Yoerobun bole tydak klau aku cma mnta vote dri klian, just itu. Beri aku dkungan dri vote klian, aku jga cpe kuras otak utk ngehasilin stu bgian, tpi gda respon . Stu vote dri klian itu brharga bgi penulis.+++
Haeri merapatkan tasnya dan melirik ke arah arloji yang melingkar cantik di pergelangan tangannya. Siang ini ayahnya benar-benar menyetujui pertemuan perjodohan bodoh itu. Haeri sangat yakin sekarang jika ia terlambat, seharusnya pukul dua siang sudah berada di rumah dan sudah berganti pakaian. Tapi lihatlah sekarang, ia baru saja pulang karena secara paksa Jungkook menyeretnya kerumah pria itu hanya untuk makan bersama dengan keluarga Jeon. Haeri akui jika sudah bersama Jungkook ia yakin seratus persen akan selalu lupa waktu.
Haeri melebarkan langkahnya menuju rumahnya yang berada di perujung jalan. Ia bisa melihat sang ibu yang menunggunya khawatir di teras rumah. Oh ayolah Haeri sendiri yang mengajukan pertemuan itu ketika pulang sekolah, ia pasti akan melakukannya walau dengan berat hati. Haeri dapat melihat sebuah mobil berwarna hitam terparkir rapi di halaman rumahnya. Ia yakin calon suaminya orang kaya.
Seketika nyali Haeri menciut ketika teringat sebentar lagi ia akan benar-benar bertemu dengan calon suaminya. Ya Tuhan Haeri masih sekolah dan harus menikah muda seperti ini.
"Haeri! " Panggil Nyonya Ahn dengan suara nyaring. Seketika kesadaran Haeri kembali, ia tidak sadar kalau seandainya dari tadi ia hanya melamun.
Haeri melangkahkan tungkainya lesu menuju sang ibu. "Ya ampun Haeri, cepat masuk." Nyonya Ahn sedikit jengkel dengan anak gadisnya ini, orang di dalam sana sudah hampir satu jam menunggu sedangkan anak gadisnya melupakan pertemuan siang ini, dan juga Haeri tidak menerima panggilan.
Haeri pasrah tubuh yang masih di balut seragam di bawa masuk kedalam rumah oleh sang ibu. Ia hanya menatap kakinya yang berbalut kaos kaki putih, tak berani mengalihkan pandangan ke arah orang-orang yang tengah memperhatikan nya dari sofa. Apalagi jika harus melihat wajah teduh sang ayah. Haeri berani bertaruh jika saat ini ia akan menumpahkan air mata karena mengecewakan sang ayah.
"Maafkan Haeri, siswa kelas akhir tugasnya memang sangat menumpuk." Nyonya Ahn tersenyum dan membawa tubuh itu duduk di sofa. Haeri masih setia menatap lantai tak mau melihat orang-orang di depannya.
"Perkenalkan namamu." Itu suara sang ayah menyuruh Haeri membuka suaranya.
"Ahn Haeri imnida. " Haeri menganggukkan kepala nya sopan tapi masih dengan tatapan nya lurus ke lantai.
"Perkenalkan dirimu juga." Itu suara ibu yang di ketahui Haeri sebagai ibu dari pria yang akan menjadi suaminya.
"Kim Taehyung imnida. " Seketika tubuh Haeri menengang, ia hafal suara ini, suaranya persis dengan milik pria yang menolongnya kemarin. Ia mengangkat wajah nya perlahan untuk melihat gerangan pria itu, ia berharap jika spekulasinya salah.
Maniknya bertubrukan dengan hazel yang sangat tidak asing baginya, hazelnya menatap Haeri dalam dan itu berhasil membuat gadis itu merinding dengan smirk nya. Seperti nya Tuhan tidak mendengar kan doanya agar tidak bertemu dengan pria mesum dan gila seperti dirinya tapi kenapa takdir seperti mempermainkan nya? Ia bahkan di jodoh kan dengan pria itu. Dunia terlalu kejam dan sempit.
"Eomma, bisa aku berbicara dengannya sebentar? " Itu suara Taehyung yang meminta izin kepada sang ibu. Tentu saja membuat Haeri gugup dan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Him [END]
Fanfiction[COMPLETED] Kejadian yang terjadi 15 tahun lalu membuat Taehyung dan haeri saling terikat dengan janji suci. Pada awalnya memang tidak ada ketertarikan di antaranya, siapa tau jalan hidup tidak begitu selama nya buruk. Tapi semua tidak sesederha...