Seilhwan serta-merta mengerjapㅡdia lantas menghembuskan napas tatkala baru saja bangkit dari mimpi buruk yang lagi-lagi menghampiri. Gadis tersebut seketika memandang seluruh penjuru ruangan ini, ah ... Seilhwan mendadak lupa kalau semalam dia sempat memutuskan untuk menginap di sini. Kendati sebetulnya ini bukan sekali dua kali mereka berdua tinggal di bawah atap yang sama, namun entah kenapa rasanya kerap masih terasa asingㅡdan juga sedikit terasa gugup. Apalagi jika mengingat bagaimana sikap Yoongi yang tiba-tiba kelihatan aneh selepas menyatakan hal krusial pada malam tadi, pria itu seolah-olah menjaga jarakㅡseketika membangun sebuah pembatas transparan yang tinggi menjulang di antara keduanya dalam sekejap; namun, alih-alih ikut menjauh lantaran merasa ada yang tidak beres, Seilhwan malah menunjukkan sikap apatis terhadap hal tersebut, lantas dia dengan tak tahu dirinya malah semakin mempersempit jarak, melalui perbuatannya yang sebetulnya memang dilakukan bersama kesengajaan, yaitu dengan pura-pura tertidur di pundak Yoongi sebagai awal dari penolakannya.
Sesaat kemudian, netra si gadis lantas berotasi cepat. Sekonyong-konyong memandang seraut tampang rupawan yang kini sedang memejamkan mata seraya bernapas dengan damai di bawah segaris cahaya pagi yang berhasil masuk lewat tirai jendela yang sedikit terbuka. Memindahkan atensi ke arah tangan Yoongi yang tengah berada di atas perutnya, kening Seilhwan lantas mengerut cepat dalam hitungan detik sebab merasa begitu heran. Berusaha tidak mengeluarkan sedikit suara yang barangkali sanggup membuat lelaki tersebut bangun dalam sekejap, Seilhwan kemudian segera menyingkirkan lengan Yoongi yang tengah memeluknya sebelum bangkit dengan hati-hati. Sebab dia sungguh sedang tak ingin mendengar ocehan yang kerap Yoongi lontarkan terhadapnya tatkala baskara telah sepenuhnya muncul di atas langit; disuruh mandi, memakan habis sarapan pagi yang telah dibuat Yoongi, harus memakai pakaian yang bisa sepenuhnya menutupi bagian-bagian dari tubuh si gadis (kalau Seilhwan tidak punya pakaian semacam itu, Yoongi tentu akan senang hati meminjamkan kaos kebesarannya untuk Gadis Im). Ck, sial. Yoongi itu bawel sekali.
"Oh, sudah bangun."
Seilhwan yang tadinya sempat berpikir kalau ia telah sukses menjauhkan lengan Yoongi dari tubuhnya tanpa membuat pria itu terbangun serta-merta membeku sejemang, mendadak merutuki diri dalam benak sebab agaknya dia baru saja melahirkan kesulitan baru untuk dirinya sendiri. Dia lantas buru-buru menoleh sesaat ke arah Yoongi yang kini tengah memandangnya bersama tatapan setengah terbuka, lirikan tajam yang biasa gadis tersebut tunjukkan kemudian mendadak kembali terbit bersama kerutan di dahi yang ikut menghias parasnya tatkala dia serta-merta menyahut, "Kau memang telah mendapat izin dariku untuk tidur di sini, Yoong, tapi bukan berarti kau bisa memelukku dengan kurang ajarnya seperti tadi ketika kesadaranku tengah lenyap untuk sementara."
Min Yoongi betul-betul tidak melontarkan sepatah kata pun selepasnya tatkala Seilhwan baru saja mengeluarkan suara dengan nada tak ramah, lamun kedua netra gadis tersebut absolut masih sanggup memandang jelas bagaimana ekspresi mata seorang lelaki bernama Yoongi yang kini jelas sedang terlihat cukup tak peduli dengan perkataan marah dari Im Seilhwan yang telah menguap memenuhi rongga kamarnya. Menghela napas sabar, Seilhwan lagi-lagi nyatanya cuma bisa bersikap acuh dan kemudian dia lekas membiarkan telapak tungkainya bersemuka dengan lantai. Lantas, tatkala hampir saja tubuhnya berdiri tegap guna melepaskan magnet tak terlihat yang terdapat di antara raganya dengan ranjang, Yoongi malah mendadak bergerak dari posisi rebahannya lalu segera mengulurkan salah satu tangan untuk menarik lengan si gadis dengan tiba-tiba. Sorotan mata yang berisi penuh tuntutan akan segenap penjelasan milik Yoongi absolut sukses membuat Seilhwan membatu selepas baru saja memalingkan tampang bersama pandangan penuh tanya.
"Kondisimu sudah membaik?" Kali ini biarkan Yoongi yang memperoleh giliran untuk mengeluarkan segenap kata. Nada bicara yang terdengar tenang namun raut wajah pria tersebut jelas sedang menampilkan kekhawatiran, baru saja mengindikasikan bahwa dia absolut tak bisa mengabaikan situasi yang ada begitu saja. "Kupastikan jelas tidak akan menjadi pemandangan yang bagus jika kau pulang dengan mata yang membengkak seperti itu nanti, Seil."
![](https://img.wattpad.com/cover/207053729-288-k223908.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Panasea ㅡ P.jm
FanficIm Seilhwan jelas tidak pernah berharap andaikata presensinya bisa diberi atensi oleh sang suami pada suatu saat nanti. Dia bahkan sekala berpikir kalau sebetulnya mereka tidak pernah layak untuk menjadi sepasang suami istri. ⚠️ TRIGGER WARNING: ME...