09. Will Get Married

1.2K 149 108
                                    

yuk komen, yuk. biar aku ada semangat buat fast update, ehe ♡

ahhh, happy 4k views ya, btw. makasih banget buat kalian yang masih stay buat baca cerita ini, huhu 😢♡

 makasih banget buat kalian yang masih stay buat baca cerita ini, huhu 😢♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dua kata untukmu, Jung. Mau tahu?" Gadis tersebut memandang Jungkook lurus, dadanya kelihatan sedikit naik turun dengan tempo yang sedikit cepat. "Berengsek dan tolol."

Jungkook tampak tidak begitu suka dengan kalimat yang baru saja tertangkap oleh telinganya kendati hal tersebut nyatanya memang merupakan fakta. "Apa pedulimu?" tanyanya. "Ini semua urusanku dan aku bisa mengurusnya sendiri."

Seilhwan menatap tak habis pikir. "Ini urusanku juga!"

Jungkook tertawa meremehkan. Seilhwan barangkali memang telah menghabiskan durasi bertahun-tahun untuk hidup di bawah satu atap yang sama bersama Jeon Jungkook, senantiasa sabar menerima sikap kurang ajar dari sang kakak dan gadis itu betul-betul nyaris tak pernah melawan atas perbuatan buruk yang Pemuda Jeon lakukan padanya.

Sengaja dikuncikan di dalam kamar mandi selama kurang lebih seminggu tatkala kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota untuk beberapa hari, dibully hampir setiap hari oleh teman-teman sekolahnya karena mereka telah terhasut oleh omongan Jungkook dan menyebabkan gadis itu tak punya kawan sama sekali di masa Sekolah Dasar, kemudian juga tidak lupa dengan perangai buruk yang nyaris kerap sang kakak lakukan ketika ayah ibunya sedang tidak ada di rumahㅡSeilhwan seringkali dipukul, dicekik, dijambak atau bahkan pernah sampai gadis itu hampir tertabrak mobil karena Jungkook yang sengaja mendorong tubuhnya ke arah jalanan. Yah, lelaki itu betul-betul telah melakukan semua perbuatan ituㅡdidasari atas afeksi benci yang sudah mendarah daging dan asal kalian tahu saja ... tidak pernah sekalipun Seilhwan berasumsi untuk memiliki dendam pada sang kakak, maupun berpikir untuk membalas semua tindakan itu lantaran dia tahu bahwa dirinya sendiri barangkali memang sudah terlebih dahulu bersalah karena eksistensinya pernah hadir ke dalam keluarga Jungkook.

Andaikata saja kalau presensi seorang Seilhwan tak pernah datang ke dalam hidup lelaki itu, pasti Jungkook tak akan melakukan perangai buruk seperti itu, 'kan? Pemuda itu barangkali tak akan menjadi anak pembangkang seperti ini, 'kan?

Yah, jika saja.

"Berhenti ikut campur urusan orang lain, Seilhwan. Berhenti bersikap sok peduli!" Jungkook mendadak bangun dari duduknya. Rautnya kelihatan begitu muak dan kesal.

Lantas perkataan tersebut sukses membuat Gadis Im ikut bangkit, memandang Jungkook bersama kerutan yang ada di dahi dan ekspresinya serta-merta tampak cukup kebingungan. Netra Seilhwan sekonyong-konyong teralih ke arah Seokjin dan Taehyung yang masih duduk di tempatnyaㅡbersama pandangan yang sulit diartikan dan agaknya mereka belum berniat untuk meloloskan segenap kalimat lagi, lantas gadis itu kembali mengawasi mata sang kakak dan menekankan, "Aku jelas berhak ikut campur, Jung."

Lalu Seilhwan berkata lagi dengan nada setengah tinggi, "Kenapa bisa-bisanya kau melakukan ini? Kenapa, Jung? Kau bisa membuat ayah dan ibu kecewa! Kau menyakiti gadis itu! Kau telah menghancurkan masa depannya!"

[1] Panasea ㅡ P.jmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang