[5]

1.8K 192 2
                                    


Happy reading, sebelum bca smpatin vote yak.

Jgn segan utk vote dan coment ya, krn itu respon trbaik bgi penulis.

+++

Haeri menuruti segala perintah pria yang telah menolongnya hari ini, ia berjaga di rumah sakit dan mengikuti segala kemauan pria yang telah menolongnya sampai babak belur. Benar bahwa pria itu seorang CEO dari perusahaan terkenal di Seoul. Makin merasa bersalah Haeri dengannya karena mendengar percakapan mereka tentang rapat yang harus di tunda karena CEO nya mengalami luka.

Haeri mengambil ponselnya dan mencari nama kontak kakak lelakinya.

"Hoseok oppa aku sedang berada di rumah sakit, soora membutuhkan ku di sini, oppa jangan khawatir dan katakan pada eomma dan appa aku baik-baik saja, setelah merawat nya aku akan segerakan untuk langsung pulang. "

"Baiklah, jangan terlalu larut, eomma dan appa sedang tidak ada di rumah jadi cepat lah pulang sebelum mereka."

"Ah nee oppa, aku tutup."

Haeri mengakhiri panggilannya dan berjalan menuju bangkar pria yang tadi sore menyelamatkan nya. Haeri hanya duduk di sana menatap wajah tenangnya yang sedang tertidur. Lukanya telah membaik setelah beberapa saat lalu dokter membersihkan dan mengobatinya. Haeri meremas tangannya gugup di atas paha, dirinya masih lengkap dengan seragam sekolah karena memang ia tidak pulang kerumah sama sekali dan langsung ikut mengantarkan pria ini ke rumah sakit.

"Haeri." Panggil pria itu.

Haeri langsung terperanjat. "Oh ada yang kau butuhkan? Aku akan mengambilnya. " Tawar Haeri cepat. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Ani, terima kasih telah menunggu ku dan kau sebaiknya pulang saja." Ia tersenyum tipis, Haeri baru menyadari pria yang ia kira sama sekali tidak ramah itu sebenarnya tidak juga, pria ini memiliki senyum yang indah.

"Ah tidak apa-apa, katakan saja apa yang kau butuhkan. "

"Aku ingin kau segera pulang dan istirahat, besok harus bersekolah lagi kan? "

Haeri mengangguk samar dan akhirnya bangkit dari kursi. Menurut nya baik juga jika ia tidak perlu berlama-lama di sini. "Ba..baiklah, hm kau mengetahui nama ku? "

"Name tag mu yang memberi tahu ku."

Haeri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ah begitu, aku pulang dan sekali lagi minta maaf atas kejadian hari ini dan lupakan semua nya ya, aku harap kita tidak bertemu lagi. " Haeri menundukkan setengah tubuhnya sebelum beranjak dari sana. Ucapannya benar-benar berharap agar dia tidak bertemu dengan pria ini lagi, walau pria ini telah membantunya tapi tetap saja kejadian yang memalukan tempo hari masih berputar di kepalanya.

"Baiklah." Ia mengingat gadis yang ia tolong hari ini, sebenarnya seorang CEO sepertinya tidak ada kerjaan membantu seorang gadis SMA seperti dia tapi entah kenapa saat ia berhenti sebentar di pinggir jalan dan melihat gadis bodoh itu membiarkan tas nya di curi begitu saja jiwa pria nya seperti keluar mendadak. Ingat ia hanya kasihan, tidak lebih. Dan ia memang menyuruh gadis itu pulang, ia juga punya perasaan ketika melihat gadis SMA duduk di ruangannya tanpa melakukan apapun dengan seragamnya yang masih lengkap.

Haeri melangkahkan kakinya keluar dari kamar pasien. Dia membuang nafas lega. Nasib baik pria tadi tidak meminta imbalan kepadanya yang aneh-aneh. Haeri langsung menelepon Jungkook untuk menjemputnya karena sang kakak sedang tidak bisa di hubungi.

Haeri duduk di ruang tunggu sambil menunggu Jungkook datang menjemputnya, ia mengayunkan kakinya ke depan dan kebelakang. Pandangannya menyapu ke seluruh penjuru rumah sakit, tak banyak orang-orang yang berlalu lalang. Rumah sakit ini termasuk salah satu tempat yang elit, tidak semua orang bisa masuk ke rumah sakit ini. Pria yang sudah menolongnya hari ini benar-benar orang kaya dan orang yang memiliki kekuasaan. Ia juga heran kenapa pria itu rela-rela menolong gadis SMA seperti nya? Apa ia tidak ada kerjaan lain? Entahlah, Haeri tidak memikirkan itu dan yang terpenting sekarang dirinya dan totebagnya selamat dan tanggung jawabnya terhadap pria itu juga telah selesai.

"Haeri! " Panggil pria yang berbalut hoodie hitam yang kini tengah berlari ke arahnya.

Haeri bangkit dan menunggu Jungkook tiba di depannya. " Kau baik-baik saja? Siapa yang masuk kerumah sakit ini? " Tanyanya panik ketika tubuhnya telah berada tepat di depan Haeri. Jungkook mengelus wajah cantik Haeri yang tampak kelelahan.

Haeri tersenyum singkat memindahkan tangan Jungkook dari wajahnya. "Ani, tadi temanku menyuruhku untuk menemuinya di sini sekalian dia juga lagi menjenguk kakaknya. "

Jungkook mengangguk mengerti, tidak ingin bertanya lebih karena mendapati wajah lelah Haeri, Jungkook langsung membawa Haeri menuju mobilnya.

***

Taehyung bangun dari kasurnya dengan bantuan sang ibu yang baru beberapa saat tiba di sini. Ibunya dari Jeju langsung berangkat ke Seoul demi melihat sang putra yang terluka.

"Maafkan eomma hm, eomma telat menjenguk mu. " Nyonya Kim mengelus pipi Taehyung, merasa khawatir jika putra nya tidak baik-baik saja.

"Nee eomma, aku baik-baik saja. " Taehyung memindahkan tangan ibunya, ia sudah dewasa. Ibunya tidak perlu bersikap terlalu berlebihan seperti itu.

"Yak kenapa bisa terluka begini eoh? Kenapa tidak membalas pukulannya?" Nyonya Kim sedikit kesal melihat anaknya yang di pukuli. Anaknya itu pandai dalam hal bela diri dan anaknya juga seorang yang terkenal tapi kenapa bisa di pukuli preman jalan sampai seperti ini.

"Ani eomma, tadi aku salah memukul orang yang aku kira orang itu memotret ku tanpa izin dan rupanya ia seorang preman. "

"Baiklah baiklah, sudah makan? "

Taehyung mengangguk, gadis yang mengantarnya kesini sebelum dokter bertindak ia sempat menyuapi Taehyung beberapa sendok. Pria itu memang keras kepala, bisa-bisa nya ia meminta makan dengan keadaan muka penuh luka.

"Baiklah, sekarang istirahat dan besok kau mengambil cuti sekalian bertemu dengan calon istrimu."

Muka Taehyung mendadak tertekuk, yang benar saja ibunya ini? "Eomma luka ku belum sembuh dan besok harus langsung ke rumah mereka? Apa tidak ada waktu lain menunggu lukaku sembuh dulu? "

"Appa mu tetap bersikeras untuk mempertemukan kalian besok dan tenanglah lukamu akan segera membaik, eomma jamin besok kau kembali tampan tanpa bekas luka apapun di wajahmu. "

Taehyung memutar matanya malas, tidak habis pikir dengan keputusan gila sang ayah yang memaksakan putra mereka langsung bertemu besok. Seperti tidak ada hari lain saja. Taehyung hanya bisa pasrah mengikuti suruhan sang ayah dan sang ibu yang mendorongnya. Taehyung pasrah dengan takdir besok, semoga calon istrinya tidak menyengkelkan seperti gadis yang ia tolong hari ini. Mengingat cara gadis itu menatapnya tadi di gang, ia ingin sekali menguliti gadis kecil itu. Tak tau saja jika baru di selamat kan oleh pangeran tampan sepertinya.

Tbc.


Okedehhh, jmpa di part slanjutnya, semoga dpet respon dri klian utk crita ini. 💜💜💜

Married Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang