[29]

1.3K 131 1
                                    


Iam back again gaiss, jgn lpa vote and comen nya ya. Di chapter sebelum nya yok absen dlu.

Happy reading...

+++

Jiya melihat dari balik dinding jika Jungkook memasuki ruang inap VIP, pria itu tampak santai dengan meletakkan tangannya di belakang punggung. Jantung Jiya terus berdegup kencang seiring tungkainya menetap di sana. Sekitaran lorong yang sepi ini terdapat dua orang penjaga, dan setelah berbicara singkat dengan mereka Jungkook langsung melanggang masuk. Sampai sekarang Jiya masih belum mengetahui siapa seseorang yang berada di dalam kamar VIP itu, salah satu cara untuk mengetahui nya adalah mencari.

Jiya segera menuju meja resepsionis dan menanyakan kepada mereka siapa nama pasien yang berada di ruang VIP. Namun betapa terkejutnya saat nama Kim Taehyung yang ia dengar dari mulut wanita di balik meja resepsionis. Sebenarnya Jiya tidak ingin berpikiran buruk terhadap sosok Jungkook yang begitu tunduk dan menghormati Taehyung sebagai kakak nya. Namun ucapan yang sengaja ia dengar tadi membuatnya menegang.

Apa yang terjadi di antara kedua saudara itu? Namun lagi-lagi Jiya masih tidak berani untuk bertindak, seharusnya dia memang tidak pernah terlibat dalam hal ini. Apalagi tentang keluarga Kim yang memang pada awalnya membuatnya keluar dari kegelapan.

Sosok Taehyung begitu terdengar akrab bagi dirinya, dulu saat pertama kali tuan Kim membawanya ia sempat bertemu dengan anak sulung keluarga Kim itu. Memang Taehyung bukan seorang yang ramah dengan wajah dingin dan angkuh itu. Tapi Taehyung lah yang membuatnya bisa terus bertahan dengan baik bersama Jungkook, Taehyung yang membuat nya tidak tertekan dengan tekanan dari tuan Kim yang mengharuskan dirinya agar selalu melayani Jungkook. Taehyung adalah sosok yang perhatian di balik wajahnya yang dingin.

Namun jika di pikirkan bukankah sekarang Jiya juga merasa seperti seorang pembunuh, ia mengetahui rencana jahat Jungkook dan dirinya yang juga sudah berada di sini berpura-pura seolah buta dan tuli. Tidak, Taehyung orang baik dan Jungkook hanya sedang tersesat sekarang. Ia yakin Jungkook tidak akan mungkin melakukan itu, ada sesuatu hal yang bisa saja membuat Jungkook melakukan hal kejam ini.

Jiya memutar otaknya keras agar bisa memasuki ruang VIP itu, di pastikan ia tidak bisa dengan mudah untuk melewati dua penjaga dengan tubuh besar itu begitu saja. Ia melirik ke arah sekitar, para perawat berlalu lalang mengantarkan obat kepada pasien. Tiba-tiba ide bagus masuk kedalam pikirannya.

Jiya berusaha mencari ruang tempat para perawat berganti pakaian, ia mengalami kesulitan karena rumah sakit ini begitu luas. Ada banyak orang yang berlalu lalang membuat arah pandangan nya terbatas. Jiya merutuk dalam hatinya, kembali memutar otak dan mencoba untuk berdiri di tengah rumah sakit. Memeriksa satu persatu lorong yang terlihat banyak perawat di sana.

Setelah lebih 15 menit akhirnya Jiya berhasil menemukannya, ia berjalan mendekat ke arah lorong yang sudah lumayan sepi karena kebanyakan para perawat keluar dari kamar-kamar yang berada di sana. Mulai memeriksa nya dan Jiya merapalkan syukur karena ia menemukan ruang ganti dan terdapat beberapa setelan putih di sana. Tanpa mengulur waktu Jiya segera menyampirkan jas putih sebatas lutut di tubuhnya, merapikan sedikit rambutnya dan memakai topi perawat agar semakin terlihat sungguhan.

Kesulitan yang ia hadapi kedua kalinya ia tidak bisa menemukan troli berisikan obat-obat an, ia tidak bisa masuk kedalam ruangan itu dengan tangan kosong. Jiya kembali menggerutu, tepat saat itu seorang perawat wanita masuk dan membuat Jiya kelabakan.

"Astaga syukurlah kau di sini, aku sangat membutuhkan pertolongan."
Wajah perawat itu seperti terlihat sedang menahan sesuatu yang amat mendesak, ia memberi Jiya sebuah nampan berisi beberapa botol kaca dan suntik yang sepertinya sudah terpakai di sana. "Tolong kembalikan kepada perawat umum, katakan kepada mereka untuk mengganti dengan yang baru." Tanpa menunggu Jiya menjawab perawat itu langsung melanggang masuk kedalam kamar mandi.

Married Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang