoongi—matahari ternyata sudah tidak seterik tadi. "Tapi ... jika Taehyung sungguhan mau berubah untuk menjadi lelaki yang jauh lebih baik demi membawaku kembali ... hm—baiklah, mungkin aku akan menerima genggaman tangannya lagi nanti."

[1] Panasea ㅡ P.jmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang