Senyum Haeri merekah ketika nama pria yang membuatnya selalu berdebar muncul di layar ponsel. "Yoboseyo." Sapanya senang ketika suara panggilan terhubung.
"Sudah siap? Ingin aku jemput?" Sambut Jungkook dari arah seberang sana. Suasana hati pria itu juga sama berdebar, lucu saja ketika ia menyadari hatinya selalu berdebar ketika berjumpa atau berbicara dengan Haeri. Padahal bisa di bilang selama kepulangan nya ke Seoul ia lebih sering menghabiskan waktu bersama gadis itu.
Haeri menggeleng walau tau Jungkook tidak dapat melihat nya. "Tidak usah, aku bersama Soora. " Haeri berusaha agar suaranya tidak terdengar keluar, setiap yang di lakukan oleh Haeri pasti para maid di sini akan mengadu kepada tuan besar, suaminya. Walau hanya tinggal bibi Jung malam ini tetap saja harus berhati-hati, karena dialah yang paling di percaya oleh Taehyung. Ia tidak mau setelah berdandan seperti ini acara nya menonton konser dengan Jungkook akan batal. Ingin bersenang-senang saja malam ini, membunuh sejenak kebosanan yang di ciptakan oleh jarak dan kurangnya komunikasi antara mereka.
"Aku menunggu mu, eh menunggu kalian. " Jungkook terkekeh di seberang sana, lupa kalau mereka akan bertiga.
Haeri terkekeh dan kemudian memperbaiki letak tas yang tersampir di bahunya. "Aku akan segera ke sana, sampai bertemu nanti." Haeri menutup panggilan dengan senyuman yang merekah. Bahagia sekali jika dirinya dan Jungkook lah yang menjadi pasangan. Ia yakin pasti pria itu akan selalu memberikannya kebahagiaan. Haeri memeriksa kembali penampilan nya sebelum keluar dari kamar bernuansa merah dan abu itu.
"Bi, nanti kalau Taehyung sudah pulang bilang aku ada keperluan untuk ujian satu bulan lagi ya." Haeri menghampiri bibi Jung yang sedang menyapu lantai marmer rumah suaminya.
"Baik nona. " Bibi Jung tersenyum singkat dan mengangguk. Tak banyak bertanya karena ia tau bahwa Haeri selama ini hanya mendekap di rumah dan jika di lihat dari hubungan mereka tidak baik-baik saja. Ia merasa Haeri memang perlu bertemu dengan teman-temannya.
Haeri melihat jam yang melingkar di tangannya, sudah pukul delapan malam. Tidak mungkin bibi Jung harus menunggu hingga Taehyung pulang, pria itu biasanya bisa sampai larut kembali. "Bibi mendingan pulang saja, bukannya sekarang sudah waktu bibi di rumah? "
"Tapi bagaimana dengan pesan nona tadi? "
"Jangan di pikirkan, bibi pulang saja biar nanti aku yang kabarin ke Taehyung. " Haeri tersenyum lembut dan mengelus bahu bibi Jung pelan.
"Tidak apa-apa?" Bibi Jung tampak tidak yakin, sebagai maid yang paling lama mengabdi dengan Taehyung ia merasa perlu persetujuan dari tuan besarnya. Tapi mendengar perintah dari nyonya muda- istri tuan besar membuatnya lega.
"Sudah, bibi pulang saja ya. " Haeri tersenyum dan langsung mendapat anggukan dari bibi Jung. Haeri masih tersenyum sampai punggung bibi Jung menghilang di balik pintu megah tempat kediamannya dan sang suami yang miris.
Haeri segera berjalan ke luar rumah setelah mendapat pesan singkat dari Soora menjelaskan dia sudah dalam perjalanan menuju ke sini. Hati nya berdebar bukan main jika mengingat sebentar lagi bertemu dengan Jungkook yang pasti sangat tampan. Pipinya memanas hanya mengingat pria itu.
Suara deru mobil milik Taehyung terdengar, sangat di luar perkiraannya. Biasanya Taehyung akan kembali sekitaran pukul sepuluh malam tapi kenapa mendadak Taehyung kembali cepat malam ini? Haeri meremas tangannya di atas paha, apapun yang terjadi Haeri tidak akan membatalkan acara menonton konser malam ini.
"Aku sudah menyiapkan makanan di atas meja jadi kau hanya perlu memanaskan di dalam microwave jika lapar, bibi Jung sudah duluan pulang tadi. " Haeri bangkit dan menghampiri Taehyung. Sebagai istri dia juga paham apa yang harus di lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married Him [END]
أدب الهواة[COMPLETED] Kejadian yang terjadi 15 tahun lalu membuat Taehyung dan haeri saling terikat dengan janji suci. Pada awalnya memang tidak ada ketertarikan di antaranya, siapa tau jalan hidup tidak begitu selama nya buruk. Tapi semua tidak sesederha...