[13]

1.5K 155 3
                                    

Kehangatan—satu rasa yang bisa Haeri rasakan ketika matanya perlahan terbuka. Bukan dari hangat nya matahari bahkan gorden jendela kamar mereka masih tertutup, ini adalah hangat sesungguhnya yang rasanya bahkan bisa menembus jantung hingga kasur tempat ia tidur.

Sejenak mengingat perkataan Taehyung bahwa pria itu tidak pulang semalam, Haeri takut ketika pria itu benar-benar menepati apa yang di katakan nya. Haeri merasa serba salah malam tadi, ia sungguhan tidak berani jika harus tinggal sendirian di rumah Taehyung yang super luas.

Haeri ingin menghubungi Soora agar gadis itu bisa bermalam tapi masalahnya ia tidak mungkin mengajak Soora menginap di rumah yang bukan miliknya, tentu Soora akan sangat heboh ketika mengetahui dirinya sudah menikah. Haeri juga sudah ingin mencoba menelfon bibi Jung untuk menginap, tapi saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Haeri tidak ingin mengganggu, mungkin saja bibi Jung sudah terlelap dengan anak-anak nya. Dan jika seandainya ia meminta Jungkook untuk menginap maka itu sama saja seperti merelakan diri sendiri di jadikan tumbal.

Akhirnya Haeri menyerah dan berusaha menutup matanya tepat di saat pukul sepuluh lewat tiga puluh tapi suara derit jendela membuat mata nya terbuka lebar kembali. Ia memasukkan tubuh nya ke dalam selimut dan segera mengambil ponsel dan menelfon Taehyung. Persetan dengan harga diri, ia ketakutan dan ia butuh Taehyung sekarang. Tapi sepertinya pria itu memang tidak peduli, panggilan dari Haeri sama sekali tidak di terima.

Dan mungkin malam itu keberuntungan bagi Haeri, perlahan ia mulai mengantuk dan bayang-bayang mengerikan di kepalanya menghilang. Haeri tertidur dengan tubuh yang sempurna tertutup selimut hingga batas leher.

"Tidak usah sekolah hm. " Ucap Taehyung dengan suara baritone khas pria itu. Haeri sampai menelan ludahnya karena dada Taehyung yang telanjang terpampang di depannya dengan pelukan Taehyung yang semakin mengerat. Haeri bisa pingsan dalam jangka waktu lama seperti nya. Tapi bagaimana pun ia tidak boleh lengah dengan cobaan ini.

"Semalam kau pulang? Tidak jadi meninggalkan ku sendirian? " Tegas Haeri kelewat sewot, ia sama sekali tidak berusaha melepaskan diri dari pelukan Taehyung karena percuma.

Taehyung terkekeh dan mengelus punggung istrinya pelan. "Sepertinya istri kecil ku ketakutan semalam. " Kekeh Taehyung kecil dengan mata yang masih terkatup. "Jadinya aku pulang karena ada dua puluh panggilan dari istri kecilku."

Haeri berdecak dan berusaha melepaskan pelukan Taehyung. Kesal sekali karena mengingat semalam sudah beberapa kali menelepon Taehyung dan berakhir di abaikan, jadinya ia tidak punya alasan untuk kesal. Kenapa malah dirinya terkena boomerang seperti ini?

"Aku ingin sekolah! "

Tangan Taehyung dengan cepat menarik Haeri dan membuat gadis itu kembali terbaring di sampingnya. Dengan cepat Taehyung mengukung Haeri dan mengunci pergerakan gadis itu. "Ingin ku buat tidak bisa berjalan hm? " Manik hazel Taehyung tampak berkilau dengan gradiasi sinar matahari yang merambat lewat celah fentilasi.

Haeri terdiam, benar-benar tidak tau harus berkata apa. Tubuhnya menengang ketika pandangan Taehyung menghunus tepat ke dalam jelaganya, ingin segera pergi dari sana dan langsung berlalu ke kamar mandi tapi sialnya aura Taehyung sangat hebat. Gila saja jika Haeri tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Taehyung barusan, ia sangat mengerti dan itu membuat bulu nya meremang tapi tidak bisa menghindar.

"Kenapa diam hm? Lagian yang di bicarakan eomma kemarin tentang bulan madu kita kan? "

Taehyung benar, bahkan ibunya tidak pernah menyuruhnya untuk membawakan bekal Taehyung. Haeri berusaha membawa akal sehatnya akan dapat berpikir jernih dan baik. "Jangan terlalu berharap, aku tidak akan__"

Jantung Haeri melorot ketika merasakan ciuman lembut di dahinya, tercekat tidak percaya jika Taehyung barusan melakukan sebuah kelembutan dan keikhlasan. Ini tidak mungkin terjadi pada dirinya, apa semudah itu Taehyung membuat dirinya luluh? Oh tidak, Haeri mencekal perasaan nya tapi hatinya malah berteriak senang. Benarkah jika Haeri telah jatuh?

Taehyung tersenyum manis dan beranjak bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Haeri masih saja syok dengan kejadian tadi, itu terasa sangat tulus dan membuat darahnya berdesir hebat.

***

Soora menelepon Haeri berkali-kali tapi semua yang di lakukan nya tidak ada hasil. Dari malam konser mereka batal Haeri sama sekali tidak mengangkat telfon dari nya. Sudah sekian lamanya mereka bersahabat Haeri sama sekali tidak pernah kehilangan kabar sampai seperti ini, sahabatnya hilang seperti di telan bumi. Bahkan Soora tidak menemukannya di rumah nya.

Soora mengigit ujung kukunya, sudah dua hari Haeri tidak hadir ke sekolah dan tidak ada yang tau apa alasannya. Soora ingin menghubungi Jungkook untuk menanyakan kabar Haeri barangkali pria itu tau keberadaan sahabatnya. Soora menarik nafasnya dan ia buang perlahan, gugup jika harus berbicara langsung dengan Jungkook walau lewat telfon.

Mendadak deringan ponsel Soora mengudara hebat, dia lupa mengecilkan volume. Hampir saja ponselnya jatuh ketika melihat siapa yang baru saja menelpon. Soora langsung mengangkat dan berteriak ketika panggilan terhubung, semua teman-teman di kelasnya menatap heran ke arah Soora tapi gadis itu tidak peduli.

"Ayo bertemu." Ucap Haeri ketika teriakan Soora berakhir.

Soora sudah meremas tangan nya kesal, ia sangat khawatir dengan keadaan Haeri. Bagaimana mungkin sahabatnya tidak memberi kabar apapun mengenai dirinya. Sungguh keterlaluan. "Yak, kau tau aku sangat khawatir karena kau tidak pernah mengangkat telfon bahkan kau tidak ada di rumah. Kau benar-benar menghilang seperti di telan bumi!! " Cerosos Soora panjang lebar, kesal setengah mati.

Haeri terkekeh ketika membayangkan bagaimana wajah Soora ketika itu, ia memang merasa bersalah karena tidak mengangkat panggilan Soora tapi ia juga berkesan karena di khawatirkan. "Nanti aku jelaskan apa saja yang ku lihat semenjak di telan bumi, kita bertemu di tempat biasa ya Soora sayang. " Dengan cepat Haeri langsung mematikan panggilan sebelum Soora akan kembali berteriak.

Soora berdecak kesal ketika menyadari Haeri mematikan panggilan tiba-tiba. Soora melempar ponsel nya kasar ke atas meja dan melempar pandangan membunuh kepada semua teman sekelasnya yang dari tadi menertawakan dirinya.

Tbc.

Morning, pagi ini hujan

Married Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang